Universitas Riau (UNRI) catat sejarah baru pasca Sri Indarti memenangkan percaturan pemilihan rektor periode 2022-2026. Ia menjadi satu-satunya srikandi yang duduk di kursi nomor satu. Lima puluh sembilan tahun usia kampus biru langit, belum pernah ada rektor perempuan.
Sejak pagi (27/7), pelataran gedung rektorat penuh oleh awak media. Tak lain dan tak bukan, menunggu hasil rapat senat tertutup pemilihan rektor baru. Elianto, Komandan Satpam sudah pasang badan di samping Ruangan Indragiri—lokasi rapat.
Seluruh pemilik suara sudah berangsur masuk ke dalam sejak pagi. Mulai dari panitia, calon rektor, anggota Senat dan perwakilan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknlogi (Kemendikbud-Ristek). Dari total 51 anggota senat, satu orang tak hadir. Masing-masing anggota punya satu hak suara.
Dyah Ismayanti, pelaksana tugas Kepala Biro Sumber Daya Manusia mewakili kementerian. Lulusan magister Universitas Pittsburgh, Pennsylvania itu terbang dari Jakarta untuk memenuhi hak pilihnya.
Kemendikbud-Ristek punya hak suara sebesar 35 persen. Bila dijumlahkan, total 77 suara diperebutkan oleh Sri Indarti, Iwantono, dan Deni Efizon.
Sri Indarti menang telak dari Iwantono dan Deni Efizon. Ia menangguk 48 suara. Iwantono menyusul dengan 15 suara. Terakhir, Deni Efizon kalah untuk kedua kalinya dengan perolehan 14 suara.
“Alhamdulillah, acara berjalan acara lancar. Semuanya lancar, sesuai dengan rencana kita. Tidak ada gangguan dan berjalan dengan happy-happy saja,” ucap Elfizar ketua panitia.
Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam itu ungkapkan, semua suara yang masuk dinyatakan sah. Tak ada satupun yang memilih sebagai golongan putih. Proses pemungutan suara pun langsung dilakukan segera, setelah pemilih hadir di tempat.
“Saya terharu dan juga bersyukur atas kepercayaan anggota Senat dan dari juga kementerian,” kata Sri usai mengetahui hasil pemilihan.
Sri Indarti jabarkan secara singkat tentang langkah ke depan yang akan ia ambil. Ada dua program unggulan yang akan dijalankannya, sesuai dengan yang disampaikan saat penyaringan calon rektor. Pertama, memajukan akreditasi UNRI ke tingkat internasional. Kedua, menjadikan UNRI sebagai kampus berbadan hukum atau PTN-BH.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu mengajak seluruh civitas akademika untuk ikut bersinergi. Tak hanya berserah pada pimpinan.
“Kalau seandainya semua bersinergi, maka semua punya kontribusi. Dengan kolaborasi dan kontribusi bersama, saya yakin UNRI bisa maju,” katanya optimis.
Menyangkut persoalan kekerasan seksual di kampus yang masih jadi tanda tanya, Sri berjanji membuat UNRI layaknya tempat belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh warga kampus. Seandainya kembali terjadi kasus serupa, katanya, akan ditindak sesuai aturan yang berlaku.
UNRI memang sudah punya Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang akan turut tangan. Namun khusus tindakan pencegahan, Sri Indarti menyatakan hendak bersinergi dengan seluruh civitas akademika untuk melahirkan aturan-aturan dan prosedur operasional standar.
Dekan 2 periode tersebut akan dilantik setelah masa jabatan petahana Aras Mulayadi habis.
“Perkiraanya kalau dari [jadwal] tentatif, 20 Desember,” tutup Elfizar.
Reporter: Najha Nabilla, Andi Yulia Rahma, Zacky Desrian Alvis
Editor: Annisa Febiola