Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di halaman gedung Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UR), pukul 10.00. Mereka mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Peduli FISIP, menuntut transparansi anggaran kelembagaan mahasiswa, Kamis (30/3).
Tak hanya itu, mereka juga mengkritik ketersedian fasilitas kampus yang kurang layak. Seperti air conditioner tidak berfungsi dan toilet kampus yang kotor. Protes sekelompok mahasiswa ini juga menyoal jual beli nilai dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dosen FISIP.
Lama mengutarakan protes namun pimpinan FISIP tak kunjung turun, Fikri Aditya selaku Koordinator Lapangan aksi bersama rekan-rekannya perlahan memasuki gedung. Namun mereka ditahan oleh petugas keamanan dan terlibat adu mulut.
“Kalau dekan dan wakil dekan tidak turun, kami akan tetap masuk,†ancam Fikri. Tak lama kemudian, Belli Nasution selaku Wakil Dekan I, Zaili Rusli WD II dan Suyanto WD III turun menemui mahasiswa.
Suyanto langsung bicara terkait anggaran. Katanya, anggaran kelembagaan mahasiswa yang lebih tahu adalah pihak universitas. “Pasalnya anggaran dan laporan keuangan fakultas ada di universitas. Fakultas tak punya rekening.â€
Meski begitu, Suyanto berjanji akan menjawab pertanyaan mahasiswa terkait transparansi anggaran. Hanya saja, ia mensyaratkan agar mahasiswa yang mengatasnamakan aliansi ini mengajukan surat terlebih dahulu.
Terkait pelecehan seksual dan jual beli nilai, Suyanto mengaku tidak tahu sama sekali. Tapi ia meminta pada mahasiswa agar melaporkan hal tersebut padanya, jika mengetahui tindakan tersebut.
Mendengar jawaban Suyanto, Fikri Aditya dan kawan-kawan tetap meminta pihak fakultas segera membuka anggaran kelembagaan mahasiswa lebih transparan. Mereka juga meminta adanya dialog pembahasan terkait.
“Karena pemimipin yang baik harus transparan,†tegas Agustar, mahasiswa Sosiologi yang juga ikut aksi. #Misdha