Sempat terhenti selama dua pekan, kesiapan pemungutan suara ulang dalam Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Riau (UNRI) dipertanyakan. Menindaklanjuti hal itu, Panitia Pemilihan Raya Universitas (PPRU) adakan diskusi bersama Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi (UPT TIK) pada (16/8).
Dua hari setelahnya, PPRU adakan pertemuan terbatas dengan berbagai pihak. Di antaranya Steering Committee, Panitia Pengawas (Panwas), Kelompok Studi Linux (KSL), Kepala UPT TIK, Wakil Rektor III, dan perwakilan dari kedua pasang calon. Bertepatan dengan keluarnya Surat Keputusan tentang Masa Pending Tahapan Pemira UNRI.
Dari rembukan bersama ini dibahas terkait kelanjutan tahapan pemungutan suara ulang Pemira UNRI.
Dwi Rahman Suhada selaku Koordinator Acara katakan, seminggu sebelum pemungutan ulang dilakukan, panitia sudah melaksanakan uji kelayakan sistem dan server. Terhitung selama tiga hari, mulai 24 sampai 26 Agustus. Uji kelayakan ini dihadiri oleh PPRU bersama Panwas, KSL, dan pihak UPT.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Fisip), Fakultas Pertanian (FP), serta Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di hari pertama. Disusul Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Fakultas Teknik. Dilanjutkan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, dan Fakultas Keperawatan pada hari terakhir.
“Untuk mekanisme dan sistem sama saja, cuma ditambah pemetaan fakultas,†ucapnya.
Rahman menyayangkan partisipasi mahasiswa dalam uji kelayakan yang dinilai begitu sedikit. Daftar Pemilih Tetap yang dibagi pun tak sampai 10 ribu mahasiswa per harinya. Di hari pertama uji kelayakan saja, keseluruhan hanya berjumlah 91 mahasiswa. 10 dari Fisip, 65 dari FMIPA, dan 16 dari Faperta.
Terkait pemetaan tempat pemungutan suara agak sedikit berbeda. PPRU dan Panwas sepakat berbagi tugas menjadi operator, disaksikan kedua perwakilan pasangan calon. Pemetaan ini didasarkan jumlah mahasiswa masing-masing fakultas yang tercatat sebagai DPT.
Kata Rahman, mahasiswa aktif angkatan 2014 yang tidak mempunyai surel gafe dapat mengakses pranala pelaporan yang disediakan panitia.
“Saat uji kelayakan gak ada yang melapor,†terangnya.
Mahasiswa yang akan memberikan suara, dapat mengakses laman http://pemira.unri.ac.id. Syaratnya melakukan swafoto menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa, Kartu Rencana Studi, atau surat aktif kuliah. Jika terdapat perbedaan saat berswafoto dan kartu identitas yang digunakan, mahasiswa bisa menghubungi narahubung yang difasilitasi panitia.
Mahasiswa yang memilih, kata Rahman, tak diperkenankan memakai penutup wajah. Baik itu masker maupun cadar. “Disesuaikan dengan foto identitasnya.â€
Dalam jangka waktu seminggu mempersiapkan pemungutan suara ulang, panitia sudah melakukan sosialisasi lewat Instagram. Bahkan, Penanggungjawab Fakultas telah ditunjuk guna menyebarkan informasi Pemira. Tak hanya itu, video berisi ajakan untuk menyemarakkan pesta demokrasi ikut disebar. Hal ini karena kampanye dari bakal calon memang dilarang.
“Sudah masif, sudah cukup tau mahasiswa,†lanjut Rahman.
Perolehan hasil suara nantinya akan ditampilkan di media sosial Pemira UNRI setelah proses validasi selesai. Tidak ada ketentuan waktu yang disediakan.
“Selesai validasi, langsung secepatnya dipublikasi di hari itu,†tegas Rahman.
Sehari sebelum pemungutan suara, PPRU juga melangsungkan diskusi kembali. Diskusi dimulai pukul 2 siang hingga 4 sore. Kali ini membahas terkait hasil dari uji kelayakan, kendala, serta kesiapan sistem.
Rahman menyebut, sarana dan prasarana penunjang pemungutan ulang sudah dipersiapkan. Hal ini sudah termasuk teknisi dan servernya.
“Alhamdulillah semua udah ready,†tutup rahman.
Penulis: Febrina Wulandari, Sakinah Aidah, Ellya Syafriani
Editor: Firlia Nouratama