Kelas Terpadu Universitas Riau (IC Unri) mulai digunakan sebagai ruang perkuliahan Mata Kuliah Wajib Kurikulum dan Mata Kuliah Wajib Universitas. Melansir dari unri.ac.id, peresmian dilakukan oleh Rektor Unri Sri Indarti, Selasa (4/1).
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Nabila Rahmadhani merasa puas dengan fasilitas yang tersedia. “Sangat berbeda dengan fasilitas di FKIP [Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan] yang sangat minim. Jadi ketika masuk ke ruangan itu langsung, wah , gini ya ternyata dapat ruangan yang bagus,” ujarnya, Senin (3/2).
Nabila sempat cemas ketika pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) karena hampir semua ruangan di IC Unri terisi penuh. Sehingga dia harus berebut mengambil mata kuliah umum yang sama dengan fakultas dan jurusan yang berbeda.
Tak bisa dihindari, Nabila harus berpisah dengan beberapa teman satu jurusannya. Tapi itu tak jadi masalah, dia senang karena bisa merasakan suasana baru yang berbeda.
Sementara itu, mahasiswa Jurusan Kimia Haikal Pramudya Arla mengeluhkan tempat parkir yang belum memadai. “Dengan ruangan dan pelajar yang sebanyak itu, lokasi parkir yang disediakan masih terbilang kurang luas. Mencari parkiran cukup memakan waktu,” keluhnya.
Meski demikian, Haikal juga merasa nyaman belajar di gedung tersebut. Dia mengatakan fasilitas di gedung itu cukup bagus. Mulai dari pintu, ruangan, kursi, lift penyandang disabilitas, serta lorong yang terlihat indah.
“Banyak orang menjadikan gedung ini sebagai objek foto,” tutupnya.
Mengenai parkir, Komandan Satuan Pengamanan Elianto menjelaskan bahwa untuk sementara parkiran mahasiswa berada di depan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Bahasa Unri. Hal ini karena jalan pertigaan Jalan Muchtar Luthfi menuju Jalan Buraq ditutup.
“Seharusnya di Panjat Tebing, karena ada pekerjaan jalan akses ke panjat tebing tidak bisa,” jelas Elianto, Jumat (7/2).
Banyaknya kendaraan roda dua terparkir di UPT Bahasa Unri, terdapat empat satpam yang harus menjaga parkiran. Kata Elianto, parkiran khusus pelajar akan berada di Taman Buah. “Tidak kami tebang tapi akan kami rapihkan sehingga siswa motor tidak panas,” tutupnya.
Penulis: Sherly Ananda dan Wahyu Prayuda
Penyunting: Fitriana Anggraini