Mahasiswa gelar aksi di depan Gedung DPRD Riau, tuntut turunkan Jokowi JK, Rabu (1/4). Â Diikuti oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP), dan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se Indonesia (BEM SI). BEM SI, gabungan dari mahasiswa UR, Universitas Islam Negri Suska Riau, Universitas Muhammadiyah Riau, Universitas Pasir Pangaraian, Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS), Universitas Mumahammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Syah Kuala Aceh.
Kekesalan mahasiswa tertuang pada selembar kertas yang disebarkan pada masyarakat. Tertulis, bahwa Jokowi dikatakan dimodali oleh mafia, dan mahasiswa sebutkan tidak mungkin bagi Jokowi berantas mafia.
Mahasiswa beranggapan bahwa semua kebijakan Jokowi hanya sengsarakan rakyat. “Penindasan rakyat sekarang sudah terjadi, dari harga BBM yang naik turun, sembako naik, gonjang ganjing politik, lemahnya KPK, dan terjadi perpecahan partai,†jelas Suyeni selaku Koordinator Lapangan (Korlap).
Suyeni katakan, aksi sebagai tindak lanjut dari November tahun lalu, saat pertama kali Jokowi naikkan harga BBM. Dan saat migas dilempar ke pasar, sebagai bentuk dari ekonomi liberalisme. “Indonesia tidak menggunakan ekonomi liberalisme, itu hanya digunakan oleh negara di Eropa. Jokowi telah melanggar UUD 1945 pasal 33, dengan semua kebijakan yang dikeluarkan Jokowi menurut rapat akbar seluruh BEM SI di Kalimantan,†tegas Suyeni.
Heri selaku Presiden Mahasiswa UNIKS tanggapi aksi dengan positif. “Kami dukung aksi ini, karena Jokowi telah telantantarkan rakyat Indonesia. Maka kami ikut turun ke jalan,†jelasnya.
Henri, Wakil Presiden Mahasiswa UR nyatakan bahwa aksi ini bukanlah sebuah rencana dari pelatihan advokasi yang laksanakan UR. “Tapi aksi sebagai inisiatif mahasiswa yang hadir karena melihat kebijakan yang Jokowi lakukan,†tukas Henri. Dia jelaskan lagi, aksi ini sebagai bentuk evaluasi pemerintah lebih kurang enam bulan jadi presiden. Henri juga tegaskan, puncak dari aksi digelar pada 25 Mei mendatang.
Saat aksi, mahasiswa meminta masuk atau tepat didepan kantor DPRD. Terlihat sebelah kiri BEM FISIP, dan dikanan aliansi BEM SI. BEM SI coba dobrak pagar hingga salah satu pagar lepas dan mereka memenuhi gedung DPRD. Berbeda dengan BEM FISIP, mereka tetap minta secara sopan pada aparat agar diijinkan masuk kedalam gedung paripurna.
“Kami ingin tunjukkan bahwa mahasiswa FISIP beretika dalam aksi,†ujar M. Afzalurrahman sebagai Korlap BEM FISIP.
Setelah beberapa saat BEM SI masuki gedung DPRD, BEM FISIP di ijinkan masuk ruang paripurna dengan damai. Lalu diikuti oleh BEM SI. Saat itu mahasiswa sampaikan tuntutannya. Maka terbentuk tim transisi, terdiri dari tujuh kampus untuk mencabut mandat Jokowi.
Ketua DPRD Riau Suparman sebutkan akan teruskan aspirasi mahasiswa pada DPR RI, dan presiden. Ia juga tambahkan, aksi berlangsung damai dan sesuai dengan prosedur.
“Aksi kali ini bisa dikatakan berhasil. Tujuan kami membentuk tim transisi ini adalah untuk menduduki istana negara pada 20 Mei nanti,†ujar Suyeni. Menurutnya, selagi belum ada peruban dari Jokowi maka BEM SI akan terus lakukan aksi, dan duduki kantor DPRD selama mungkin hingga Jokowi turun dari jabatannya. Ia jelaskan, apabila ada perubahan sikap dari Jokowi, BEM SI akan pertimbangkan tindakan selanjutnya. Dan mahasiswa akan terus aksi agar isu penurunan Jokowi tidak hilang sampai pada puncak aksi nanti.
Mirwansyah, Korlap BEM FH UIR berharap Jokowi JK mundur dari jabatannya. “Aksi kali ini sebagai tindak lanjut dari 100 hari kinerja selanjutnya,†jelasnya.
Namun, korlap BEM FISIP katakan mereka tidak bergabung dengan BEM SI dengan alasan mereka tidak sepaham tentang reformasi jilid II. Hal itu bukan hal yang mudah dilakukan harus ada dasar hukum, dan mekanisme pelaksanaannya. “Kami hanya mengkritik kinerja Jokowi, dan berikan solusi,†ujar M. Afzalurrahman.
Rahmad Nuryadi Putra Ketua BEM FISIP katakan akan ikut mendukung jika diundang secara resmi pada 20 Mei mendatang. “Rencana internal dari mahasiswa FISIP, tunjukkan sikap santun saat aksi. Kedepannya kami akan terus evaluasi lagi,†jelas Putra. (*12,*18)