“Roh politik kampus ada di FISIP. Masa sekelas FISIP aklamasi?” Pertanyaan ini dilontarkan Hendri Maizardi. Ia adalah Tim Kemenangan Bakal Pasang Calon atas nama Muhammad Sambu pada Pemira Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau (FISIP UNRI).
Pemilihan Raya atau Pemira di FISIP UNRI kembali digelar. Pesta demokrasi ini menandakan kepemimpinan Ahmad Alfiansyah dan Khairul Wahidi usai. Sudah saatnya Gubernur dan Wakil Gubernur FISIP itu berganti.
Alur Pemira ini miliki beberapa tahapan. Dimulai dari tahapan sosialisi sejak 20-22 Februari lalu. Kemudian tahap pendaftaran pasangan calon pada 23 hingga 27 Februari. Ada pula proses pengembalian dan verifikasi berkas pada tanggal 28 Februari.
Usainya ada fit and proper test pada 29 Februari. Dilanjutkan kampanye 1 sampai 4 Maret, dan debat dialogis, masa tenang, hingga berakhir pemungutan suara.
Hingga pada Rabu (28/2), nama Rajief Paborsky dan Jetro Sumando ditetapkan sebagai pemenang Pemira secara aklamasi. Bertempat di Ruang Rapat Gelanggang Mahasiswa pukul 20.50.
Penetapan nama Rajief dan Jetro lebih cepat satu hari diumumkan dari prosedur yang sudah ditetapkan. Yang seharusnya apabila terpilih aklamasi akan diumumkan tanggal 29 Februari.
Kemenangan ini turut diumumkan di akun instagram @pemirafisip2024 keesokannya. Akan tetapi postingan tersebut sempat dihapus yang kemudian diposting kembali.
Koordinator Divisi Hubungan Informasi dan Dokumentasi Meirinda Sari jelaskan bahwa terdapat kesalahan penulisan alur pendaftaran pada postingan yang diunggah sebelum pengumuman penetapan tersebut. Pengetikan bulan yang seharusnya Februari, salah ketik menjadi Maret.
Meirinda ujarkan Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) FISIP minta panitia memperbaiki.
“Cuman untuk memperbaiki yang namanya feed fotonya tidak bisa diubah. Hanya bisa mengubah caption,” ungkapnya.
Meirinda bilang terkait salah pengetikan itu membuat panitia harus menghapus semua postingan terdahulu dan memulai dari awal. Ia pun pastikan bahwa tidak adanya perubahan dalam isi postingan.
Sejalan dengan Meirinda, Ketua Pelaksana M. Alfin Hidayat tunjukkan tangkapan layar kesalahan ketik alur pada Kru BM. Tertera timeline pendaftaran yang harusnya Februari, tertulis Maret.
Alfin juga jelaskan tahapan pengembalian berkas yang dilakukan pada Rabu lalu hanya dilakukan oleh satu pasangan calon yaitu Rajief Paborsky dan Jetro Sumando. Ketiga calon lainnya tidak mengembalikan berkas.
“Jadi jam kerja kami itu dari jam 8 sampai istirahat di jam 11.30 sampai 1.30, dan dilanjutkan 1.30 sampai jam 4. Jadi sampai jam 4 nih, gak ada paslon, cuma satu paslon yang datang,” ujarnya.
Alfin tegaskan bahwa panitia tidak menerima berkas diatas jam 4 sore. Panitia pun langsung melanjutkan tahap verifikasi dan penetapan secara aklamasi pada malam pengembalian berkas sesuai dengan saran BLM FISIP.
Ia sampaikan pula panitia tidak memberikan pengingat kepada bakal calon untuk melakukan pengembalian berkas. Ia merasa bahwasanya bakal pasangan calon yang mendaftar harusnya sudah mengetahui timeline dari jauh-jauh hari.
Beralih pada Hendri Maizardi, merupakan Ketua Tim Pemenangan Bakal Pasang Calon atas nama Muhammad Sambu Harman. Mulanya ketika ditemui pada Jumat (1/3) ia jelaskan bahwa Sambu miliki niat baik untuk menjabat sebagai Gubernur di BEM FISIP. Bahkan, ia telah lakukan komunikasi dengan berbagai jurusan untuk dapatkan pasangan Sambu ketika maju nantinya.
“Hampir semua jurusan udah sowan artinya udah meminta izin. Ibaratnya etika seorang calon pemimpin yang akan naik,” pungkas Hendri.
Hendri bilang alasan calonnya tidak mengembalikan berkas karena jadwal yang tergesa-gesa. Sehingga mereka tidak bisa mengikuti timeline yang ada.
Hendri tegaskan bahwa ia beserta timnya menerima hasil penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur FISIP yang telah ada. Namun, ia sebut bahwa ia menolak proses Pemira lantaran tidak sesuai dengan timeline yang telah ditetapkan.
Pun apabila harus aklamasi, mestinya pada tanggal 29 lalu itu masih tahapan Fit and Proper test. Namun, penetapan calon terpilih bahkan sudah dilakukan pada pukul 20.50 WIB, tanggal 28. Hendri merasa Panitia diintimidasi oleh Streering Committee (SC) untuk mempercepat proses yang penetapan tersebut.
“Okelah verifikasi lulus, tetapi untuk Fit and Proper test mereka melanjutkan di hari yang sama. Itulah kenapa kami menolak hasilnya dulu,” pungkas Hendri.
Tidak hanya itu, Hendri katakan pula bahwa bakal calon yang akan ia usung sempat mendapatkan isu yang ia sebut sebagai lampu merah. Ujarnya setiap jurusan seperti sudah diberikan peringatan untuk tidak mendampingi Sambu naik menjadi Gubernur BEM FISIP.
Salah satu isu yang ia sebut adalah ada yang mengatakan pencalonan Sambu berkaitan dengan orang tuanya yang akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kedepannya.
“Bapak dari paslon yang akan saya usung ini alumni FISIP, tidak ada gunanya alumni meminta suara dari mahasiswa,” papar Hendri.
Hendri sampaikan sepuluh menit menjelang penutupan tahapan pengembalian berkas, pihak Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (Himabisnis) bersedia mendampingi Sambu untuk maju. Namun, waktu pengembalian berkas itu pun sudah sangat mepet hingga akhirnya gagal.
Ia sebut pihaknya bersama dengan Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (Himanistik) akan melayangkan surat penolakan terhadap proses Pemira yang tidak sesuai dengan timeline.
Ia sampaikan juga pihak Administrasi Publik telah membuka komunikasi kepada Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Himabisnis, Mapala Sakai, dan Lembaga Studi Mahasiswa Islam (LSMI) Almadani untuk bersama mengkawal proses Pemira FISIP.
Penulis: Sandriana Dewi
Editor: Fitri Pilami