Bagaimana Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri?

Monita Olivia paparkan cara mendapat beasiswa Australian Award Scholarship (AAS) dalam Seminar Tips dan Trik Mendapatkan Beasiswa Luar Negeri yang ditaja oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Riau, Jumat (20/10).

Pertama, pahami tentang beasiswa yang akan diambil. Persiapkan dokumen jauh-jauh hari. Misalnya transkrip nilai, sertifikat kemampuan berbahasa asing TOEFL atau IELTS. Kalau untuk program S2 nilai TOEFL yaitu 525 dan IELTS 5,5. Sementara program S3 nilai TOEFL harus mencapai 550 dan IELTS 6,0.

Kemudian buat surat referensi dari pembimbing, Curriculum Vitae (CV) dan yang paling penting yaitu Priority Development Areas (PDAs).

“Kata kunci beasiswa Australia adalah Development,” jelas Monita Olivia.

Dosen Teknik Sipil UR ini merupakan penerima beasiswa AAS di Universitas Curtin Australia. AAS adalah beasiswa yang disponsori oleh pemerintah Australia melalui Department of Affairs and Trade (DFAT).

Sudah ada sejak tahun 50-an, peminat beasiswa AAS mencapai lima ribu orang setiap tahun. 85 persen untuk program Magister dan 15 persen program Doktoral. Saat ini alumni AAS di Indonesia sudah mencapai lima belas ribu orang.

Selanjutnya narasumber kedua. Shanti Fitriani, penerima Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Luar Negeri (BUDI-LN) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi di Universitas Nottingham Inggris. Beasiswa ini sudah dibuka sejak tahun 2008 kerjasama Kemenristekdikti dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Dari informasi pangkalan data perguruan tinggi Dikti, saat ini ada sekitar 235 ribu Dosen Tetap. 38 ribu dosen bergelar S1, 151 ribu bergelar S2 dan 29 ribu S3. Pada tahun 2019 ditargetkan ada 41500 dosen bergelar S3.

Shanti Fitriani yang juga Dosen Fakultas Pertanian UR  bercerita pengalaman bagaimana  ia bisa lulus kemampuan berbahasa asing. “Saya mulai pelan pelan memperbaiki kemampuan bahasa asing, padahal seringnya modal nekat,” kenangnya. Untuk mampu lulus tes bahasa Inggris ia menyarankan peserta seminar untuk sering berlatih dan mengikuti kursus bahasa Inggris.

Setelah kedua narasumber menyampaikan materinya,  acara dilanjutkan kunjungan Kampus France ke UR di tempat yang sama.

Kampus France merupakan perwakilan dari kedutaan Prancis di Indonesia untuk mempromosikan pendidikan tinggi Prancis. Pada tahun 2015 ada sekitar 300 ribu mahasiswa asing memilih Prancis sebagai tujuan studi mereka. Biaya pendidikan di sana cukup murah.

“Pemerintah Prancis memberikan subsidi pendidikan 90 persen kepada semua mahasiswa dari mana saja,” kata Indri salah satu perwakilan dari Kampus France.

Selain itu, mahasiswa di Perancis banyak mendapatkan kemudahan. Seperti transportasi, diberikan harga khusus yang lebih murah dengan hanya menunjukkan kartu tanda mahasiswa.

Acara ini merupakan program dari KUI. Pukul 9.30, Kirmizi Ritonga ketua KUI membuka seminar. Dalam sambutannya, KUI selalu berikan informasi beasiswa luar negeri kepada civitas akademika UR untuk melanjutkan jenjang pendidikan.

“Tidak ada alasan lagi untuk tidak melanjutkan kuliah karena biaya,” pesan Kirmizi.

Acara yang berlangsung di Aula Gedung Rektorat lantai empat, dihadiri  mahasiswa dan dosen di lingkungan UR. Jumlah peserta yang mendaftar secara daring 107 dan selebihnya mendaftar langsung saat pelaksanaan kegiatan.

  • Penulis : Dicky Pangindra
  • Editor   : Eko Permadi