Pengenalan Lomba KJI dan KBGI oleh Ditjen Belmawa

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kemenristekdikti adakan sosialisasi peningkatan kemampuan dan kreativitas mahasiswa di Universitas Riau. Khusus bahas Kompetensi Jembatan dan Bangunan Gedung Indonesia (KJI dan KBGI). Acara berlangsung di Gedung Rektorat lantai empat, Senin (21/8).

Rencananya, 9 sampai 12 November, Ditjen Belmawa helat perlombaan KJI dan KGBI di Politeknik Negeri Malang dengan mengusung tema Jembatan Kokoh, Ringan, Berestetika dan Berwawasan Nusantara.

Acara dimulai pukul 9 pagi hingga empat sore. Menghadirkan empat pembicara. Heru Purnomo dari Universitas Indonesia, Amalia dari Politeknik Negeri Jakarta, Sigit Darmawan dari Institut Teknologi Bandung dan Profesor Tavio dari Institut Teknologi Sepuluh November. Turut hadir Direktur Kemahasiswaan Kemenristekdikti yang diwakili oleh Kasi Kreatifitas Yudi Harianto.

Dalam sambutan rektor yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Sujianto, berharap dengan adanya kegiatan ini banyak yang akan mengikuti dan jumlah proposal semakin bertambah. “Tentunya dapat membangun Riau juga.”

Sujianto resmi membuka acara, rangkaian kegiatan diikuti dengan pemaparan materi.

Heru Purnomo sampaikan kategori lomba yang bisa dipilih antara lain Jembatan rangka baja jalan raya, jembatan rangka baja canai dingin pejalan kaki dan model jembatan bentang panjang pejalan kaki.

Selain itu Heru juga jelaskan tentang pelaksanaan konstruksi. Misalnya memenuhi standar berat dan ukuran sesuai dengan ketentuan kompetensi, waktu konstruksi dengan metode yang logis, kesesuaian implementasi terhadap rancangan awal, harus memperlihatkan unsur keawetan, ramah lingkungan dan sesuai dengan tema.

“Peserta tidak harus dari Teknik Sipil, Arsitektur dan Mesin juga boleh,” sambung Heru. Namun ia mengingatkan bahwa  setiap juri menilai sesuai dengan kompetensinya. Contoh juri dari Teknik Sipil  akan bertanya seputar Teknik Sipil.

Ada beberapa tahapan yang dilalui untuk mencapai pelaksanaan KJI. Kriterianya antara lain adalah ketelitian dan logika perancangan, rancangan konstruksi jembatan, metode konstruksi dan metode perawatan.

Nantinya, proposal yang terpilih akan diundang ke Politeknik Negeri Malang untuk pelaksanaan KJI.

Selain jembatan, bisa juga memilih KBGI.

Sigit Darmawan menampilkan gambar bangunan yang runtuh pasca Tsunami Aceh melalui layar proyektor. Dengan gambar tersebut ia katakan bahwa bangunan sipil mempunyai kekuatan yang terbatas.

Sebab itu ia himbau untuk merancang bangunan lebih memerhatikan unsur kreativitas selain kehandalannya juga.

Untuk perlombaan KBGI, model yang dilombakan adalah prototype bangunan yang bertingkat. Dibuat lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya.

Ukuran ini nantinya model bangunan gedung 1,0×1,5 m yang merupakan simulasi dari ukuran sebenarnya. Sehingga segala aspek untuk perencanaan harus mengacu pada ukuran nyata.

Komponen penilaian yang harus diperhatikan dalam pembuatan gedung adalah unsur keindahan, kreatifitas dalam merancang dan pelaksanaan pengujian.

Hengky Saputra mahasiswa dari Universitas Abdurrab ikut tertarik untuk mengikuti lomba. Ia katakan ingin merancang jembatan berasama lima orang temannya. “Kami secepatnya akan menjumpai dosen pembimbing untuk konsultasi lebih lanjut.”

Selain itu, Ari Pristiana Dewi sebagai Koordinator PKM UR ungkapkan rasa terimakasihnya kepada Ditjen Belmawa karena telah memilih UR mengadakan sosialisasi untuk wilayah Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau . “Terimakasih telah menjatuhkan pilihan hatinya di UR,” tutupnya.*Wilingga