Kementerian Agraria dan Lingkungan Hidup BEM UNRI tidak HADIRI Pemanggilan DPM UNRI, tertulis pada postingan video akun Instagram Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Riau (DPM UNRI), yang disebarkan Sabtu (7/10).
Video tersebut berisi pernyataan atas ketidakhadiran dari Kementerian Agraria dan Lingkungan Hidup di Sidang Pleno II, pada 29 September – 1 Oktober.
Ketidakhadiran dalam sidang berarti sama dengan tidak adanya laporan program kerja selama tiga bulan belakangan. Pasca Sidang Pleno I.
Ketua Komisi 2 DPM Syolihin runtutkan cerita. Pada hari kedua sidang, 30 September Menteri Agraria dan Lingkungan Hidup Dian Permana dikeluarkan dari forum. Alasannya saat itu karena Dian langgar tata tertib yang diberlakukan. Ialah menggunakan sandal saat sidang.
“Bukan mengusir, tapi mungkin mereka merasa diusir dan merasa sakit hati,” jelas Syolihin.
Syolihin katakan kalau DPM ingin tegakkan tata tertib sidang. Karena itu ia harap pada Dian untuk kembali ke forum dengan kenakan sepatu.
“Dalam persidangan tidak ada satupun yang menggunakan sendal. Tiba-tiba kok seorang menteri pake sendal? Kan disini mereka juga harus mempertanggung jawabkan progress report yang mereka buat selama kepengurusan pasca Sidang Pleno I,” ujar Syolihin.
Sidang selanjutnya pada1 Oktober, Dian dan para anggota tak nampakkan batang hidung. Syolihin pun tanyakan hal ini pada Presiden Mahasiswa (Presma) Khoirul Basar. Ia jawab ada dugaan sakit hati lantaran dikeluarkan dari forum.
“Dihari ketiga, sore hari sempat ada 3 orang anggota kementrian (anggota Dian) masuk untuk mengikuti persidangan. Tapi mungkin setelah melihat ada pertanyaan kementrian mereka yang belum terjawab mereka keluar lagi,” tutur Syolihin.
DPM mengaku geram. Karena persidangan tampak dimain-mainkan. Atas kejadian ini, Syolihin ujarkan DPM layangkan surat pemanggilan pada Senin, 2 Oktober. Atur pertemuan tanggal pada Jumat 6 Oktober.
Harapannya, pertemuan ini dapat menyelesaikan permasalahan. Pun jika tidak selesai, Syolihin minta Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM ambil langkah tegas.
Pada hari yang sudah disepakati, Sekretaris Menteri Leoni Khafizah datang 30 menit sebelum janji temu. Mendadak ia minta penjadwalan ulang karena Dian berhalangan untuk hadir. Syolihin nilai kejadian ini kurang beretika.
“Tapi kalau mereka minta pengunduran jam mungkin masih bisa diterima,” ujarnya.
Leoni Khafizah pun angkat bicara. Ia katakan tidak ada unsur sakit hati dalam kejadian ini. Ungkapnya, penggunaan sepatu dalam ruang sidang tidak ada disepakati peserta sidang sebelumnya.
Tambahnya ia mengaku kecewa dengan pimpinan sidang, Roni Chania yang saat itu langsung mengeluarkan Dian. Mestinya diberi peringatan terlebih dahulu.
Mengenai panggilan dari DPM, Leoni membenarkan bahwa Kementrian Agraria dan Lingkungan Hidup meminta penjadwalan ulang. Sebab saat itu Dian dipanggil oleh dosen pembimbing nya setelah sholat Jumat.
Namun DPM menolak untuk membuat jadwal ulang. DPM bilang bahwa Dian tak mesti hadir jika berhalangan. Cukup ia dan anggota saja. Melalui Leoni, Dian pun saat itu minta anggota nya untuk datang terlebih dahulu dan nanti ia akan menyusul. Nyatanya, hanya dua anggota Dian yang konfirmasi bisa hadir.
Pada Minggu 8 Oktober 2023, Kementerian Agraria dan Lingkungan Hidup mengaku belum mendapatkan surat panggilan kedua dari DPM.
Leoni juga mengatakan bahwa Basar belum ada memberi tanggapan mengenai hal ini. Ia mengaku tidak tahu apakah ada pembicaraan lebih lanjut antara Basar dengan pihak DPM.
BM sudah meminta janji temu dengan Dian untuk mengonfirmasi beberapa hal. Ia bilang belum bisa bertemu lantaran padatnya urusan akademik. Begitu juga dengan Presma Khoril Basar dan wakilnya Armizul. Keduanya tak membalas pesan yang dikirimkan.
Penulis: Nur Wachida Olivia
Editor: Ellya Syafriani