Nama Muhammad Ravi dan Muhammad Aditya Pratama muncul sebagai pemenang pesta demokrasi terbesar di Universitas Riau (UNRI). Gantikan Khoirul Basar-Armizul pimpin Badan Eksekutif Mahasiswa UNRI selanjutnya.
Pengumuman kemenangan Ravi-Aditya, berlangsung pada Rabu (29/11). Bergeser satu hari dari jadwal yang telah ditetapkan. Bertempat di Gedung Aula Unit Kegiatan Mahasiswa atau UKM UNRI.
Baca Juga: https://bahanamahasiswa.co/pengumuman-pemira-unri-ditunda/
Pukul 15.04 acara mulai berjalan. Terlambat satu jam dari yang seharusnya yakni pukul dua siang. Beberapa menit sebelum kegiatan, panitia menutup pintu aula. Hanya boleh dihadiri oleh pasangan calon atau paslon, tiga orang perwakilan tim sukses, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa yang telah ditetapkan. Di luar aula, ada satpam UNRI yang menjaga pintu.
Ketua Pelaksana Rosdiansyah membacakan surat keputusan dan penetapan hasil pemilihan. Paslon 01 Akrom-Khariq kantongi 2100 suara atau sekitar 48,59 persen. Untuk Paslon 02 Ravi-Aditya unggul dengan 2222 suara atau 51,41 persen.
Hasil ini terhitung dari jumlah suara yang masuk sebanyak 4322 orang dari total Daftar Pemilih Tetap yang berjumlah 34704. Hanya sekitar 12,45 persen mahasiswa yang ikut memilih.
Kegemilangan Pemira ini membawa rasa bangga pada pasangan Ravi-Aditya. “Kami senang dan bangga karena semua rasa lelah yang dilakukan berbuah manis kemenangan,” tutur Ravi.
Lanjutnya, Ravi juga sebutkan masih banyak rintangan yang menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama, termasuk perpecahan dan kericuhan yang terjadi terkait Pemira ini.
Pengumuman penetapan hasil Pemira mestinya dihadiri oleh kedua paslon. Namun hingga acara selesai, Paslon 01 Akrom-Khariq tidak hadir dalam acara. Pun dengan tim sukses mereka. Panitia tetap melanjutkan agenda tanpa kehadiran pasangan dari fakultas FEB dan Faperta ini.
Akrom akui keengganannya untuk hadiri penetapan. Lantaran adanya beberapa kejanggalan dalam Pemira. Kejanggalan-kejanggalan ini tertuang dalam surat pernyataan sikap yang dikeluarkan oleh Dewan Gubernur Mahasiswa (Gubma) UNRI. Ada dari PJS Gubma FEB, FH, FT, FISIP, dan FPK. Diikuti empat Himpunan Mahasiswa Faperta. Yakni dari FSC, Himagrotek, Agribisnis, dan Himateta.
Banyak kejanggalan ini tidak membuat Akrom mempermasalahkan hasilnya. Ia pun mengatakan kalau panitia telah menghubunginya dan memintanya untuk hadiri acara.
Usai penetapan, kemelut terjadi di halaman gedung UKM. Kumpulan perwakilan mahasiswa minta kejelasan Pemira pada panitia. Persoalan yang tidak diumumkan pada Gubma fakultas, hingga kesahan Pemira tahun ini. Mengingat hanya 12 persen mahasiswa yang terlibat dalam penggunaan hak suaranya.
Rosdiansyah tegas menyatakan bahwa Pemira tahun ini sah dilakukan sesuai Undang-Undang Pemira. Pun untuk sosialisasi dan pengumuman telah diinformasikan di akun Instagram Pemira. Perselisihan ini disaksikan pihak keamanan UNRI.
Penulis: Nur Wachida Olivia
Editor: Ellya Syafriani