“Tidak ada demokrasi tanpa pemilu, tidak ada pemilu tanpa parpol [partai politik],” kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau (UNRI), Meyzi Heriyanto dalam acara panggung rakyat yang ditaja oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)UNRI. Kegiatan ini berlangsung di gedung Serbaguna M. Diah pada Sabtu (26/8).
Dialog interaktif bersama partai politik yang miliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Riau menjadi sajian utama dari program tersebut.
Bertajuk Bingkai Politik dan Wajah Politik Provinsi Riau di Tahun 2024, kegiatan diusung agar para kader partai politik dapat memberikan pendidikan politik bagi para pemilih muda.
“Kami mengundang mereka bukan hanya sebagai kader partai politik, namun sebagai senior yang memberikan pendidikan politik,” ucap Khoirul Basar saat berikan kata sambutan.
Presiden mahasiswa itu sampaikan, dari sepuluh partai politik yang diundang, hanya tujuh dari mereka yang siap hadir.
Diantaranya Partai Keadilan Sejahtera yang diwakilkan oleh Ayat Cahyadi, Nasional Demokrasi atau NasDem dengan Dedi Harianto Lubis. Serta Golongan Karya oleh Gumpita.
Ada juga Yusafat Rendra dari Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional dengan Makmur Kasim, Hanura dengan Krismat Hutagalung dan Dedi Putra dari Partai Persatuan Pembangunan.
Rangkaian acara dibuka oleh Hermandra. Wakil rektor bidang kemahasiswaan dan alumni itu berpesan agar para kader partai politik yang hadir dapat memberikan informasi terbaik. Ia berharap pemilih muda nantinya tidak terbawa arus buruk pada pemilihan umum (Pemilu) tahun depan.
Beralih pada kegiatan utama yaitu diskusi antara kader partai politik dan undangan. Tiap perwakilan partai politik sampaikan apa saja yang mereka siapkan untuk pesta demokrasi. Berlanjut dengan sesi tanya-jawab.
Dapat dihimpun pada sesi itu, tiap partai politik punya strategi tertentu untuk raih banyak suara pada Pemilu di tahun mendatang. Mulai dari berikan perempuan kesempatan lebih besar pada pemilihan legislatif hingga adakan kegiatan bersama masyarakat.
Setelah berakhir, Khoirul Basar sodorkan kontrak rakyat atas nama mahasiswa UNRI. Isinya berupa kerjasama antar BEM UNRI dengan partai politik yang hadir pada kegiatan itu untuk jalankan demokrasi yang pro rakyat. Mahasiswa hukum itu bilang kontrak tersebut diajukan tanpa ada unsur paksaan.
Demikian, Kontrak Rakyat tersebut ditandatangani oleh tujuh partai politik yang hadir.
“Mahasiswa harus kawal pemilu 2024 dengan cara gunakan hak pilih. Jika tidak, kebijakan berkualitas di bidang pendidikan khususnya akan pupus seperti lagu Dewa 19,” tutur Meyzi sebagai pernyataan penutup.
Penulis: Dinda Rizky Fantri Pasaribu
Editor: Fitri Pilami