Ratusan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UR) berunjuk rasa di depan Gedung Dekanat menuntut Syafri Harto mundur dari jabatannya sebagai Dekan FISIP, Senin (10/4). Mahasiswa beralasan Syafri Harto tak transparan dalam mengelola anggaran dan meminta pertanggungjawabannya.
Pukul tengah 9 pagi, mobil pick up hitam lengkap dengan pengeras suara bergerak dari Masjid Arfaunnas menuju Dekanat FISIP. Belasan mahasiswa mengikuti. Sesampainya di Depan dekanat, mahasiswa membentangkan spanduk. Isinya “Turunkan Dekan FISIP UR #kamitidaktakut.â€
Niko Adrian—Koordinator Lapangan (Korlap) mulai orasi. Ia mengajak mahasiswa yang berdiri di koridor antara Gedung A dan B ikut aksi. Hanya belasan orang yang mengikuti. Beberapa mahasiswa memakai almamater dan pengeras suara portable masuk ke ruangan untuk membubarkan perkuliahan. Satria Ramadhan, Gubernur FISIP ikut bersama rombongan meminta perkuliahan dihentikan.
“Hari ini perkuliahan dialihkan ke Pesta Rakyat di depan dekanat,†teriak Fikri Adytia dibalik pengeras suara.
Di ruang B1, Tri Joko Waluyo, Dosen Hubungan Internasional menolak permintaan rombongan. “Sekarang lagi UTS, nanti setelah selesai.â€
Pukul 10 pagi, massa mulai menyemut di depan Dekanat. Selebihnya menyebar di koridor antara gedung A dan B, parkiran dan depan Gedung Sutan Balia.
Asap hitam mulai mengepul ke udara. Mahasiswa membakar ban bekas. Para ketua kelembagaan bergantian orasi.
“Hari ini kita berduka, kita belasungkawa atas matinya rasa cinta dekan,†sahut Satria. Kemudian dilanjutkan dengan ketua kelembagaan HIMA Bisnis, Nadya Reza “pada hari ini kita sama-sama menyuarakan aspirasi kita,†sahutnya.
Usai orasi, belum ada satu pun pimpinan fakultas turun untuk mendengar aspirasi mahasiswa. Tak sabar, mahasiswa aksi yang membentang spanduk maju beberapa langkah hingga sampai ke teras depan dekanat. Mahasiswa lain ikut berkumpul.
Tidak lama, pimpinan fakultas datang menemui massa. Dekan Syafri Harto, Belly Nasution, Zaili Rusli, Suyanto masing-masing Wakil Dekan I sampai III turut hadir.
Syafri Harto berdiri satu meter di depan pintu kaca lobby. Suyanto berjarak sekitar dua meter dari Syafri Harto, berhadapan langsung dengan massa.
“Kami tidak mau lagi negosiasi lagi. Kami menuntut dekan turun,†kata Niko. “Cukup tiga kali audiensi,â€.
Usai orasi, Syafri Harto mendekat ke massa. Niko pun membacakan pernyataan sikap.
Kehidupan kampus FISIP dibawah kepemimpinan Bapak Syafri Harto sebagai dekan banyak terdapat masalah-masalah yang menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya hak-hak mahasiswa yang telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan kehidupan kampus. Adapun masalah yang terjadi di FISIP UR sebagai berikut:
- Ketidakjelasan anggaran kemahasiswaan dan terindikasi melakukan tindakan penyelewengan
- Melakukan tindakan teror berupa ancaman pembunuhan kepada mahasiswa dalam kehidupan kampus
Hal ini sangat bertentangan dengan perkembangan demokrasi dimana demokrasi diajarkan dikampus sehari-hari. Masalah-masalah diatas merupakan masalah menyangkut keterbukaan anggaran dan pertanggung jawaban serta mengganggu kenyamanan kehidupan kemahasiswaan di kampus. Maka, kami mahasiswa FISIP UR menuntut:
- Syafri Harto mundur dari jabatan sebagai dekan diikuti mundurnya wakil dekan periode 2014/2018
- Hasil rapat senat ditujukan kepada rektor UR. Senat FISIP UR untuk segera melakukan rapat dengan rekomendasi konkrit menuntut dekan mundur dari jabatannya
- Rapat senat dilakukan selambat-lambatnya satu kali 24 jam, jika tidak kami akan membekukan perkuliahan dan membakar kampus FISIP.
Usai membacakan pernyatan sikap, Niko meminta seluruh ketua kelembagaan menandatangani surat dua lembar tersebut. Massa juga menuntut Syafri Harto menandatangani surat yang menyatakan mundur dari jabatannya. Ia hanya menerima surat pernyataan sikap, namun tidak mau menandatangani surat pernyataan mundur.
Massa menuntut agar dilakukan rapat senat. Protokoler rektorat yang juga hadir saat aksi mencoba menenangkan massa. Untuk memberhentikan dekan ada mekanisme yang harus dilalui. Permintaan tersebut tidak dapat dilakukan begitu saja. “Ada prosedur yang harus dilakukan terlebih dahulu.â€
Saat yang bersamaan, Syafri Harto menerima panggilan telepon. Ia masuk ke dalam gedung dan tidak kembali lagi. Massa pun mempertanyakan keberadaan dekan.
“Bapak yang menjemput dekan atau kami yang menjemputnya ke atas?†teriak Niko kepada Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
Suyanto awalnya meminta waktu untuk berbicara ditolak oleh massa. Ia pun meminta waktu lima menit menemui dekan. Massa setuju. Lantas, ia masuk ke dalam gedung.
Polisi Sektor Tampan menurunkan anggotanya mengamankan aksi. Ada enam polisi menjaga di lobby dekanat. Security kampus FISIP sudah lebih dulu berjaga.
Sambil menunggu, massa menyanyikan lagu-lagu pergerakan mahasiswa. Buruh tani, Mars Mahasiswa, Indonesia Raya.
Lima menit berselang, Suyanto tak kunjung kembali. Massa pun memaksa untuk masuk ke dalam gedung menjemput dekan. Aksi ini dihadang pihak keamanan.
Massa merapatkan barisan. Di bawah komando Niko, massa mendobrak hadangan petugas keamanan. Pintu pertama yang terbuat dari kaca mulai bergeser sejengkal. Aksi yang pertama ini digagalkan petugas keamanan yang berlapis. Percobaan kedua, petugas keamanan tidak dapat menahan dorongan massa.
“Praakk…,â€bunyi pintu kaca pecah.
Pintu yang terbuat dari kaca dan aluminium sudah tak berbentuk. Kilwan—seorang security yang menghadang massa terluka di bagian tangan kiri terkena pecahan kaca. Ia dilarikan ke Rumah Sakit Pendidikan UR.
Petugas keamanan dibantu beberapa mahasiswa mengangkat pecahan kaca keluar gedung. Aksi untuk masuk ke dalam gedung dicoba lagi. Kali ini meja penerima tamu digeser untuk menutup pintu kedua lobby. Massa berhasil mendobrak hadangan petugas keamanan dan menarik keluar meja tersebut. Upaya untuk memasuki gedung tetap gagal karena polisi semakin banyak menghadang.
Massa kemudian melunak. Para perwakilan ketua kelembagaan diperbolehkan masuk untuk menemui dekan.
Lima menit kemudian, para perwakilan keluar tanpa membuahkan hasil. Beberapa kali perwakilan menemui dekan. Akhirnya, aksi pun ditunda karena memasuki waktu shalat dzuhur.
Pukul 2 siang, massa berkumpul kembali. Kali ini, Korlap mengajak seluruh massa menuju rektorat. Meminta pimpinan universitas menindaklanjuti pernyataan sikap Aliansi Mahasiswa Peduli FISIP.
Sesampainya di teras Rektorat UR, massa diterima Syapsan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Ia berjanji akan membahas masalah tersebut dengan pimpinan universitas lainnya. Protokoler rektorat menandatangani pernyataan sikap dengan meminta sebelumnya redaksional ditambah. Yaitu tanda terima pernyataan sikap.
Usai mendengarkan penjelasan Syapsan. Massa pun kembali ke dekanat FISIP. Mobil diparkirkan tepat di depan dekanat. Rencananya, sebagian massa membuat camp dan menginap di kampus.
Bahana sudah mencoba untuk menghubungi dekan dan wakil dekan III. Panggilan tersambung ke kedua pimpinan FISIP tersebut. Syafri Harto menjawab panggilan melalui telepon kantor Bahana. Namun, jaringan tidak stabil. Suara pun tidak jelas. Kemudian ia menutup telepon. Selanjutnya, menggunakan telepon pribadi. Ia tak menjawab lima kali panggilan dan layanan pesan singkat. Suyanto juga tidak menjawab panggilan melalui telepon pribadi. *Ambar Alyanada, Bayu Sukma Atmaja