ISMPI Taja Seminar dan Musyawarah Kerja Wilayah

Senin (22/9), Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) taja seminar nasional sekaligus musyawarah kerja wilayah. Seminar usung tema Penguatan Sumber Daya Manusia dalam Mewujudkan Kemandirian Pangan untuk Menghadapi Pasar Bebas Asian Tenggara 2015. Acara bertempat di Gedung Rektorat lantai IV Univeritas Riau (UR). Nyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars ISMPI oleh paduan suara.

Sambutan dari Ketua Panitia—Bayu Kuriawan, Ketua BEM Fakultas Pertanian (Faperta UR)—Arizal Muhammad Bagus, Rahmat Rendy Saputra Ketua Koordinator Wilayah 1 Sumatera—Ketua Sekjen ISMPI Ananda Bahri. Secara resmi dibuka oleh PR III—Rahmat MT. Seminar datangkan pembicara dari  Kementerian Pertanian Ketua Badan Perlindungan Pangan Provinsi Riau—Prof.dr Ir Masganti MS, Staf Ahli Dinas Tanaman dan Pertenakan Provinsi Riau—Ir Hardison. Perwakilan dari Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia dijadwalkan akan menjadi pembicara namun berhalangan hadir karena ada agenda lain.

Kegiatan ISMPI akan berlangsung tiga hari. Hadir perwakilan delegasi mahasiswa Universitas Syiah Kuala Aceh, Universitas Andalas Padang, Universitas Asahan Kisaran Medan, Universitas Bengkulu, Universitas Nomensen Medan, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,  dan Universitas Medan Area.

“Alasan kami pilih tema tersebut karena isu pasar bebas sedang hangat dan memang sudah harus disuarakan segera,” jelas Bayu Kurniawan selaku Ketua Panitia. Ia katakana seminarnya ini bisa sampaikan kenyataan di Indonesia, di Riau dalam bidang pertaniannya. Hasil  dari seminar juga akan kami ajukan kepada kementerian pertanian dalam bentuk pernyataan sikap.

Masganti dalam materinya sampaikan tentang  strategi pembangunan pertanian berkelanjutan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Ia singgung tentang daya saing Indonesia di Asean berada diposisi 7 di atas Mnyanmar, Kamboja, dan Timor leste. “Berarti kita harus memiliki daya saing,” tegasnya. Karena siapa yang kuat itulah yang akan bertahan karena salah  satu dari konsekuensi MEA terbentuknya pasar tunggal yang tidak ada batasnya.

Ia juga menyampaikan beberapa strategi yang dapat dilakukan seperti tingkatkan daya saing. Fokus kepada komoditi yang akan diunggulkan, meningkatkan nilai tambah, lalu adanya antisipasi perubahan iklim, dan lakukan beberapa kebijakan seperti beri subsidi, kembangkan infrastruktur penelitian serta ditingkatkan sumber daya manusianya.

Hardison bicarakan tentang peranan dari lembaga pertanian dalam meningkatkan kemandirian pangan secara berkelanjutan. “Diperlukan  peranan yang seimbang antara pemerintah dan masyarakat seperti yang telah diatur dalam undang-undang, jelasnya.

Salah seorang peserta dari delegasi Universitas Bengkulu  bertanya tentang peranan Riau dari kementerian pertanian Indonesia untuk menghadapi pasar bebas. “Riau dalam menghadapi pasar bebas bisa dengan strategi meningkatkan komoditas dan di Riau ditingkatkan lagi produktivitas kelapa sawitnya,” jawab Masganti.

“Peran Riau sebenarnya dalam beberapa tahun ini  Riau telah mengekspor sayur ke Singapura, tapi permasalahannya ditransportasi  sehingga kalah efisien dibandingkan daerah lain,” tambah Hardison.

“ISMPI menyadari bawa ada hak-hak petani yang harus diperjuangkan,” tutur Bayu. Pasar bebas petani lokal bukan hanya bersaing dengan sesamanya tetapi dengan importerimportir asing, karena sebelum pasar bebas produk luar sudah menguasai apalagi dengan adanya pasar bebas, tutupnya. #Wilingga dan Azizah