Pesta demokrasi Pemilihan Raya Universitas Riau (Pemira UNRI) memasuki hari kedua. Tak ada yang berubah, tata cara pemilihan tetap sama. Kali ini giliran mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Perikanan (FPK), dan Fakultas Teknik (FT) memakai hak suaranya.
Pemungutan suara dijadwalkan mulai pukul 9 pagi hingga 3 sore. Namun tertunda, sebab saksi dari pasangan calon nomor urut 01 belum hadir. Selang 25 menit, pemilihan pun dimulai setelah saksi 01 datang.
Sama seperti hari pertama, pasangan 02 Kaharuddin–Razali mengungguli perolehan suara sementara. Keduanya merebut 939 suara atau sekitar 50,48 persen dari total pemilih. Selisih suara tak begitu jauh, pasangan 01, Islahul Fikri–Zulfajri memperoleh 921 suara atau sekitar 49,52 persen.
Sedikitnya, ada 2.167 suara mahasiswa yang masuk. Sayangnya, hanya 1.860 suara yang dianggap sah, sementara 307 suara dinyatakan tidak sah. Sebanyak 480 mahasiswa FEB menggunakan hak suaranya, 716 dari FPK, dan 664 dari FT. Sedangkan 6.554 mahasiswa mengabaikan hak suaranya alias golput.
Gedung Unit Pelaksana Teknis Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT TIK) jadi saksi bisu perhitungan suara. Ruangan untuk Pemira terbagi menjadi 4. Ruang Melati, Dahlia, Teratai, juga ruang Mawar. Ruangan dibagi sebagai Tempat Pemungutan Suara (TPS), memeriksa suara yang masuk. Meja dan komputer disusun berhadapan agar panitia dapat langsung mengonfirmasi suara yang masuk.
Total, ada 12 TPS yang dibuat. TPS 01 sampai 05 diperuntukkan bagi suara mahasiswa FEB. TPS 06 sampai 08 untuk FPK, kemudian TPS 09 sampai 12 untuk menampung suara mahasiswa FT. Pada tiap TPS, ada masing-masing satu panitia Pemira dan panwas, serta dua orang saksi. Panwas dan panitia bertugas mencocokkan suara. Sedangkan saksi 01 dan 02 memantau proses verifikasi validasi suara.
Rahman Suhada selaku Koordinator Acara menyebut pemungutan suara hari kedua berjalan lancar. Namun, ia ungkapkan masih banyak mahasiswa yang belum paham betul syarat swafoto yang mesti diunggah. Selain itu, ada pula yang tidak menggunakan identitas. Hal-hal seperti itulah yang akhirnya membuat suara jadi tidak sah.
“Mungkin itu, sih, masalahnya,†ucap Rahman.
Senada dengan itu, Yoga Triwanda sebagai Ketua Pelaksana mengatakan pemilihan hari ini lancar seperti kemarin. Masalah besar tidak ditemukan seperti pemilihan sebelumnya.
“Sejauh ini belum ada laporan. Paling masalahnya mahasiswa yang mau memilih, padahal bukan jadwal fakultasnya. Dan Mahasiswa 2021 yang ikut milih, padahal tidak diperbolehkan.â€
Ia mengimbau agar mahasiswa menghubungi narahubung yang tersedia jika menemui kendala.
Lain lagi dengan M Hafidz, Ketua Kelompok Studi Linux sebagai penyedia server pemilihan. Menurutnya, sistem pada hari kedua jauh lebih lancar apabila dibandingkan dengan hari pertama. Tidak ada eror sistem maupun down server, meskipun banyak suara yang masuk.
Reporter: Denisa Nuraulia, Sakinah Aidah
Editor: Andi Yulia Rahma