Tumpukan batu bata di depan gedung berukuran 35 x 38 meter itu tersusun keatas. Beberapa pekerja bangunan berlalu-lalang. Sesekali pula mobil pick up datang untuk mengantarkan batu bata yang lain.
Sempat terhenti hampir tiga bulan, pembangunan Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini kembali dilanjutkan. Pejabat Pembuat Komitmen Ahmad Faisal katakan telah dilakukan lelang untuk tender pembangunan yang baru.
“Yang pemenang pertama kemarin tidak sanggup dia menyelesaikan 70 hari kerja tu, karena tidak dapat jaminan pelaksanaan dari Bank. Makanya sekarang kita pakai pemenang kedua,” jelas Faisal.
Faisal sebut pembangunan dilanjutkan oleh CV Agung Indah Riau. Mulai dari 4 November dan dijanjikan siap digunakan setelah 50 hari kerja. Tepatnya, pembangunan Gedung Serbaguna disinyalir akan selesai pada 23 Desember nanti.
Sempat Audiensi ke Dekanat
Mulanya, pembangunan terhenti sebab kontrak yang telah habis. Sementara kontraktor tak dapat selesaikan sesuai waktunya. Hal ini menjadi tanda tanya besar untuk mahasiswa FKIP. Terkhusus para ketua pelaksana olimpiade. Mereka mendesak agar pembangunan dilanjutkan, sebab acara olimpiade butuh Gedung Serbaguna tersebut.
Muhammad Dwi Ilhami selaku Ketua Pelaksana Olimpiade Fisika katakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP sempat menggelar audiensi bersama pihak dekanat. Dikatakan, pembangunan dilakukan sejak 15 September. Namun nyatanya nihil.
“Nah, disitu kan kami juga merasa khawatir karena tak ada tempat untuk pembukaan atau pun penutupan olimpiade nanti,” tuturnya.
Puncaknya, ia bersama ketua pelaksana olimpiade yang lain. Adalah Yakobus Waruwu, Ketua Pelaksana Olimpiade Kimia. Mereka lakukan aksi. Memasang spanduk berisi seruan di atas gedung.
Hal ini dilakukan sebab Yakob merasa kurangnya pergerakan BEM dalam menyampaikan keluhan mereka mengenai kejelasan Gedung Serbaguna kepada pihak dekanat. Baru setelah pemasangan spanduk, pembangunan gedung kembali dilanjutkan.
“Mungkin karena kemarin juga dari BEM tidak ada pergerakan dan kami sempat berdiskusi dengan ketupel OF [Olimpiade Fisika]. Nah, itu kemarin kami lakukan (aksi propaganda),” seru Yakob.
Sebelum memasang spanduk, Yakob telah mencoba menghubungi para ketua pelaksana olimpiade melalui pesan grup. Sayangnya, hanya ucapan salam yang ditanggapi.
“Ini juga kemarin itu kami berkoar-koar di grup olimpiade untuk memancing mereka sebelum memasang spanduk propaganda dengan mengirim foto Serbaguna mangkrak, ternyata mereka cuma menjawab salam aja,” ujar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia.
Yakob bilang jika pembangunan tak segera dilanjut, acara olimpiade hanya dapat dilaksanakan di Pentas Seni FKIP, sebuah tempat dengan panggung tanpa dinding. Keadaan gedung yang seperti itu membuat acara tidak kondusif. Suara kendaraan yang lewat akan mengganggu. Ditambah dengan menyewa tenda. Pastinya, anggaran dana acara pun membengkak.
Muhammad Abdul Pangestu, pelaksana tugas Gubernur Mahasiswa FKIP akui tidak melarang aksi propaganda. Sebab, menurutnya itu cara mahasiswa ingatkan keberlangsungan gedung ke Fakultas.
“BEM tidak melarang sebenarnya kawan-kawan mau berekspresi, silakan. Mau buat spanduk seruan, silakan. Mau buat aksi, silahkan. BEM fasilitasi,” ujar mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar itu.
Menanggapi Yakob, Abdul ceritakan kalau BEM telah lakukan audiensi ke dekanat. Audiensi diterima dan ditandatangani. Audiensi dilakukan bersama ketua pelaksana olimpiade se-FKIP.
BEM pun mewanti-wanti agar himpunan mahasiswa setiap program studi miliki rencana cadangan untuk tempat acara. Misalnya di Gedung Microteaching. Walaupun ia akui, gedung itu tidak dapat mewadahi acara. Pun Pentas Seni yang memakan banyak biaya jika digunakan.
Penulis: Sudira Wahyuni
Editor: Najha Nabilla