Seminar 40 Menit BPJS Ketenagakerjaan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan adakan kuliah umum, Kamis (09/11) di ruang serba guna Rektorat Universitas Riau (UR). Kuliah umum ini diselenggarakan di 49 universitas seluruh Indonesia dalam rangka merayakan hari jadi BPJS Ketenagakerjaan yang ke 40.

Dalam kuliah umum ini hadir Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Thamrin, Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono, Kepala Divisi Pusat Pengembangan TI Didi Siswadi, Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sumatera Barat-Riau Budiomo, Kepala Kantor Cabang Pekanbaru dan Panam serta jajaran pegawai Rektorat UR.

Sebelum memulai acara, para peserta diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kuliah umum dibuka oleh Thamrin. Dilanjutkan penyampaian materi oleh Sumarjono. Ia sampaikan bahwa pemerintah harus memikirkan kesejahteraan penduduknya. “Untuk itulah adanya jaminan kesehatan nasional ini.”

Ia juga paparkan  program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan seperti Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Pensiun (JP).

Sumarjono sampaikan bahwa tantangan BPJS Ketenagakerjaan adalah perluasan cakupan kepesertaan. Total peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sampai November 2017 adalah 2,4 juta peserta. “Target kita tahun ini adalah 2,5 juta peserta. Jadi kita masih gencar untuk sosialisasi.”

Di tahun 2021 bahkan target BPJS naik dua kali lipat dari tahun ini, sekitar 4,8 juta peserta. Awal November ini 250 peserta baru telah terdaftar.

Dalam memberi materi selama 40 menit itu, Sumarjono singgung peristiwa kebakaran pabrik mercon di Kosambi pekan lalu. Ia sampaikan bahwa dari 103 pekerja, hanya 27 pekerja yang terdaftar BPJS. Hal ini terjadi karena para pekerja masih di bawah umur sehingga pemilik perusahaan tidak berani mendaftarkannya.

Dari total 49 korban meninggal dunia, hanya 3 orang yang terdaftar BPJS. “Tentu ini sangat disayangkan mengingat jaminan sosial sangat bermanfaat bagi keluarga yang berduka,” tambahnya.

Sumarjono katakan bahwa sejak tahun 2014 BPJS Ketenagakerjaan sudah mengcover pekerja di sektor informal seperti ojek online. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak mendaftar di BPJS Ketenagakerjaan.”

Sebelum tutup materi, Sumarjono jelaskan peran mahasiswa bagi BPJS Ketenagakerjaan mendatang. Yakni ketika berwirausaha, wajib mendaftarkan karyawan ke lembaga jaminan sosial khususnya BPJS Ketenagakerjaan. “Dan jika Anda sebagai karyawan, Anda wajib mengetahui serta mendaftar juga,” jelas Sumarjono diikuti tepuk tangan dari para peserta.

Usai materi dan sesi tanya jawab, panitia beri doorprise bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan dari Sumarjono.

Kehadiran BPJS Ketenagakerjaan ini disambut antusias dari 250 peserta yang terdiri dari berbagai fakultas di UR. Tampak kursi yang disediakan terisi penuh oleh peserta yang ingin mengetahui seperti apa BPJS Ketenagakerjaan.

Sumarjono puas dengan antusias peserta. “Terlihat dari aktifnya mahasiswa untuk bertanya seputar program dari BPJS Ketenagakerjaan ini,” ujarnya.

Agus Nadi, peserta kuliah umum dari fakultas Teknik senang dengan diadakan kuliah umum ini karena menambah wawasan terkait jaminan sosial di Indonesia. Agus memberikan cenderamata berupa gambar wajah Sumarjono. “Ini merupakan bentuk terima kasih serta cara saya berkomunikasi dengan orang luar”.

Di akhir sesi, BPJS Ketenagakerjaan memberikan santunan peyediaan literatur sebesar 15 juta rupiah kepada rektorat yang diterima Azhar Kasymi selaku Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan. Kemudian foto bersama.

Usai beri kuliah umum di UR, Sumarjono bersama rekan akan bertolak ke Institut Teknologi Bandung minggu depan.

Sumarjono berharap dengan adanya kuliah umum ini, mahasiswa yang merupakan calon pekerja telah memahami pentingnya jaminan sosial itu. *Annisa Majesty