Yang Tersisih Kembali Dipilih

Rektor Universitas Riau, Prof. Dr. Ir. Aras Mulyadi, DEA mengalungkan kalung jabatan PAW Wakil rektor III kepada Dr. Syapsan, ME.

Syapsan pernah bertarung menduduki posisi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Namun tak dipilih. Kini Aras Mulyadi kembali memanggilnya.

Oleh Rizky Ramadhan 

PULUHAN orang memasuki Aula Rektorat lantai 4. Masing-masing berbaris ditiap sisi ruangan berdasarkan posisi yang sudah ditentukan. Paling depan, ada 10 orang dosen dan pegawai. Mereka menanti kedatangan Aras Mulyadi Rektor Universitas Riau.

Tak lama kemudian, pukul dua siang, yang ditunggu pun memasuki ruangan. Ia langsung mengambil tempat dan menghadap kesemua yang sudah menunggu. Hari itu Selasa 4 April, Aras Mulyadi akan melantik beberapa pegawai dilingkungan universitas, dekan, wakil dekan serta wakil rektor bidang kemahasiswaan.

Proses pelantikan berlangsung lebih kurang satu jam. Diawali menyanyikan lagu kebangsaan, pembacaan ayat suci alquran, pembacaan surat keputusan rektor tentang pemberhentian dan pengangkatan pejabat, pengambilan sumpah hingga penandatanganan berita acara. Prosesi ini ditutup dengan serah terima jabatan antara pejabat lama dengan yang baru.

Siang jelang sore itu, salah satu yang dilantik adalah Syapsan, sebagai Pejabat Antar Waktu Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Ia menggantikan Syafrial yang diberhentikan secara hormat oleh senat univertsitas, 25 Januari lalu. Sebelum ada penggantinya, Sujianto Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan merangkap sebagai pelaksana tugas.

Suasana serah terima jabatan antara Sujianto dan Syapsan terdengar riuh. Berbeda dengan pejabat lainnya. Gelak tawa dan tepuk tangan terdengar dalam ruangan ketika keduanya mendekat dan berpelukan.

Sebelum semuanya meninggalkan ruangan, Aras Mulyadi beri selamat dan menyalami mereka satu persatu.

SYAPSAN bukanlah orang baru di kemahasiswaan. Ia pernah menangani bidang yang sama di Fakultas Ekonomi selama 8 tahun. Ketika Aras Mulyadi memenangkan pemilihan rektor 2014 lalu, nama Syapsan pernah jadi calon kuat yang akan menduduki posisi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

Syahdan, setelah Aras Mulyadi dilantik jadi rektor di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 9 September 2014 silam, ia harus menunjuk 4 wakil yang akan membantunya selama 4 tahun mengemban jabatan.

zulfa hendri
Voting terbuka Wakil Rektor III dilakukan pada masa BEM pimpinan Zulfa Hendri.

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau pimpinan Zulfa Hendri kala itu ambil peran. Dibantu Topan Rezki Erlando Menteri Hukum dan Advokasi, mereka buat voting terbuka bagi calon wakil rektor yang mengurusi kemahasiswaan dan kelembagaan mahasiswa.

“Alasan kita waktu itu, karena wakil rektor yang dimaksud bersinggungan langsung dengan mahasiswa. Baik dalam anggaran, kegiatan maupun pembinaan,” ujar Topan.

Ide ini berawal, saat pimpinan kelembagaan mahasiswa fakultas dan universitas bikin diskusi di Pendopo dekat Jembatan Kupu-kupu, akhir Agustus 2014. Siang itu, setelah ngobrol permasalahan kampus, mereka berencana buat semacam konvensi untuk calon wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni, dengan merumuskan kriteria terlebih dahulu.

Kriteria yang dimaksud tidak menyimpang dari Permendikbud nomor 67 tahun 2008 pasal 4, tentang pengangkatan pimpinan perguruan tinggi maupun fakultas. Agar semua kelembagaan mahasiswa terlibat, Zulfa Hendri dan Topan beberapa kali mengunjungi sekretariat kelembagaan, guna mensosialisasikan rencana tersebut.

Setelah itu disepakati, pimpinan kelembagaan diminta untuk mengusulkan nama-nama terkait di fakultasnya masing-masing, sekaligus menjaring kandidat yang diusul. Ini diberlangsung mulai 12 hingga 19 September.

Selanjutnya, setelah menerima kandidat dari masing-masing fakultas, 2 Oktober kembali dibuat kriteria khusus diluar peraturan yang ditetapkan pemerintah. Alhasil, 12 nama ditetapkan.

Syapsan dan Hardi dari Fakultas Ekonomi. Syafri Harto, Sujianto dan Yoserizal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Arisman Adnan dan Khairijon dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Syaiful Bahri dari Fakultas Teknik. Syafrial dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Rika Lestari dari Fakultas Hukum. Dari Fakultas Pertanian serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ada Armaini dan Syaifuddin.

Semua kandidat yang telah terjaring, diundang dalam diskusi terbuka di Gedung Lembaga Penelitian—kini berganti nama jadi Lembaga Penelitian dan Penjaminan Mutu Pendidikan—10 Oktober. Namun hanya 6 orang yang hadir. Diantaranya: Syapsan, Hardi, Syafrial, Khairijon, Armaini dan Syaifuddin.

Mereka diminta menyampaikan visi dan misi, serta program pengembangan kemahasiswaan juga kelembagaan mahasiswa selama 4 tahun menjabat. Diakhir presentasi, mereka semua bersedia jika ditunjuk jadi wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni.

Tahap selanjutnya, pengurus BEM Universitas Riau mengumumkan 6 nama tadi lewat akun facebook Kabinet Biru Langit. Tak hanya itu, wajah 6 kandidat juga tertera di spanduk 3 kali 8 meter yang dipasang di pertigaan FISIP-FKIP. Pengumuman ini dibuat agar mahasiswa memilih langsung kandidat yang ada. Proses ini dimulai 18 Oktober.

Cara memilihnya sederhana. Mahasiswa terlebih dahulu bergabung di facebook Kabinet Biru Langit. Setelah diterima, dapat memilih langsung kandidat yang diumumkan. “Lamanya pemilihan lebih kurang satu minggu,” kenang Topan.

Pada 27 Oktober, voting ditutup. Syapsan mengumpulkan 238 suara. Khairijon 191 suara, Syafrial 63 suara, Armaini 17 suara, Hardi 10 suara dan Syaifuddin 4 Suara.

Kemudian, tiga nama peraih suara terbanyak diserahkan pada Aras Mulyadi, beberapa hari sebelum sidang senat penetapan wakil rektor digelar. Pengurus BEM Universitas Riau juga menjelaskan tahapan dan teknis selama konvensi berlangsung. Zulfa Hendri membenarkan proses yang ia buat bersama pengurusnya. “Tiga nama itu kita serahkan langsung ke rektor.”

Baik Syapsan, Syafrial maupun Khairijon tidak tahu sama sekali nama mereka diserahkan pada rektor. Syapsan hanya tahu namanya ada dalam voting yang dibuat oleh pengurus BEM di facebook Kabinet Biru Langit. “Waktu baca itu saya ketawa saja,” ujar Syapsan.

Begitu juga dengan Khairijon. Secara resmi ia tidak diberi tahu tentang pencalonan dirinya oleh mahasiswa. Katanya, ia tahu ketika dapat pesan singkat tentang daftar nama yang diajukan untuk wakil rektor III.

Lain pula dengan Syafrial. Meski juga tidak tahu namanya diusul oleh pengurus BEM, tapi ia mengaku pernah dipanggil Aras Mulyadi ke ruangannya saat masih menjabat Wakil Rektor Bidang Akademis. Saat itu, Syafrial hendak ke Malaysia untuk mengikuti wisuda doktornya. Syafrial ditawar oleh Aras Mulyadi menduduki posisi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

“Saya ini orangnya keras. Saya ingin perubahan. Jabatan ini amanah. Jika tak sanggup ya kita mundur,” sebut Syafrial, mengenang ucapannya waktu itu. Syafrial bahkan sempat menyarankan Aras Mulyadi agar menunjuk Syapsan.

Aras Mulyadi mengaku, pernah berjumpa dengan Syafrial beberapa kali. Pembahasannya tentang kesediaan Syafrial serta komitmen untuk memajukan Universitas Riau. Lebih lanjut, Aras Mulyadi tidak mau memberi penjelasan banyak terkait pertemuannya dengan Syafrial.

Meski begitu, ketika rapat senat universitas digelar 9 November, Aras Mulyadi yang diberi kewenangan penuh menentukan wakilnya, tetap menunjuk Syafrial. Aras Mulyadi mengaku, alasan memilih Syafrial karena dianggap berkompeten dibidangnya. Kata Zulfa Hendri yang ikut dalam rapat senat kala itu, tak ada perdebatan ketika Aras Mulyadi menentukan nama-nama wakilnya.

Sayanganya, genap dua tahun menjabat, Syafrial harus menghadapi tuntutan dari pengurus BEM pimpinan Abdul Khair yang juga generasi Zulfa Hendri.

Hanya satu kali demonstrasi di teras gedung rektorat, Aras Mulyadi langsung mencabut mandat Syafrial. Sebagai gantinya, Syapsan—yang pernah meraih suara terbanyak berdasarkan voting terbuka 2014 lalu—diminta menjalani masa jabatan dengan waktu yang tersisa.*