Kerumunan mahasiswa Jurusan Kehutanan Universitas Riau (UNRI) bergerak menuju jembatan kupu-kupu. Masing-masing menggenggam karung putih kosong. Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Divisi Konservasi Forestry Student Club atau FSC adakan kegiatan pembersihan arboretum. (5/6)
Arboretum adalah suatu tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. UNRI sendiri memiliki arboretum seluas 10 Ha.
Ketua umum FSC Ahmad Billy Wibawa mengatakan bahwa seluruh kegiatan manusia tak terlepas dari plastik. Setiap individu setidaknya menghasilkan sampah sulit terurai itu perharinya. Maka ia imbau agar tumbuhkan kesadaran diri akan bahaya pencemaran lingkungan. Terlebih lagi yang diakibatkan oleh sampah plastik.
“Minimal buang sampah ke tempatnya,†tegas Billy.
Sejak tertinggal dua tahun dikarenakan pandemi Covid-19, arboretum sudah lama tak diurus. Seperti melihat peluang, jurusan yang identik dengan warna hijau ini sigap ambil posisi. Program kerja wajib bidang konservasi FSC segera laksanakan aksi pembersihan arboretum.
Minggu itu, Billy dan kawan-kawan sepakat berkumpul di jembatan kupu-kupu. Ia memulai kegiatan dengan beri pengarahan. Selanjutnya membagi rekan aksinya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, ia amanatkan untuk membersihkannya langsung.
Awalnya, kelompok satu mulai dengan menumpaskan kawasan jembatan. Setelah dirasa tuntas, perjalanan berlanjut hingga menuju arah Fakultas Perikanan dan Kelautan. Dengan titik mulai kegiatan yang sama, kelompok kedua juga berpacu semangat membersihkan kampus. Bedanya mereka menyisir dari arah yang berlawanan. Kedua regu mulai mengangkut sampah dari area luar hingga dalam arboretum. Bahkan sampai dalam selokan sekalipun.
Selama pembersihan, ternyata banyak ditemui sampah berserakan sepanjang area arboretum. Sisi luar apalagi, sudah seperti bank sampah saja. Sebab, lokasi tersebut kerap dikunjungi mahasiswa yang gemar nongkrong di alam terbuka. Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Konservasi Muhammad Zaki.
“Setiap sore banyak sekali orang yang nongkrong, duduk-duduk disini tapi tidak menjaga kebersihan,†kesalnya.
Zaki juga ungkapkan keinginannya agar kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh Jurusan Kehutanan. Melainkan, seluruh warga UNRI dapat lebih memperhatikan kebersihan kampus biru langit ini.
Jenis sampah yang terkumpul bukan hanya dari golongan plastik. Bekas tisu dan kaleng minuman turut memenuhi keranjang sampah mereka. Karung besar untuk menampung sampah mulai penuh.
Waktu istirahat mereka berkumpul kembali. Selain kegiatan pembersihan, FSC mewajibkan anggotanya membawa botol minum. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Serta pembekalan ilmu agar mengurangi penggunaan plastik minuman. Anggota rehat dengan meneguk air masing-masing.
Setelah kegiatan berakhir, semua sampah yang telah dikumpulkan dibawa ke tempat pembuangan sampah yang terletak di sebelah stadion mini.
Billy mengatakan, sudah sepatutnya mahasiswa kehutanan menjaga dan melestarikan lingkungan, terutama arboretum. Ia juga ajak mahasiswa-mahasiswa lainnya ikut berpastisipasi dalam kegiatan seperti ini. Tujuannya agar lingkungan tetap terjaga.
“Bukan cuma di arboretum, tapi di seluruh Universitas Riau,†tutupnya.
Penulis: Hafifah Antini
Editor: Karunia Putri