Reformasi Birokrasi di Berbagai Negara

Prodi Administrasi Publik, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau bekerjasama dengan Indonesian Association of Public Administration (IAPA) cabang  Sumatera, taja seminar internasional, Selasa  (15/8). Acara dilaksanakan di Hotel Grand Suka.

Seminar mengangkat tema Memperkuat Kapasitas Birokasi Dalam Konteks Institusi Lokal. Seminar dihadiri oleh perwakilan kampus dari empat negara. Yaitu Indonesia, Brunai Darussalam, Malaysia dan Singapura. Selain itu hadir juga Bupati Siak—Drs. Syamsuar, Bupati Pelalawan—H.M, Harris, Rektor Universitas Riau—Prof. Aras Mulyadi dan  Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan UR, Prof. Sujianto.

Seminar dilaksanakan dalam tiga tahap. Setiap tahap, diisi oleh tiga pembicara. Setiap pembicara paparkan makalah.

Sesi pertama dipandu oleh Dr. Febri Yuliani. Ia dosen prodi Administrasi Publik. Sesi ini diisi oleh Syamsuar, Prof Eko Prasojo perwakilan dari Fakultas Administrasi Publik Universitas Indonesia dan Prof. Gamal Abdur Nasir dari Universitas Brunei Darussalam.

Pemateri pertama di isi oleh Syamsuar. Ia mengangkat Reformasi Birokrasi Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih di Kabupaten Siak. Judul ini sesuai dengan misi jangka menengah 2016-2021 Kabupaten Siak yaitu Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik, Bersih Serta Pelayanan Yang Prima.

Ada lima poin terkait kunci keberhasilan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang baik. Pertama komitmen kepala daerah. Menurutnya jika pemimpin komitmen menjalankan kepemimpinan yang bersih,  maka bawahannya tidak ada alasan untuk berperilaku menyimpang. Sehingga pemerintahan bisa terlaksana dengan baik.

Kedua dasar hukum yang kuat dalam dalam pelaksanaan kebijakan perbaikan sistem tata kelola pemerintahan yang baik berupa peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah.

Ketiga dukungan dari lingkungan internal dan masyarakat atas kebijakan perbaikan tata kelola pemerintahan. Keempat inisiatif internal berupa gagasan atau inovasi untuk memperbaiki sistem tata kelola pemerintahan. Terakhir pengawasan internal terhadap kinerja staff.

Pemateri kedua di sampaikan oleh Prof Eko Prasojo. Dengan judul makalah Sukses, Tantangan dan Keberlanjutan Reformasi Birokrasi di Indonesia. Menurutnya,  tantangan terkait reformasi birokrasi di indonesia mencakup dari berbagai aspek. Mulai dari segi organisasi, yang mana struktur besar dan banyak tidak sesuai fungsinya. Hukum dan regulasi yang kontradiksi dan banyak peraturan yang ambigu. Hingga mencakup dari segi sumber daya manusia, proses bisnis dalam pelayanan publik, serta pola pikiran dan budaya.

Ada lima kesimpulan yang ia berikan dari isi makalah ini. Pertama, Kemajuan signifikan telah dicapai di reformasi birokrasi pada tahun 2004-2014. Namun, ada berbagai tantangan mendasar yang perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. Kedua, Pemerintah Joko Widodo telah menetapkan reformasi birokrasi sebagai prioritas mereka. Meskipun demikian, komitmen tersebut tampaknya belum berjalan optimal.

Selanjutnya rakyat indonesia berharap dan percaya bahwa pemerintah saat ini akan membuktikan komitmennya dan bekerja secara konkret untuk mencapai tujuan reformasi publiknya.Terakhir, untuk ke depan pemerintah indonesia harus mempertimbangkan kebijakan nasional  berupa mengembangkan transparansi dan akuntabilitas kinerja di pemerintahan, peningkatan mutu pelayanan publik dan perbaikan kebijakan publik.

Pemateri terakhir untuk sesi pertama di sampaikan oleh Prof. Gamal Abdul Nasir. Makalahnya berjudul Reformasi Sektor Publik di Brunei Darussalam: pengenalan penyelenggaraan pemerintah berbasis elektronik (e-government). Sebelum sesi pertama di tutup, sesi diskusi dibuka hingga masuk waktu istirahat siang.Sesi kedua diisi oleh tiga pemateri. Prof. Datuk Zainal Abidin Burhan dari Universitas Malaya, Malaysia, dengan judul makalah Kebijakan Bahasa Nasional di Malaysia.

Pemateri selanjutnya oleh Nola F. Salman dari Muhammadiyah Islamic Collage (MIC) Singapura.  Makalah beliau berjudul Kebijakan Publik Gaya Singapura. Pemateri ke tiga untuk sesi ketiga yaitu dari Universitas Riau—Prof. Sujianto dengan judul makalah Penguatan Lembaga Informal Masyarakat Petani Karet Dalam Pelaksanaan Modal Sosial di Kabupaten Kuantan Singingi.

Terakhir yaitu sesi parallel. Di sesi ini, setiap pemakalah yang mengirimkan makalah ke panitia, diberi waktu lima menit untuk memaparkan isinya. Karena waktu terbatas, setiap pemakalah diberi waktu lima menit untuk presentasi. Di akhir acara, seminar internasional ini ditutup oleh Dekan FISIP UR, Drs. Syafri Harto.

Ketua Panitia Dr. Febri Yuliani katakan total 40 makalah yang masuk ke panitia. Tetapi tidak semua yang hadir untuk presentasi. “Ada beberapa yang berhalangan hadir,” ujarnya.Febri lanjutkan seminar ini adalah salah satu bentuk kegiatan IAPA. Ia sebuah wadah perkumpulan bagi para ilmuan khusus bidang Ilmu Administrasi. Untuk cabang Sumatera bagian tengah, diketuai oleh Prof. Sujianto. *Eka Kurniawati