Mahasiswa Universitas Riau kembali merasakan pesta demokrasi terbesar di Kampus Biru Langit. Rabu (2/5) Panitia Pemilihan Raya Universitas (PPRU) gelar pemungutan suara Calon Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa UNRI. Menentukan siapa yang akan memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa satu periode kedepan.
Baca juga : Hari Ini Pemungutan Suara Pemira UNRI di 12 TPS
Dua tahun terakhir proses pemilihan raya tidak sampai pemungutan suara. Hanya ada satu pasangan calon hingga tahap penetapan dan berakhir secara aklamasi.  Misalnya masa Abdul Khair dengan Bayu Kumbara pada 2016 dan  Rinaldi dengan Algi tahun lalu.
Berbeda dengan tiga tahun silam. Kemeriahan pesta demokrasi terasa pada Pemira tahun 2015. Kala itu, dua paslon maju mewarnai demokrasi kampus. Pasangan Rahmad Nuryadi Putra dan M Isnaeni yang ditantang Andres Pransiska dan M Asnawir. Pemira ini dimenangkan oleh paslon Andres dengan Asnawir.
Sejak PPRU membuka pendaftaran, ada empat paslon.
Baca juga : Empat Bakal Calon Peserta Pemira UNRI 2018 Mendaftar ke PPRU
Kemudian, sampai tahap akhir didapat dua paslon yang mengikuti Pemira. Rusdy Yanson berduet dengan Iqbal Hagi mendapat nomor urut satu. Rusdy adalah mahasiswa angkatan 2014 Jurusan Ilmu Komunikasi  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Terakhir, ia Wakil Ketua Badan Legislatif Mahasiswa FISIP. Sedangkan  Iqbal Hagi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen. Pada pengurusan BEM Kabinet Pilar Peradaban masa Rinaldi, ia sebagai Menteri Luar Universitas.
Pasangan nomor urut dua ada Randi Andiyana dengan Dedy Prianto. Randi juga berasal dari Jurusan Manajemen FEB. Sebelumnya menjabat Gubernur Mahasiswa FEB. Sedangkan Dedy, Â mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ia sempat menjadi Wakil Gubernur Mahasiswa BEM FKIP periode lalu dan Menteri Riset dan Pendidikan masa Rinaldi.
Sehari setelah penetapan paslon, PPRU menetapkan masa kampanye dari 17 sampai 27 April. Masa inilah momen untuk kedua paslon memperkenalkan diri. Kampanye terbuka, debat dialogis dan berbagai upaya kreatif yang tidak melanggar peraturan.
Bahana Mahasiswa melakukan survei untuk mengukur sejauh mana mahasiswa UNRI mengetahui  kedua paslon. Dengan metode bagikan angket secara acak di seluruh fakultas yang ada. Ada seribu angket yang disebar dengan pertanyaan yang  sama.  Setiap fakultas dijatah 100 angket. Pengambilan sampel selama empat hari masa aktif perkuliahan, 18 sampai 23 April lalu.
Sasarannya mahasiswa dari angkatan 2011 sampai 2017. Ada dua pertanyaan yang disajikan. Pertama, apakah mahasiswa mengenal  kedua paslon. Jika mahasiswa menjawab iya, maka berlanjut ke pertanyaan kedua untuk memilih salah satu pasangan. Namun, jika mahasiswa menjawab tidak mengenal, pertanyaan selanjutnya tidak perlu diisi.
Selama masa pembagian angket,  muncul berbagai macam tanggapan dari mahasiswa. Ada yang menanyakan apa kegunaanya, menolak mengisi dan berbagai macam lainnya. Namun lebih banyak yang merespon positif. Seperti contoh kejadian di FISIP. Seorang laki-laki  memakai baju salah satu himpunan enggan mengisi. Ia katakan survei ini akan menguntungkan salah satu paslon.
Lain lagi di FKIP, seorang laki-laki mengaku anggota PPRU. Ia tidak mengisi karena takut tidak independen. Cerita berbeda juga didapat dari FMIPA. Ada beberapa mahasiswa yang kecewa tidak dapat angket dan meminta kepada kru BM. Padahal angket yang dibagikan sudah habis.
Dari semua angket yang disebarkan kemudian dihitung. Angket yang kembali sebanyak  971. Tim mengecek isian angket. Ada 912 angket yang sah untuk diperiksa hasil survei. Sisanya sebanyak 59 angket error. Hal ini disebabkan  pengisian identitas yang tidak jelas. Seperti  nama fakultas dan angkatan tidak diisi atau salah satunya, memilih kedua paslon dan lain-lain.
Angket sebanyak 912 diolah kembali. Dari hasil itu didapat 518 mahasiswa merespon tidak mengenal kedua paslon. Hitungan persentase mencapai  56,8 persen. Sisanya memilih antara keduanya.
Rusdy Yanson-Iqbal Hagi mendapat suara sebanyak 116 suara atau 12,72 persen. Suara terbanyak didapat dari angkatan 2016, jumlahnya capai  45 suara.
Randi Andiyana-Dedy Prianto memperoleh dukungan 278 suara dengan persentase 30,48 persen. Pemilih terbanyak dari angkatan 2017 yaitu 98 suara sah.
Sebaran pemilih paslon disetiap fakultas didapat hanya di FISIP paslon Rusdy meraih lebih banyak suara dibandingkan dengan Randi. 92 suara di FISIP, sebanyak 55 tidak mengenal. Sisanya 24 suara ke Rusdy-Hagi dan 13 kepada Randi-Dedy.
Namun, 9 fakultas lain pasangan Randi meraih kemenangan. Yaitu di Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan.
Kemenangan telak paslon Randi-Dedy di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Meraih suara sebanyak 47 berbanding 5 suara dan 43 tidak mengenal calon dari total 95 angket.
Sementara itu, selisih suara tipis berada di FK dan FH. Masing-masing beda 9 dan 12 suara.
Pada Pemira ini, setiap paslon akan merebut suara dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 28.826 pemilih. Dengan jumlah DPT terbanyak dari FKIP dengan 5513 pemilih. Posisi kedua FEB 4869, urutan terbanyak ketiga FISIP 4587 pemilih. Selanjutnya FT 3514, FPK 2744.
Posisi enam FMIPA dengan jumlah DPT 2181. Selanjutnya Fakultas Pertanian 2097 pemilih. Posisi tiga terakhir dari kampus UNRI Gobah. FH 1783 suara, FK 876 suara. Serta yang terakhir Fakultas Keperawatan dengan DPTÂ 662 suara.#
Penulis : Dicky Pangindra
Editor  : Eko Permadi