Sempat Ditangguhkan, Pemira FEB Kembali Dilaksanakan

Masa kepemimpinan Gubernur juga Wakil Gubernur Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Ibnu Syahputra dan Fiqri Hadi Islami segera berakhir. Pemilihan Raya atau Pemira kembali digelar. Hingga saat ini, pelaksanaan pagelaran pesta demokrasi FEB sudah sampai tahap verifikasi–usai pendaftaran calon selama lima hari. Terhitung sejak 20 hingga 25 Desember. Dari penantian ini, dua pasang calon telah mendaftarkan diri.

Panitia Pemilihan Raya Fakultas (PPRF) sebenarnya sudah ancang-ancang persiapkan Pemilihan Raya atau Pemira sejak 6 Desember lalu. Sayang, linimasa yang sudah ditetapkan berubah. Bentroknya kegiatan lembaga di FEB dengan pelaksanaan Pemira jadi persoalan.

“Mereka meminta untuk timeline ini diubah sehingga mereka bisa berfokus pada Pemira,” ungkap Ketua Pelaksana Pemira FEB, Akrom Mahdi.

Bertarikh 15 Desember lalu, PPRF juga adakan pemungutan suara. Pertemuan itu dihadiri sembilan dari 13 lembaga. Sisanya yang mangkir ada Al-ikhtisom, EFEC, dan Senat Mahasiswa Diploma III FEB. Adu suara berbuah hasil. Pendaftaran calon yang ditetapkan pada 13 Desember harus mundur seminggu. Hari itu juga lahir surat kesepakatan. Isinya berupa pernyataan untuk berpartisipasi aktif dan menerima seluruh keputusan panitia.

Selain gubernur dan wakilnya, Pemira kali ini sediakan kursi Dewan Perwakilan Mahasiswa. Jurusan Manajemen punya sembilan kursi. Disusul Akuntansi serta Ilmu Ekonomi. Masing-masing dapat delapan dan empat kursi. Selain itu ada D3 Perpajakan sebanyak dua kursi. Terakhur D3 Akuntansi dengan kursi tunggal. Namun diakhir pendaftaran, hanya enam orang yang ambil formulir untuk kursi DPM.

Sebagai langkah awal, panitia adakan sosialisasi dua hari berturut-turut. Tercatat pada 17 dan 18 Desember. Mereka menggantung spanduk di depan Sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB dan One Alumni Cafe. Tempel pamflet di seluruh sekretariat lembaga juga tak lupa. Sosialisasi online jadi tambahan. Panitia gencarkan promosi lewat Instagram. Selain itu juga penyaluran informasi di grup setiap angkatan.

Sementara itu, untuk mengawasi jalannya pemilihan orang nomor satu di BEM, panitia juga membentuk Panitia Pengawas atau Panwas.

“Pada saat hari tenang, setiap pamflet di sosmed itu kita larang,” ujar Ketua Panwas Mohammad Sahjehan pada Jumat (24/12).

Lanjut Sahjehan, apabila pelanggaran terjadi akan ditindaklanjuti. Baik teguran secara langsung ataupun diskualifikasi.

Beralih ke sistem pemilihan, panitia ajak Server Kambia kerja sama. Sahjehan ceritakan mengapa memilih server tersebut. Awalnya, Panitia Pemilihan Raya Fakultas atau PPRF akan menggunakan jasa Kelompok Studi Linux. Server yang sering digunakan pada Pemira UNRI. Namun gagal karena beberapa kendala. Saat menengok Pemira Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam November lalu pakai Kambia, hal itu jadi pertimbangan.

Langkah-langkah memilih juga tak jauh beda dengan Pemira lainnya. Mahasiswa wajib mengisi nama, Nomor Induk Mahasiswa, jurusan, angkatan, swafoto dan Kartu Tanda Mahasiswa atau KTM. Jika tak ada KTM, bisa gunakan KTM sementara serta bukti Kartu Rencana Studi.

Penulis: Sasgia Handayani

Editor: Andi Yulia Rahma