LPM Gagasan Taja PJTL Pertama, Bedah Laporan Investigasi

Lembaga Pers Mahasiswa Gagasan Universitas Islam Negeri Syarif Kasim (LPM Gagasan UIN Suska) menaja Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut atau PJTL pertama. Bertajuk Investigasi dan In Depth News: Mengasah Kemampuan Jurnalis Masa Kini, menghelat acara dari Sabtu hingga Minggu, 27 – 28 September 2025 di Ruang Senat UIN Suska.

In depth news atau berita mendalam menjadi materi pembuka. Direktur Utama Riau Pos dan Riau Pos Grup, Ahmad Dardari mendeskripsikan berita ini sebagai karya jurnalistik yang punya banyak perspektif. Liputan mendalam memberikan informasi secara menyeluruh. Pun dapat menjadi bahan masukan untuk pemangku kepentingan dalam mengambil sebuah tindakan.

Pria yang akrab disapa Mas Ade itu menambahkan perbedaan antara in depth news dan laporan investigasi. In depth news hanya fokus dalam pemberitaan masalah yang terjadi secara mendalam. Berbeda dengan laporan investigasi yang mencoba mengungkap suatu tindak pelanggaran. “Jika penulisan sudah mengarah pada upaya pencarian pelanggaran atas suatu masalah, maka liputan tersebut sudah memasuki ranah investigasi,” jelasnya.

Dalam menulis in depth news, penting untuk menentukan isu utama. Setelah isu didapat, ia menyarankan agar sebaiknya dibuat semi feature. Baru dilakukan pengumpulan data pendukung. “Pada tahapan ini kemampuan menembus narasumber menjadi elemen penting agar bisa memberikan keterangan,” ujar Mas Ade.

Keesokan harinya, laporan investigasi menjadi materi kedua. Wartawan Majalah Tempo, Akbar Tri Kurniawan jadi pemateri. Pria kelahiran tahun 83 itu telah meraih banyak penghargaan. Mulai dari Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi Indonesia Corruption Watch 2014 hingga Karya Jurnalistik Terbaik Isu Keadilan Pangan Oxfam 2015 – 2016.

Liputan investigasi merupakan jenis tulisan tingkat tertinggi. Tujuannya untuk mengungkap kasus kejahatan. Salah satu kejahatan paling mudah untuk didiversifikasi adalah korupsi. “Tidak semua media punya rubrik ini,” jelasnya.

Jenis tulisan ini cukup rumit, tak heran waktu pengerjaannya cukup lama. Penulis harus meluangkan waktu, biaya, ketelitian, dan keberanian untuk menyelesaikan satu tulisan. “Liputan investigasi biasanya dilakukan bersama-sama,” ucapnya.

Akbar menambahkan pentingnya data-data fisik selama peliputan dan menjadi pewarta yang skeptis.  Dalam liputan seperti investigasi, wartawan harus memastikan kebenaran data dan hasil wawancara. “Tidak semua orang itu jujur dan transparan. Pegang kata-kata saya, kalau pakai uang baru bisa,” tutup Akbar.

Pewarta: Farziq Surya dan M. Rafli Maulana
Penyunting: M. Rizki Fadilah