Berdasarkan surat edaran dari Lembaga Penellitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau (LPPM UR) tanggal 6 April 2015, pendaftaran Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) dilakukan secara online. Alur yang dilalui adalah mahasiswa bayar ke Bank BTN sebesar 150 ribu gunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) masing-masing, pada 8 hingga 24 April, dan pendaftaran melalui online dilaksanakan mulai 9 hingga 25 April.

Defrianto, kepala Pusat Komputer (Puskom) UR katakan, selama ini pendaftaran Kukerta dilakukan manual, sehingga mahasiswa ramai ke LPPM. Pihak LPPM kemudian berdiskusi dengan pihak Puskom UR, agar pendaftaran kukerta gunakan sistem online dengan pertimbangan bisa dilakukan di mana saja. Kemudian pihak Puskom menyanggupi dan langsung siapkan sistemnya.

Namun, pada 9 April lalu pendaftaran kukerta sempat dihentikan dan dibuka kembali pada pukul 2 siang. Masalahnya, kata Defrianto, karena sistemnya masih developt, karena pertama kali. Ada juga masalah sistem kredit semester (SKS). Sudah semester 6, namun tidak terhubung di bank. “Kalau banyak yang login tidak masalah, karena tidak mencapai puluhan ribu, hanya sekitar 5 ribu saja,” tambahnya.

Defrianto katakan yang dapat mendaftar adalah yang telah lulus 100 sks, Puskom membuat program yang lulus. Namun aturannya saat ini, telah mengambil 100 sks. Misalkan mahasiswa telah lulus 90 sks dan tengah mengambil 20 sks, maka mahasiswa tersebut boleh ikut kukerta. “Jika sebelumnya yang sudah ambil 100 sks, dan telah berlangsung maka kita modifikasi programnya,” jelasnya saat ditemui di ruangannya.

Menyoal lokasi yang keluar berbeda dengan pilihan mahasiswa, Harison katakan kesalahan terjadi pada pihak puskom. Misalkan dia mendaftar di Kampar, tiba-tiba yang keluar di Tanjung Pinang, itu kesalahan dari pihak Puskom. “Itu yang sedang di set agar tidak bermasalah lagi. Ini yang pertama, semua berburu tempat karena persoalan lokasi. Semua pengen dekat, pengen cepat, itu saja sebenarnya,” ujarnya.

Harison katakan tentang mahasiswa yang telah mendaftar sebelum pemberhentian sementara tetap sah, sedangkan yang terganggu itu dihapus semuanya. Pada 13 April, Harison adakan rapat terkait beberapa kendala sistem selama berjalannya pendaftaran sistem online dan memanggil pihak puskom selaku tim IT. “Jika pihak puskom tidak bisa, maka pemakaian sistem online akan ditinjau kembali. Tidak tertutup kemungkinan akan menggunakan sistem manual,” katanya.

Rapat yang berlangsung lebih kurang lebih satu jam itu dihadiri oleh tim pengelola Kukerta, pihak Puskom dan Sekretaris LPPM. Berlangsung di Lantai 2 Gedung LPPM. Sementara menunggu rapat selesai puluhan mahasiswa terus menunggu keputusan dari LPPM. Usai Rapat, pihak LPPM dan Puskom ajak mahasiswa berkumpul di depan gedung LPPM untuk dengar informasi hasil rapat.

Selama 10 menit, Harison beserta tim sampaikan hasil rapat pada para mahasiswa. Sampaikan bahwa, pendaftaran kukerta tetap gunakan sistem online. Usai berikan informasi, Harison beri kesempatan pada mahasiswa yang ingin bertanya. Ia juga sampaikan sistem online tetap dibuka bagi yang belum dapat tempat. “Bagi yang tidak bisa mendaftar online, pihak puskom akan membantu mahasiswa mendaftar. Nanti akan dilayani oleh beberapa tenaga ahlinya,” jelasnya.

Harison jelaskan lagi, jika mahasiswa kembali memilih tempat yang penuh dan tidak bisa lagi. Di tempat kosong tidak tertutup kemungkinan tidak multi disiplin lagi. Terkait masalah hasil yang keluar berbeda dengan yang dipilih saat mendaftar, Harison sampaikan tidak ada lagi seperti itu, jika ada diharapkan melapor ke Puskom. Pilih daerah yang inginkan. Jika ada teman anda menitip, mau pindah lokasi, namun tidak menfaatkan kesempatan mengisi. Maka begitu dihapus, dan bisa saja diisi orang lain. Dan hasilnya tidak ada lagi namanya,” ujarnya.

“Bagi mahasiswa yang ingin menghapus tempat harus mendatangi langsung pihak Puskom dan membawa ktm aslinya. Setelah itu barulah berani dihapus kalau tidak kesempatan anda hanya satu kali mengisinya. Jika anda punya print out tidak akan berubah,” kata Harison.

Mengenai menambah lokasi Harison jelaskan, tidak mudah. Karena harus berunding hingga ke bupati, camat, dan kepala desa. Kalau memang penuh lokasi dan tidak dapat, ia akan turun ke lokasi lagi menambah desa. Harison pertanyakan tentang kabar penuhnya kuota, menurutnya hingga senin pagi, pendaftar di bank masih 4.900 mahasiswa, sedangkan kapasitas yang disediakan adalah 6 ribu mahasiswa. Menurut aturan kukerta mahasiswa bersedia ditempatkan dimana saja, namun dikarenakan sistem online, siapa cepat dia dapat.

Bagi mahasiswa yang telah membayar dan mendapat tempat, jelas Harison, prosedur selanjutnya adalah menunggu pengumuman pembekalan. Akan diumumkan pada 25 hingga 30 April di LPPM. Dan pembekalan, tiap mahasiswa hanya ikuti 1 hari saja, tidak ada izin. Bagi yang tidak ikut pembekalan otomatis tidak diturunkan. Jadwal pendaftaran tidak tertutup kemungkinan akan diperpanjang, menurutnya bukan karena masalah, namun karena mungkin masih ada mahasiswa yang belum terlayani hingga tanggal 25 tersebut. “Jika masih ada maka pendaftaran akan dibuka kembali,” ucapnya.

Usai menjawab pertanyaan para mahasiswa, Harison mengajak mereka agar kembali mendaftar kukerta secara online. Ia berharap pendaftaran berlangsur lancar, sistem online tetap dilanjutkan. “Kalau ada masalah, kita cek dimana kesalahan. Terkait dengan IT , Puskom sudah bersedia melayani, jia akademis bisa mendatangi pihak LPM dan Fakultas,” ujarnya. #Agus Alfinanda