Pimpinan kelembagaan mahasiswa tingkat fakultas dan universitas bersama Sujianto Plt Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, bahas pagu anggaran untuk 2017. Pembahasan yang dimulai pukul 10.00 Kamis (30/3) di ruang DPH Rektorat Lantai 2, juga dihadiri oleh Wakil Dekan III masing-masing fakultas, termasuk Iwan Tono Ketua Forum Wakil Dekan III.
Sujianto memulai pembahasan terkait realisasi anggaran kelembagaan mahasiswa tahun 2016. Pada tahun tersebut, pagu anggaran kelembagaan mahasiswa yang ditetapkan Rp 1,1 miliar rupiah realisasinya kelebihan Rp 2 miliar dari yang ditetapkan.
Kelebihan ini jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sujianto bilang, ini terjadi karena UKM Batra memberangkatkan 30 orang anggotanya pada Peksiminas di Kendari. Padahal, dalam usulan kegiatan diawal, hanya 3 orang yang seharusnya diberangkatkan. Akibatnya, pada tahun 2016, sebagian kegiatan UKM termasuk BEM dan DPM tidak dapat dibiayai karena anggaran telah habis sebelum tutup mata anggaran.
Meski begitu, kelembagaan yang hadir pada saat pertemuan meminta pada Sujianto agar mengganti dana kegiatan yang belum dibayar, termasuk dana partisipasi. Sujianto menyetujui usulan ini. Hanya saja, alokasi anggarannya masih dibicarakan oleh pihak yang berwenang.
Abdul Khair, Ketua BEM Universitas Riau minta, dana pengganti untuk kegiatan 2016 yang belum dibayar tersebut dianggarkan diluar pagu anggaran 2017. “Kalau diambil dari anggaran kita tahun ini otomatis berkurang dananya.â€
Selain itu, juga dibahas anggaran Rp 1,9 miliar yang sempat dialokasikan untuk pembangunan gedung teater pada 2016. Dipenghujung tahun, anggaran ini kemudian direvisi setelah banyaknya penolakan atas pembangunan tersebut, terutama dari Forum Wakil Dekan III se-Universitas Riau.
Aras Mulyadi selaku Rektor Universitas Riau menyetujui usulan revisi saat itu. Lewat memonya pada Wakil Rektor Bidang Umum dan Perlengkapan hingga ke Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi, anggaran Rp 1,9 miliar tadi dibagi-bagi untuk menunjang kegiatan kemahasiswaan di fakultas. Dari dana ini, kemahasiswaan dari masing-masing fakultas juga mendapat penambahan dana partisipasi.
Penjelasan mengenai anggaran 2016 memakan waktu beberapa jam hingga berujung pada perdebatan. Untuk mempercepat pembahasan, Sujianto langsung memaparkan pagu anggaran kelembagaan mahasiswa di 2017.
Pagu anggaran kelembagaan mahasiswa tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Hanya saja, dana partisipasi tidak lagi dialokasikan dalam anggaran kegiatan. Tahun sebelumnya, dana kegiatan yang dianggarakan sudah termasuk dana partisipasi. Untuk besaran dana juga tidak berbeda. Paling rendah anggaran untuk satu UKM sebesar Rp 50 juta. BEM masih yang paling besar anggarannya, mencapai Rp 400 juta.
Tahun ini, kembali dianggarkan Rp 1 miliar lebih untuk pembangunan sekretariat kelembagaan mahasiswa. Dana pembangunan ini diambil dari anggaran kemahasiswaan. Ini sempat diprotes. Pasalnya, pembangunan fisik yang memakai dana kemahasiswaan tahun lalu ditolak. Alasannya, urusan pembangunan gedung bukan kewenangan dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.
“Seharusnya dialokasikan di luar dari anggaran kemahasiswaan,†sebut Iwan Tono yang ikut menolak pembangunan saat itu.
Suryadi Pemimpin Redaksi Bahana Mahasiswa sempat protes. Kalau pembangunan tahun lalu yang memakai dana kemahasiswaan ditolak, seharusnya tidak ada lagi pembangunan yang memakai dana kemahasiswaan ditahun ini. Mawardi Kepala Bagian Perencanaan melalui Sujianto menjelaskan, bahwa alokasi dana pembangunan yang sudah ditetapkan tidak bisa dirubah lagi.
“Untuk merubahnya kewenangan kementerian. Kita tidak punya kewenangan untuk merubah,†jelas Sujianto.
Pembahasan ini usai hampir pukul 1 siang. Belum ada penetapan yang berarti dari anggaran yang dibahas. Pagu anggaran yang dipaparkan di hadapan pimpinan kelembagaan belum ditandatangani, sembari menunggu Syapsan dilantik jadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, menggantikan Syafrial yang diberhentikan secara hormat atas persetujuan senat universitas.*Suryadi