Kawat berduri membentang dari ujung ke ujung pagar kantor DPRD Riau. Puluhan polisi berjaga di depan gerbang masuk maupun keluar. Di halaman gedung, ratusan polisi sudah siap dengan tameng dan pentungan.
Senin siang terakhir dibulan September. Berbagai elemen mahasiswa menggelar aksi demonstrasi. Mereka menamakan Aliansi Mahasiswa Riau Menggugat. Ada empat kampus yang tergabung. Universitas Riau, UIN Suska Riau, Politeknik Caltex Riau dan Universitas Abdurrab.
Satu persatu perwakilan kampus berorasi. Teriakan orator keluar dari dua corong toa di mobil komando. Mereka mengecam berbagai RUU kontroversial buatan anggota dewan di Senayan.
“Kalian DPR. Dewan Penghianat Rakyat,†teriak salah satu orator.
Mahasiswa membawa tujuh tuntutan. Serupa dengan tuntutan mahasiswa secara nasional. Hanya saja, mengenai pengesahaan RUU Penghapusan Kekeras Seksual (PKS) tidak disertakan.
Syafrul Ardi dan Juni Saputra beralasan BEM UNRI belum mengkaji soal RUU PKS. Keduanya, Presiden Mahasiswa dan Menteri Sosial Politik ini, juga menilai RUU tersebut bertentangan dengan budaya melayu.
“kita dari BEM belum menyatakan sikap mengenai RUU PKS ini,†ucap Syafrul.
Tujuh tuntutan itu meliputi :
- Menolak RUU KUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan. Mendesak pembatalan UU KPK dan UU SDA
- Batalkan pimpinan KPK bermasalah pilihan DPR
- Tolak TNI dan POLRI menempati jabatan sipil
- Stop militerisme Papua dan di daerah lain. Bebaskan tahanan politik Papua segera
- Hentikan kriminalisasi aktivis
- Hentikan pembakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera yang dilakukan oleh Korporasi pembakar hutan serta cabut izinnya
- Tuntaskan pelanggaran HAM dan adili penjahat HAM, termasuk yang duduk dilingkaran kekuasaan. Pulihkan hak-hak korban segera.
Setalah satu jam lebih berorasi, dua anggota DPRD menemui massa. Parisman Ihwan dan Kelmi Amri. Keduanya berjanji akan meneruskan tujuh tuntutan mahasiswa ke DPR RI. “Kami janji 2 Oktober sudah sampai ke dewan,†ucapnya.
Mahasiswa menerima tawaran dari anggota DPRD tersebut. Jelang pukul enam, massa membubarkan diri.
“Kami akan turun kembali jika tuntutan tak sampai ke DPR RI,†seru Ramadhana Ari, Koordinator aksi.
Reporter : Firli Nouratama
Editor : Dicky Pangindra