Aksi kembali dilakukan mahasiswa Universitas Riau (UNRI) di depan Gedung DPRD Provinsi Riau pada Selasa (24/09). Gerakan ini adalah lanjutan dari aksi sebelumnya dalam tagline #TuntaskanReformasi dan #RiauDibakarBukanTerbakar, bersamaan pula dengan Memperingati Hari Tani. Daniel Ahmadian, Gubernur Mahasiswa Fakultas Pertanian yang menjadi Koordinator Lapangan.
Seruan aksi dimulai dengan orasi bergantian dari beberapa perwakilan mahasiswa.
Menjelang waktu Salat Ashar, Syafrul Ardi selaku Presiden Mahasiswa UNRI diikuti beberapa perwakilan dari setiap fakultas melakukan diskusi dengan pihak anggota dewan. Mereka meminta seluruh mahasiswa bisa masuk ke dalam gedung untuk menyampaikan aspirasi dan Salat Ashar.
Permintaan tersebut tidak diindahkan dengan alasan Standar Operasional Prosedur. Tapi jika hanya 15 sampai 20 orang saja yang masuk, akan diberikan izin.
Massa menolak. Akhirnya Salat Ashar dilakukan di jalan raya.
Sebelum mulai salat, terjadi dorong-mendorong antara massa aksi dengan pihak kepolisian karena massa dianggap akan menghalangi lalu lintas warga sekitar. Namun, dapat direda dengan cepat.
Penyampaian aspirasi pun dilanjutkan.
“Saat ini, peraturan yang dibuat oleh pemerintah hanya untuk penguasa. Banyak RUU yang tidak pantas untuk masyarakat,†ucap Hendra Mayu Firmansyah, Bupati Jurusan Agribisnis UNRI dalam orasinya.
Tak lama, Syafrul mengambil alih pengeras suara dan menegaskan bahwa massa tidak diizinkan masuk ke dalam gedung. Kemudian, Ia langsung bacakan enam tuntutan:
- Menuntut DPRD Provinsi untuk mendesak pemerintah mencabut izin korporasi.
- Menuntut DPRD Provinsi Riau untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat dan DPR RI agar mencabut UU KPK dan UU Permasyarakatan
- Menuntut DPRD Provinsi Riau untuk menyampaikan DPR RI agar menolak RKUHP.
- Menuntut DPRD Provinsi Riau untuk menyampaikan kepada DPR RI agar menunda Pengesahan RUU PKS
- Menuntut DPRD Provinsi Riau mengawasi dan menolak RUU yang tidak pro terhadap pertanian
- Menuntut DPRD mengontrol alih fungsi lahan berdasarkan optimalisasi lahan.
Sebelum aksi berakhir, massa menggelar spanduk-spanduk bertuliskan keresahan dan tuntutan di aspal halaman gedung DPRD, tepat di depan polisi yang berbaris.
Setelah itu, terjadi sedikit kericuhan saat bersiap untuk bubar. Massa aksi sudah mengendarai kendaran roda dua. Ketika melewati polisi yang berdiri di pinggir jalan, ada dua kendaraan bermotor dibarisan depan yang tiba-tiba menggeber kendaraannya, sehingga suaranya terdengar ribut.
Lalu polisi memukul beberapa massa lain di barisan belakang. Hal ini membuat situasi menjadi panas. Mengakibatkan beberapa terluka.
Salah satu nya Muhammad Ilham Bilhaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia menjadi salah satu korban ketika berusaha melerai kericuhan tersebut. Seketika dua orang polisi menghampiri dan memukul wajah serta menendang dada Ilham.
“Mungkin ada dua kali polisi menendang, namun tendangan yang kedua mengenai paha saya,†ucap Ilham.
Kericuhan yang terjadi tersebut akhirnya reda setelah massa aksi memilih untuk mundur.
Selain itu, Daniel katakan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa UNRI akan adakan konsolidasi lanjutan membahas pemerintahan saat ini.
“Akan ada konsolidasi lanjutan yang diwadahi oleh BEM UNRI,†ucap Daniel.
Reporter: Eka Suci Pramana Sari
Editor: Ambar Alyanada Numashurrayyadewi