Tersiar isu perihal kedekatan Menteri Sosial dan Politik BEM Universitas Riau (Unri) Muhammad Azhari dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melalui unggahan foto Instagram @mabadewasa, Sabtu (22/03). Selain itu, unggahan lain menunjukkan tangkapan layar pembayaran akomodasi sebesar Rp 8 juta kepada Azhari.
Koordinator lapangan aksi Indonesia Darurat – Gerakan Riau Melawan itu menepis isu kedekatannya dengan PDIP. Dia mengatakan tidak ada hubungan apapun dengan partai itu.
“Saya hanya nge-job, menerima job sebagai MC [Master of Ceremony],” ujar Azhari. Dia beralasan jika penyelenggara acara yang menawarkan kerja adalah kakak tingkat dari jurusan yang sama.
Dok. Akun Instagram Maba Dewasa
Perihal tangkapan layar yang menampilkan daftar penerima akomodasi atau logistik, namanya tertulis pada baris kedua. Termasuk dalam penerima terbanyak uang transaksi, Azhari membantah tuduhan itu.
“Itu fitnah, kalau chat-chat gitu bisa aja aku buat,” pungkasnya.
Menurutnya, penyebar unggahan itu hanya menyiarkan fitnah. Dia siap menemui pemilik akun, lalu diskusi secara terbuka. Bahkan dia berani memperlihatkan notasi rekeningnya.
“Kalau memang terbukti saya mengotori pergerakan mahasiswa Unri dengan hal tersebut, saya siap turun dari jabatan,” tegasnya.
Sejauh ini Azhari mengaku belum buka suara perihal tuduhan tersebut. Dia mengatakan tidak angkat bicara dan lebih memilih diam. “Orang-orang tak suka aja itu menurut saya,” tambahnya.
Mengenai kepercayaan mahasiswa dan masyarakat tentang kinerja BEM Unri ke depannya, akibat dari isu-isu yang muncul, Azhari memilih tidak mempedulikan hal tersebut. “Itu biar mahasiswalah yang menilai masalah itu,” ucapnya.
Perihal aksi BEM Unri yang tolak RUU TNI pada Kamis, (21/03). Azhari mengatakan kondisi di lapangan sedikit berbeda dengan skema yang telah direncanakan.
“Itu akan menjadi evaluasi bagi kami,” tutupnya.
Baca juga Massa aksi Unti Mundur, Presma: Kesepakatan Bersama
Wakil Presiden BEM Unri Brian Bima Sanda mengatakan tidak ada pihak yang menerima uang. Mereka tidak akan menjual pergerakan mahasiswa Unri. Dalam unggahan tersebut, hanya berupa pesan terusan yang tidak jelas sumbernya.
“Ia [Azhari] menyampaikan ke saya, benar-benar tidak menerima uang sepeserpun dari pihak manapun,” ujar Brian.
Sedangkan tentang unggahan kedekatan Azhari dengan anggota PDIP, kata Brian, tidak bisa disangkut-pautkan dengan isu menerima uang sebesar Rp 8 juta itu. Menurutnya, ini sudah termasuk bentuk pencemaran nama baik serta pembunuhan karakter.
Akun Instagram @mabadewasa, kata Brian termasuk akun buzzer yang tak jelas empunya. BEM Unri memilih tidak buka suara pada laman media sosial mereka perihal tuduhan ini, namun tetap terbuka bila ditanya isu tersebut.
Selain itu BEM tidak melakukan investigasi atas isu yang bawa nama Azhari. Menurutnya, isu tersebut sudah masuk ke ranah pribadi yang mencemarkan nama baiknya sendiri. “Untuk bawa nama lembaga BEM Unri sendiri, tidak. Tapi itu kembali kepada Azharinya bagaimana,” jelas Brian.
Perihal kepercayaan masyarakat Unri ke pergerakan BEM Unri, Brian percaya mahasiswa bisa menilainya sendiri. Selama pergerakan BEM masih di jalan yang benar dan tuduhan menerima uang hanya fitnah, dia tidak khawatir perihal itu.
Menurutnya, saat ini mahasiswa tidak hanya menghadapi kejamnya pemerintah, tapi juga fitnah dan tuduhan dari akun buzzer. Brian kecewa dengan oknum terkait, terutama akun @mabadewasa yang sebar fitnah. Jika informasi yang disebar berupa fitnah dan pembunuhan karakter, terlihat seperti orang tidak berpendidikan.
“Saya harap kita semua melihat, mana yang benar dan mana yang salah nantinya,” tutup mahasiswa Fakultas Pertanian itu.
Hingga tulisan ini dinaikkan, pemilik akun @mabadewasa tidak beri konfirmasi apa pun kepada Kru BM. Akun tersebut sudah dihapus dari laman sosial media Instagram.
*Keterangan, tidak lama setelah tulisan ini dimuat, akun Instagram @mabadewasa kembali ada.
Penulis: Sherly Ananda dan M. Rizki Fadilah
Editor: Najha Nabilla