Kolaborasi Mahasiswa FKIP Unri Desak Transparansi Perbaikan Fasilitas, WD II: Perbaikan Sudah Sesuai Aturan

Kolaborasi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau (FKIP Unri) menggelar demonstrasi pada Senin, 5 Mei 2025. Lambatnya perbaikan fasilitas dan kurangnya transparansi proses advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM FKIP menjadi buntut aksi pemasangan spanduk di sejumlah titik di FKIP, Kampus Bina Widya.

Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Daffa mengatakan telah berulang kali menyampaikan keluhan terkait fasilitas kampus kepada BEM FKIP. “Sejak pelantikan BEM hingga dua setengah bulan terakhir,” ujarnya.

Permasalahan yang kerap disorot antara lain atap ruang kelas yang bocor, kursi dan meja yang tidak layak, kipas angin dan Air Conditioner (AC) yang rusak, serta plafon yang jatuh. Selain itu parkiran juga tidak memadai, perlengkapan laboratorium terbatas, serta masalah keamanan dan kebersihan lingkungan kampus.

Dok/Himaprostpek FKIP Unri
Dok/Himaprostpek FKIP Unri
Dok/Himapentika FKIP Unri
Dok/Himapefsi FKIP Unri

“Kami sudah melakukan audiensi dan forum komunikasi, namun tindak lanjut serta laporan fisik dari pihak BEM maupun fakultas tidak jelas. Kami merasa tidak ada transparansi dalam proses advokasi,” jelasnya.

Ia menyayangkan sikap BEM yang dinilai kurang aktif dalam menyuarakan dan mengadvokasi perbaikan fasilitas. “Kami hanya diberi janji-janji tanpa realisasi nyata,” tambah Daffa.

Aksi ini melibatkan hampir seluruh kelembagaan mahasiswa FKIP. Total ada 11 lembaga yang turut berpartisipasi dari 16 program studi atau prodi. Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Ryan bilang beberapa prodi tidak dapat hadir karena sedang dalam masa transisi kepengurusan dan sibuk kegiatan lain.

“Sebenarnya, jika tidak ada kendala semua prodi siap berpartisipasi. Ini adalah keresahan bersama,” kata Ryan. Mereka juga mengunggah video dokumentasi aksi di media sosial kelembagaan masing-masing untuk memperluas cakupan aksi.

Dok/Hima Sejarah FKIP Unri
Dok/Hima Sejarah FKIP Unri
Dok/Himasatori FKIP Unri
Dok/Himasatori FKIP Unri

Mahasiswi Pendidikan Bahasa Jepang, Nuzul berharap FKIP memiliki fasilitas toilet yang bersih, aman, dan layak pakai. Serta memiliki pintu dan kunci yang berfungsi dengan baik.

“Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga keamanan,” ujarnya. Mereka berharap aksi ini dapat menjadi pemicu bagi BEM dan pihak fakultas untuk segera memperbaiki sarana dan prasarana di FKIP.

Kolaborasi Mahasiswa FKIP menuntut BEM FKIP untuk segera melakukan audiensi bersama seluruh kelembagaan terkait. Membahas perbaikan dan pembaharuan sarana dan prasarana di setiap prodi dengan batas waktu paling lama dua kali 24 jam setelah aksi. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, mahasiswa mengancam akan menindak lanjut aksi mereka.

Tiga poin utama tuntutan yang disampaikan, di antaranya:

  1. Melakukan audit menyeluruh terhadap fasilitas
  2. Mengajukan anggaran perbaikan dan pengadaan
  3. Memperbaiki dan merawat fasilitas secara berkala

Komentar BEM FKIP Unri Terkait Aksi

Forum Komunikasi Advokasi Sosial Politik FKIP Unri telah melakukan diskusi. Forum komunikasi itu menghasilkan audiensi bersama seluruh pimpinan dekanat. Audiensi ini menjadi bagian dari upaya advokasi dan koordinasi lebih lanjut.

Gubernur BEM FKIP Unri, Muhammad Paisal menyampaikan bahwa surat permohonan audiensi telah disampaikan pada Senin 5 Mei 2025. Audiensi akan direncanakan dalam waktu dekat, tambahnya.

“Kami ingin audiensi dihadiri seluruh pimpinan dekanat agar aspirasi, keluhan, dan tuntutan mahasiswa FKIP dapat didengar langsung oleh pihak kampus,” tulis Paisal melalui WhatsApp pada Selasa, 6 Mei 2025.

Paisal bilang BEM FKIP telah berkoordinasi dengan kelembagaan mahasiswa FKIP.  Memastikan aspirasi mahasiswa tersampaikan secara komprehensif. “Semangat ini juga menjadi semangat kami di BEM FKIP untuk terus memperjuangkan hak-hak mahasiswa FKIP,” ketiknya.

Mahasiswa PPKn itu menyampaikan apresiasi atas semangat dan komitmen seluruh mahasiswa yang terus peduli dan aktif dalam pergerakan advokasi.

“Saya berharap solidaritas ini dapat memperkuat barisan perjuangan bersama di lingkungan FKIP,” tutup Paisal.

Respons WD II FKIP Unri Soal Fasilitas

Wakil Dekan (WD) II Bidang Umum dan Keuangan FKIP Unri, Mahmud Alpusari menjelaskan seluruh prosedur pengadaan dan perbaikan fasilitas telah dijalankan sesuai aturan. Pihak fakultas bersama prodi telah melakukan pengecekan di lapangan terkait kelengkapan kursi dan fasilitas kelas.

Ia mengakui masih ada keluhan terkait kursi yang kurang atau rusak di kelas. Namun, Mahmud juga menegaskan bahwa di setiap awal semester pihak fakultas selalu menandatangani kontrak [terkait fasilitas] dengan prodi. Mereka turun ke lapangan, menghitung, dan memastikan setiap kelas sudah terisi 50 kursi sesuai standar.

“Kursi yang kurang mungkin karena dipindahkan untuk kebutuhan lain atau kerusakan yang terjadi setelah proses pengecekan awal,” ucap Mahmud.

Terkait atap bocor, pihak fakultas telah melakukan penanganan langsung. Termasuk pembersihan atap dan penebangan pohon yang mengganggu.

Lanjutnya, pengadaan fasilitas seperti AC dan TV dilakukan secara bertahap sesuai anggaran yang tersedia. “Kami tidak bisa langsung membeli semua kebutuhan karena anggaran berasal dari kementerian bukan pribadi,” ujar Mahmud.

Ia bilang tim cleaning service juga melakukan pemeliharaan fasilitas setiap hari. Mulai dari membersihkan ruangan, kamar mandi, hingga lingkungan kampus.

Untuk alat laboratorium, Mahmud menjelaskan setiap alat dan bahan yang tercantum dalam penuntun praktikum wajib disediakan. Pria asal Indragiri Hulu itu juga menegaskan bahwa pembelian alat laboratorium besar hanya bisa dilakukan melalui proses pengajuan anggaran dan persetujuan pihak terkait.

“Jika ada kekurangan, mahasiswa bisa mengusulkan ke prodi untuk dimasukkan ke anggaran tahun berikutnya,” ungkapnya.

Pihak fakultas selalu terbuka menerima keluhan dan melakukan audiensi dengan mahasiswa. Ia mengimbau mahasiswa untuk melaporkan setiap kekurangan secara langsung agar dapat segera ditindaklanjuti.

“Kami sudah melaksanakan audiensi dengan BEM dan akan terus berkomunikasi untuk memastikan fasilitas terbaik bagi mahasiswa,” ucapnya.

Dengan segala keterbatasan dan prosedur yang harus dijalani, pihak fakultas berkomitmen untuk terus memperbaiki fasilitas demi kenyamanan dan kelancaran proses belajar-mengajar. “Kami tetap melaksanakan semaksimal mungkin dalam proses perbaikan, sesuai aturan yang berlaku,” tutupnya.

Aksi pemasangan spanduk berlangsung sekitar pukul setengah dua dini hari pada Senin, 5 Mei 2025. Spanduk dipasang di empat titik utama. Jalan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), di depan Sekretariat BEM, simpang menuju Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan (PMIPA), dan area fakultas. Pemasangan berlangsung sekitar pukul setengah dua dini hari.

Penulis: Lisa Atika Putri
Editor: Fitriana Anggraini