Universitas Riau (UNRI) resmikan dua program studi (prodi) baru di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian atau Faperta. Ialah Ilmu Tanah dan Proteksi Tanaman jenjang sarjana. Peresmian ini berlandas SK Nomor 12/E/0/2024 pada 9 Januari 2024 di Jakarta.
Ilmu Tanah akan menjadi prodi yang berkonsentrasi pada pengelolaan sumber daya lahan sub optimal di lahan rawa gambut. Hal ini selaras dengan Riau yang miliki lahan gambut yang mendominasi.
Sementara itu prodi Proteksi Tanaman mendalami berbagai persoalan terkait hama. Misalnya pada penyakit tanaman, gulma yang tumbuh di perkebunan kelapa sawit, karet, sagu, dan perkebunan lainnya.
Kepala Prodi Ilmu Tanah Irwin Mirza Umami ujarkan Riau miliki lahan gambut yang paling luas di Sumatera. Hal tersebut yang mendasari prodi Ilmu Tanah ini dibutuhkan dan dihadirkan.
“Prodi Proteksi Tanaman dan Ilmu Tanah tidak dapat dipisahkan dalam pertanian, itulah pentingnya prodi ini didirikan,” ujarnya pada Senin (4/3).
Pun sebenarnya kedua prodi ini bukanlah hal baru di UNRI. Jurusan Agroteknologi sebelumnya ada terdiri dari tiga prodi. Ialah Agronomi, Ilmu Tanah, dan Proteksi Tanaman yang sebelumnya bernama Hama Penyakit Tumbuhan (HPT). Ketiga prodi itu akhirnya dileburkan menjadi satu di Jurusan Agroteknologi karena adanya turunnya minat mahasiswa.
Seiring berjalannya waktu, UNRI memutuskan kembali untuk membuka dua prodi tersebut. Lantaran adanya kebutuhan ilmu terutama pada Indonesia bagian Barat.
Prodi ini menjadi satu-satunya yang baru ada di Riau. Setelah menyusul dari Universitas Sebelas Maret, Institut Pertanian Bogor, Universitas Lampung, Universitas Gajah Mada, Universitas Halu Oleo, Universitas Jendral Soedirman, dan Universitas Andalas.
Dekan Faperta UNRI Besri Nasrul bilang UNRI miliki dosen berjumlah kurang lebih 1400. Hal tersebut sangat memungkinkan UNRi untuk kembali menambah prodi. Ia kutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), satu prodi terdiri dari lima dosen. Maka UNRI bisa miliki lebih dari 200 prodi. Yang kini tercatat ada 120.
”Karena dengan demikian tupoksi kerjanya tercapai karena dosen digaji. Kemudian juga menyediakan keragaman pilihan untuk mahasiswa sebagai persiapan menuju PTN-BH [Perguruan Tinggi Berbadan Hukum],” ujarnya.
Mengenai kurikulum pembelajaran, Kepala Jurusan Agroteknologi Amrul Khairi tuturkan akan ada revisi untuk mata kuliah sesuai kesepakatan asosiasi.
Dalam waktu dekat akan ada rapat perubahan kurikulum untuk prodi Proteksi Tanaman, Ilmu Tanah, dan Agronomi. Amrul bilang setelah prodi ini berjalan dan mendapati mahasiswa maka kurikulum Agroteknologi akan menjadi Agronomi.
Untuk jalur penerimaan dua prodi ini akan dibuka lewat jalur Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMM-PTN). Prodi Proteksi Tanaman akan dibuka dari tanggal 4 Mei-14 Juli 2024. Sedangkan Ilmu Tanah dibuka pada 4 Mei-20 Juli 2024.
Kepala Program Studi Proteksi Tanaman Hafiz Fauzana bilang kini sudah lakukan sosialisasi untuk mengenalkan prodi baru ini. Dimulai dengan penyebaran brosur, pembuatan laman yang tengah proses, dan kunjungan ke sekolah untuk lakukan promosi. Ia bilang untuk pembukaan prodi ini targetkan minimal 40 mahasiswa.
Selain dua prodi tersebut, Besri juga bilang akan ada dua jurusan lainnya. Pertama ada Jurusan Ilmu Pertanian jenjang Doktoral, yang kini sudah mendapati persetujuan. Lalu ada prodi Ilmu Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian jenjang sarjana yang sudah disetujui rektorat. Prosesnya sedang pengurusan berkas di sistem informasi Kemendikbud.
Informasi lanjutan dapat dilihat di https://faperta.unri.ac.id atau https://agrotek.faperta.unri.ac.id/
Penulis: Ahsan Dzul Fahmi
Editor: Arthania Sinurat