Universitas Riau kembali mencatat sejarah dengan mengukuhkan 13 guru besar baru melalui Sidang Senat Terbuka yang digelar di Gedung Student Center, Kampus Bina Widya, Selasa (10/12). Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Riau, Sri Indarti, jajaran pimpinan universitas, serta tamu undangan dari berbagai kalangan.
Sri Indarti menyampaikan bahwa pengukuhan ini merupakan momen penting bagi Universitas Riau untuk terus mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. “Dengan bertambahnya guru besar, kualitas penelitian dan inovasi di Universitas Riau diharapkan semakin berkembang sehingga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Pengukuhan sesi pertama menghadirkan tujuh guru besar dari berbagai bidang keilmuan. Salah satunya adalah Hermandra dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Ilmu Semantik. Dalam orasi ilmiahnya, ia memaparkan penelitian bertajuk Semantik Kognitif sebagai Media Pembedah Makna. Penelitian ini menggali hubungan antara bahasa dan proses kognitif manusia, memberikan perspektif baru dalam studi semantik.
Di Fakultas Kedokteran, Arfianti memberikan orasi ilmiah mengenai Terapi Sel Punca Mesenkimal untuk Penyakit Hati. “Penelitian ini telah menunjukkan bahwa terapi sel punca memberikan efek positif pada fungsi hati, mengurangi fibrosis, serta meningkatkan angka harapan hidup tanpa efek samping serius,” ujarnya.
Selanjutnya, Ismawati dari fakultas yang sama mempresentasikan penelitiannya mengenai Inhibitor Proteasom sebagai Terapi Aterosklerosis. Ia menjelaskan bahwa penelitian ini fokus pada penggunaan enzim proteasom untuk menghambat proses inflamasi pada arteri.
Di bidang genetika, Herman dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mengungkap peranan mutasi dalam meningkatkan sifat tanaman. Ia menyatakan bahwa mutasi genetik dapat menjadi solusi bagi pengembangan tanaman dengan sifat unggul.
Sementara itu, Wan Nishfa Dewi dari Fakultas Keperawatan memberikan inovasi dalam keperawatan kardiovaskular. “Kami memodifikasi sadapan EKG yang memungkinkan deteksi cepat dan akurat pada pasien dengan gangguan jantung,” jelasnya.
Guru besar lainnya yang dikukuhkan pada sesi pagi termasuk Roza Elvyra dengan penelitiannya pada biologi ikan selais, serta Azwir yang meneliti dampak tata kelola perusahaan terhadap kinerja perusahaan keluarga.
Sesi siang melanjutkan pengukuhan enam guru besar lainnya. Salah satu orasi ilmiah menarik datang dari Deni Efizon dari Fakultas Perikanan dan Kelautan. Ia mengangkat penelitian bertajuk Ikan Terubuk: Perjalanan Panjang Potensi Ekonomis yang Terabaikan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ikan terubuk merupakan ikon daerah yang harus dilestarikan.
Di Fakultas Pertanian, Dewi Fortuna Ayu menyoroti manfaat minyak sawit merah sebagai pangan fungsional. “Minyak ini kaya provitamin A yang membantu mencegah kekurangan vitamin dan menghasilkan makanan yang lebih bergizi,” jelasnya.
Penelitian ekosistem mangrove oleh Elfriyeldi dan kontribusi moluska bagi lingkungan oleh Syafruddin Nasution juga mendapat perhatian, menyoroti pentingnya konservasi sumber daya hayati. Dari Fakultas Hukum, Firdaus memaparkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban bagi perusahaan pengelola sumber daya alam sesuai UU No. 40 Tahun 2007. CSR dinilai berperan penting dalam pembangunan sosial ekonomi, khususnya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Yusmarini dari Fakultas Pertanian menutup dengan pembahasan produk pangan fermentasi, seperti teh kombucha dan susu kedelai fermentasi, yang bermanfaat bagi kesehatan.
Dengan dikukuhkannya 13 guru besar baru, jumlah guru besar aktif di Universitas Riau kini mencapai 123 orang. Rinciannya adalah sebagai berikut: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 28 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 7 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 15 orang, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FAPERIKA) 24 orang, Fakultas Pertanian (FAPERTA) 8 orang, Fakultas Teknik (FT) 15 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 20 orang, Fakultas Hukum (FH) 1 orang, Fakultas Kedokteran (FK) 3 orang, dan Fakultas Keperawatan (FKP) 2 orang.
Sri Indarti menyebutkan bahwa empat nama sedang menunggu SK pengukuhan guru besar. Dengan tambahan ini, total guru besar Universitas Riau akan mencapai 127 orang.
Penulis : Farziq Surya
Editor : Nazhifah Novenda