Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) gelar diskusi Green Webinar pada Senin (6/10). Bertajuk Energi, Polusi, dan Urgensi Energi Bersih dan Terbarukan. Kegiatan berlangsung secara daring melalui platform Zoom, selama dua jam dari pukul sembilan pagi.
“Kita telah melampaui batas pencemaran lingkungan dan beberapa bahan ‘khusus’ (novel entities) termasuk plastik,” buka CEO Landscape Indonesia Agus Pratama Sari.
Pencemaran lingkungan bukanlah satu-satunya permasalahan. Saat ini pemanasan global pun turut menjadi perhatian khusus. Apalagi bumi baru alami panas sepanjang sejarahnya. Bertepat Juli 2023 silam.
Pemanasan ini terjadi akibat adanya gas-gas rumah kaca di atmosfer. Jika terus bertambah ini akan meningkatkan penyerapan sinar matahari dan meningkatkan pantulan panas, sehingga meningkatkan suhu bumi.
“Pemanasan global tidak terjadi secara natural, tetapi akibat akitivitas manusia itu sendiri,” jelasnya.
Lanjutnya, kenaikan suhu mengakibatkan meningkatnya penguapan air. Pembentukan awan hujan dan intensitas pada tiap hari hujan.
Kenaikan suhu juga akan mencairkan es dan salju. Yang akan mengalirkan dengan jumlah lebih banyak ke laut.
“Dengan demikian, hal ini tentu meningkatkan resiko banjir yang besar,” tambah Agus.
Bersempena dengan permasalahan itu, kualitas udara jadi topik selanjutnya. Sharlini Eriza Putri Eisenhower Fellow ’22 katakan kualitas udara di ibu kota jauh di atas ambang batas kesehatan. Dengan kerugian yang sangat besar.
“Polusi, kok gak kelar-kelar?” tanya Sharlini.
Sharlini beri ibarat ibu kota seperti toples toxic yang solusinya kiri-kanan mentok. Ia pun berikan contohnya yakni solusi memodifikasi gedung perkotaan. Lalu, mengurangi sumber polusi dalam kota.
Nyatanya, mengurangi sumber polusi luar kota cukup sulit diimplementasikan.
“Tentu sulit, lumayan tricky, dan duitnya dari mana?” tambahnya.
Pembicara selanjutnya ialah Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni. Ia singgung Undang-Undang No. 32 tahun 2009. Tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup.
“Hal yang paling penting itu adalah pembangunan berkelanjutan,” ucapnya.
Pembangunan berkelanjutan ialah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan. Ini guna untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup.
Juga keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Tri sampaikan kita sebagai bangsa harus mandiri, bisa berdiri sendiri, dan bergerak sendiri dengan berbagai rancangan. Supaya permasalahan ini tidak semakin merugikan dalam segala aspek kehidupan.
Tambahnya perlu penerapan zero waste. Ialah gaya hidup bebas sampah dengan penggunaan produk sekali pakai.
“Dalam penggunaannya lebih terstruktur dan terkendali,” tutupnya.
Penulis: Putri Indah Lestari
Editor: Arthania Sinurat