Petahana Kembali Tersisih di Pemilihan Dekan FT

Foto: Panitia Khusus

Sebuah papan bunga terpajang di halaman Dekanat Fakultas Teknik (FT) Universitas Riau, Kamis 3 Desember. Ucapan selamat teruntuk Profesor Azridjal Aziz tertera. Ia terpilih jadi orang nomor satu di Teknik untuk empat tahun mendatang.

Sehari sebelumnya, Panitia Khusus (Pansus) selenggarakan pemungutan suara. Tahapan ini merupakan akhir dari rangkaian Pemilihan Dekan FT periode 2021-2025.

Syamsu Herman Ketua Pansus sampaikan seluruh anggota senat ikut mencontreng kertas suara.

“Semuanya ada 21 orang ikut [memilih],” kata Syamsu.

Masing-masing anggota senat bergantian memilih. Sesuai urutan nama di surat pengangkatan yang dikeluarkan rektor pada 27 November 2019.  Anggota senat terdiri dari  dua guru besar, dekan beserta tiga wakilnya dan 15 dosen mewakili lima jurusan di FT.

Tahapan Pemilihan Dekan atau Pildek FT sudah dimulai sejak 1 September lalu. Selama 10 hari, Pansus lakukan penjaringan bakal calon.

Penjaringan dilakukan untuk menetapkan dosen FT yang memenuhi persyaratan pencalonan. Tata tertib pemilihan di Pasal 3 menyebutkan, dosen dengan jabatan minimal Lektor Kepala, berpendidikan minimal S3, pengalaman minimal 2 tahun Ketua Jurusan/Kepala Pusat serta berusia maksimal 60 tahun.

Dapatlah 7 nama yang dapat mencalonkan diri jadi dekan. Mereka Ari Sandhyavitri—Petahana dan Reni Suryanita dari Teknik Sipil. Awaludin Martin dan Azridjal Aziz dari Teknik Mesin. Sisanya dosen Teknik Kimia, yakni Bahruddin, Padil dan Said Zul Amraini.

Pansus kemudian buat pemungutan aspirasi selama 10 hari. Pada tahap ini, dosen dan pegawai memilih dua dari tujuh nama yang telah ditetapkan. Pemilihan bisa dilakukan secara langsung ataupun dalam jaringan.

“Ini hanya untuk melihat aspirasi civitas akademika FT terhadap bakal calon saja,” jelas Syamsu.

Jumat 25 September, Pansus umukan hasilnya. Total 195 orang dosen dan tenaga kependidikan yang terdaftar. Hanya 132 orang yang memilih, sementara 1 suara dinyatakan tidak sah pada tahapan ini.

  1. Prof. Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc 48 suara.
  2. Dr. Reni Suryanita, ST., MT 41 suara.
  3. Dr. Padil, MT 35 suara
  4. Dr. Said Zul Amraini, ST., MT 35 suara.
  5. Dr. Awaludin Martin, ST., MT 34 suara
  6. Prof. Dr. Eng. Azridjal Aziz, ST., MT.,IPU 34 suara
  7. Dr. Ir. Bahruddin, MT 14 suara.

Tiga hari setelah perolehan suara diumumkan, Pansus buka pendaftaran calon. Selama satu bulan lebih sampai ditutup 30 Oktober.

Pansus menerima empat berkas pendaftar. Yakni Ari, Aziz, Reni dan Said. Nama terakhir dinyatakan tak memenuhi persyaratan sebagai calon dekan.

“Berkasnya [Said] tak lengkap, jadi tinggal tiga yang diterima,” terang Syamsu.

Selang tiga hari, tepatnya  2 November, pencabutan nomor urut calon dilakukan. Kejutan tak terduga, Reni Suryanita mengundurkan diri. Ia sampaikan surat pengunduran dirinya sesaat sebelum sidang pencabutan nomor urut dimulai.

“Beliau sendiri yang sampaikan pengunduran dirinya. Katanya sibuk kegiatan di universitas. Kemudian kita beri kesempatan menerangkan,” cerita Dosen Teknik Kimia ini.

Dua calon tersisa. Petahana nomor urut 1 ditantang pembantunya sendiri—Wakil Dekan III— Azridjal Aziz nomor 2.

Tahapan selanjutnya, kedua calon adu program kerja pada 12 November. Keduanya beradu strategi memikat suara anggota senat.

Profesor Ari dapat kesempatan pertama jelaskan programnya. Ia paparkan hasil capaiannya selama satu periode. Ada pembangunan Musala Al-Jazari yang diklaim sebagai musala terbesar di Kampus Binawidya.

Ia  juga katakan telah menguatkan suasana akademis di FT melalui peningkatan akreditasi program studi atau  jurusan.

“Ke depan kita membuka program Doktor, Vokasi D4 dan Profesi,” kata Guru Besar bidang  Ilmu Manajemen Kontruksi ini.

Sementara penantangnya, Aziz janjikan pembangunan gedung Teaching Laboratorium dan Engineering Center. Ia juga tawarkan penguatan pelayanan publik dan hubungan masyarakat melalui program Costumer Care Center, gerai layanan terpadu dan perbaikan manajemen informasi.

Kepada mahasiswa, Aziz menjanjikan pembinaan daya saing lewat pertukaran pelajar dan bangun Sekretariat Himpunan Mahasiswa Jurusan menggunakan Cabin Container modular.

“Kita akan menciptakan lingkungan kampus nyaman dan asri bagi seluruh mahasiswa,” ujar Guru Besar Ilmu Rekayasa Termal dan Fluida yang juga Ketua Forum Wakil Dekan III UNRI ini.

Setelah sosialisasi program kerja, Pansus tetapkan masa tenang selama 15 hari. Kemudian  barulah tahap penentuan. Pemungutan suara berlangsung 2 Desember lalu.

Petahana Keok di Periode Kedua

Dalam kurun dua kali Pemilihan Dekan Teknik terakhir, petahana tak pernah menang. Misalnya, pemilihan di 2016 lalu. Dekan Adrianto Ahmad yang akan maju di periode keduanya harus menelan pil pahit. Ia dikalahkan Ari Sandhyavitri.

Empat tahun telah berlalu. Rabu pagi seisi Ruangan Boiler, Gedung Pulp dan Kertas FT dibuat deg deg ser. Hari itu proses pemungutan suara pemilihan dekan. Satu persatu suara dihitung. Suasana semakin tegang sesaat dua puluh kertas suara dihitung. Suara kedua calon draw alias seri.

“Seperti sudah ditakdirkan tuhan,” ungkap Syamsu Herman.

Satu suara terakhir jadi penentu kemenangan Aziz. Sang petahana pun terjungkal, hanya terpaut satu suara.

Kekalahan Dekan Ari menambah daftar petahana yang keok di periode kedua Pildek Teknik.

Kini Pansus tengah menunggu jadwal pelantikan Aziz dari Rektor Aras Mulyadi. Sementara Dekan Ari Sandyavitri baru akan mengakhiri jabatan Maret tahun depan.

Reporter : Muhammad Rizkillah, Tegar Pamungkas

Editor : Dicky Pangindra