Jumat (10/4), Balai Bahasa Provinsi Riau adakan gerakan Indonesia menulis 2015 di Aula Balai Bahasa Provinsi Riau. Acara akan digelar 3 hari ini, dibuka oleh Drs. Agus Sri Danardana sebagai Ketua Balai Bahasa. Diikuti oleh mahasiswa Universitas Riau (UR), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Islam Negeri (UIN) Suska, dan Sekolah Tinggi Seni Riau.

Hadir juga sastrawan Riau dari Forum Lingkar Pena, Komunitas Menulis Paragraf, Komunitas Rumah Kayu, dan Komunitas Pena Terbang. Agenda pelatihan penulisan puisi disampaikan oleh Marhalum Zaini, prosa oleh Griven H. Putra, dan esai oleh Hary B. Kori’un.

Pemateri pertama oleh ketua balai, paparkan tentang menulis. Ia jelaskan menulis menjanjikan manfaat yang begitu besar dalam membantu pengembangan daya inisiatif, kreativitas, kepercayaan diri, dan keberanian. Serta kemampuan dalam menemukan, mengumpulkan, mengolah dan menata informasi.

Menulis merupakan komunikasi tidak langsung, sebutnya lagi, artinya jika terjadi kesalahan, kita butuh waktu untuk memperbaiki. Juga harus bayangkan siapa yang akan membaca. Jika hasil tulisan tidak sesuai dengan pembaca, cenderung diabaikan. Bahasa merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Harus sesuai dengan kaidah yang berlaku, seperti ejaan, diksi, kalimat, paragraf, dan wacana.

Griven H. Putra ceritakan pengalamannya. Ia sebutkan, sebelumnya ia tidak punya cita-cita jadi penulis. Awal karirnya dimulai dengan kebiasaan surat-menyurat bersama ayahnya. Ia ceritakan juga, harus terbiasa menulis apapun kejadian yang dilihat dan terus menulis.

Yulita Fitriana selaku Ketua Panitia katakan acara merupakan program kerja balai bahasa. Acara bertujuan, membantu sastrawan menjawab permasalahan yang dihadapi selama menulis, melalui sharing dengan para ahlinya. Juga bisa jalin hubungan interpersonal antara sesama sastrawan, hingga membangkitkan kembali kekuatan sastrawan Riau.

Yulita katakan lagi, kegiatan akan diselenggarakan selama lima kali di empat tempat. 2 di Pekanbaru, dan lainnya di Kabupaten Pelalawan, Bengkalis, dan Indragiri Hilir. Tiap peserta diminta untuk kumpulkan karya dihari terakhir, berupa cerpen, puisi, atau esay. “Semua hasil karya akan digabungkan dan pengumuman pemenang akan digelar pada acara pekan bahasa dan pekan sastra dibulan Juni,” ujarnya.

Nur hidayah peserta dari UIN Suska katakan acara bermanfaat. Karena selain menambah ilmu baru, juga dapat berkenalan dengan calon penulis dan sastrawan. “Semoga muncul sastrawan muda yang bawa inspirasi baru bagi sastra Riau,” katanya. (*14)