Penelitian Syafri Harto Mirip dengan Karya Tulis Mantan Mahasiswa UNJ

 

Surat kiriman Siti Maryam Rambe
Surat kiriman Siti Maryam Rambe

Seorang Petugas Pos mengantar surat ke Kantor Redaksi Bahana Mahasiswa, Selasa 11 April lalu. Surat tersebut dari mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Siti Maryam Rambe. Tak hanya surat, dalam amplop kuning juga dilampirkan satu berkas karya tulis mahasiswa dan satu proposal penelitian.

Dalam suratnya ia memberi tahu bahwa, penelitian Syafri Harto yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, menjiplak atau memplagiat karya tulis mahasiswa UNJ.

Penelitian Syafri Harto berjudul, Kajian Wisata Budaya Terpadu dalam Rangka Mengoptimalkan Potensi Lokal dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa (Optimalisasi Wisata Kawasan Muara Takus Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Penelitian tersebut dibuat pada 2013. Lengkapnya, berkas penelitian ini bisa diunduh di http://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/6242.

Sementara, karya tulis mahasiswa yang dimaksud berjudul, Model Kampung Wisata Budaya Terpadu (Mokatabu) Sebagai Upaya Mengoptimalkan Potensi Identitas Lokal dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa (Studi Kasus Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan).

Karya tulis ini dibuat pada 2008, saat mengikuti kompetisi karya tulis mahasiswa bidang ilmu pengetahuan sosial tingkat wilayah A. Penulisnya Meylina Astri, Reza Taofik dan Tengku Andyka.

Setelah dibaca, abstrak dalam penelitian Syafri Harto menjiplak hampir seluruh ringkasan yang ada dalam karya tulis mahasiswa tersebut. Tampak, Syafri Harto hanya mengubah nama lokasi penelitian. Hal ini juga terjadi pada bab pendahuluan.

Tak hanya itu, pada bab tinjauan pustaka, Syafri Harto menjiplak mentah-mentah karya tulis mahasiswa tersebut, tanpa mencantumkan sumber sama sekali. Baik di catatan kaki maupun di daftar pustaka.

Saat ditemui, Syafri Harto mengaku bahwa berkas penelitian tersebut miliknya. Katanya, penelitian itu diajukan ke Bappeda Kabupaten Kampar pada 2013. “Saya tertarik menghidupkan ekonomi kerakyatan di kawasan Candi Muara Takus. Seperti di Candi Borobudur,” terang Syafri Harto, Senin malam 17 April di Cafe Antica Jalan Ronggo Warsito Pekanbaru.

Terkait tidak adanya sumber yang dicantum, Syafri Harto mengaku lupa. Ia merasa sudah menulis sumbernya. Namun, setelah kru bahana memeriksa satu persatu daftar pustaka, sama sekali tidak ada sumber dari karya tulis mahasiswa tersebut yang dicantum.

Kamis pekan lalu, kru Bahana mendatangi kantor pos Jalan Balam Ujung Sukajadi. Kru Bahana coba meminta alamat langkap serta nomor ponsel mahasiswa yang mengirim surat. Menurut petugas pos, memang tidak ada alamat yang disertakan dalam berkas maupun resi pengiriman. Petugas pos bahkan menunjuk langsung bukti pengiriman pada kru Bahana. Ia menyarankan agar bertanya pada petugas pos di Kantor Pusat Sudirman. Jawabannya tetap sama.

Kru Bahana juga meminta bantuan Latifa Pemimpin Umum Didaktika, Pers Mahasiswa UNJ. Sampai berita ini diterbitkan, belum ada informasi tentang mahasiswa terkait.*Suryadi