Kronologis Menurut Satpam FISIP Saat Penggeledahan Gelanggang Mahasiswa

Sekretariat Mapala Sakai FISIP UNRI di lantai dua Gelanggang Mahasiswa masih disegel polisi

Satuan Pengamanan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau berjaga seperti biasa saat Tim Densus 88 dan Gegana datang menggeledah Gelanggang Mahasiswa.

Dedi salah satu Satpam jelaskan tim penggeledah datang sejak pukul 12 siang. Mereka melapor ke Satpam yang berjaga di pos depan. Pos ini menghadap jalan utama di lingkungan UNRI. “Bang, kami mau masuk. Ada yang mau diamankan,” ujar Dedi menirukan ucapan petugas.

Tim kemudian masuk, menuju depan Dekanat FISIP yang berjarak 130 meter dari pos depan. Mereka juga melapor kepada Satpam FISIP yang berjaga di depan dekanat. Dedi cerita, satpam yang berjaga saat itu adalah Zumadi. Mendapat laporan dari tim gabungan polisi, Zumadi dan tim gabungan polisi langsung ke belakang menuju Gelanggang Mahasiswa saat itu juga.

Gedung oranye itu terdiri dua lantai. Lantai satu digunakan sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa, Dewan Perwakilan Mahasiswa, ruang pertemuan serta kamar mandi. Lantai dua merupakan ruang tiap himpunan mahasiwa di FISIP. Ruangan yang jadi tempat penggeledahan Densus 88 berada di lantai dua. Sekretariat Mapala Sakai masih di segel dengan garis polisi hingga dini hari.

Sekitar pukul tiga sore, tim gabungan polisi telah memasang garis polisi di sekitar gedung. Kendaraan polisi berjejer di jalan dekat gedung arah gerbang utama Jalan HR. Soebrantas. Melihat keramaian, mahasiswa yang lalu lalang banyak berhenti untuk menyaksikan. Satpam kemudian menegur tak terjadi apa-apa dan menyuruh mereka melanjutkan perjalanan. Namun tetap saja banyak yang berhenti ingin melihat.

Mudi, Satpam FISIP cerita, awalnya ia berada di Gedung Pascasarjana FISIP UNRI. Tiba-tiba sudah banyak saja mobil yang berjejer, adapula mobil Barracuda. Mudi kemudian bertanya pada satpam yang berjaga di pos tempat tim gabungan meminta izin. “Ada teroris,” ujar kawannya sambil berbisik. Mereka tak berani menyampaikan langsung karena takut salah ucap.

Beberapa mahasiswa berkumpul di lantai satu Gelanggang Mahasiswa. “Kalian sedang apa?” tanya Densus 88 yang datang.

“Sedang buat tugas.”

“Kami dari kepolisian. Adek tetap di dalam ya, diam,” ujar Dedi menirukan ucapan polisi. Mahasiswa tersebut kemudian diajak meninggalkan tempat. Barulah tim Densus 88 naik ke atas.

Tak ada yang boleh mendekat. Beberapa satpam yang menunggu dari gedung perkuliahan C dekat Gelanggang Mahasiswa diminta menjauh ketika tim melebarkan garis polisi.

Dedi menghitung ada sekitar dua puluh orang Densus 88 yang kenakan seragam lengkap, “Busernya lebih banyak di sekitar lokasi.”

“Ada kejadian mahasiswa perempuan dibentak petugas karena hendak datangi lokasi,” cerita Erik, Satpam FISIP juga. Mahasiswi tersebut sudah dilarang untuk mendekat namun ia tetap mendekat. “Ada investigasi kata petugas. Tapi dia tetap ngeyel. Jangan dek kata polisi lagi. Namun dia tetap maju akhirnya kena bentak.”

Sekitar pukul empat sore, penggeledahan selesai.

Dedi juga awalnya tak menyangka bahwa yang tertangkap adalah alumni FISIP UNRI. Satpam yang bertugas di FISIP sering berjumpa dengan K, salah satu terduga teroris yang ditangkap. Menurut mereka tak ada keanehan sikap K.

“Ia tunak di Gerai FISIP jualan telur gulung,” terang Dedi.

Penulis : Rizky Ramadhan

Editor   : Eko Permadi