Universitas Riau targetkan 25 proposal lolos didanai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) tahun 2019. KBMI rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Hal ini disampaikan dalam Workshop Mahasiswa KBMI pada Kamis (21/03) yang ditaja oleh UNRI dalam rangka memasuki tahap Sosialisasi dan Pembekalan KBMI.
Ada tujuh tahapan dalam kompetisi ini, yaitu Sosialisasi, Pengusulan Proposal, Pelatihan Rencana Bisnis, lalu Penentuan Penerimaan Usulan, Pendampingan Wirausaha, Monitoring Evaluasi dan terakhir puncaknya yaitu Expo Kewirausaan Mahasiswa Indonesia (KMI).
KMI pada tahun ini akan diselenggarakan di Politeknik Batam pada bulan November.
Dalam kegiatan ini Saryono menjelaskan bahwa KBMI berbeda dengan Proposal Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan juga oleh Dikti. KBMI mewajibkan mahasiswa untuk memiliki kreatifitas yang unik dan inovatif.
“Inovatif ialah kreatifitas yang dikemas untuk kebutuhan pasar,†sahut Dosen Fakultas Matemamika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang juga Ketua Tim Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia tersebut.
Baginya, Nobel Purpose atau Tujuan Mulia KBMI adalah Produk yang solutif di masyarakat. Produk yang diharapkan dapat menjawab persoalan masyarakat sehingga produk tak hanya berpacu pada pendapatan atau materi.
Pengusul juga harus mengetahui target pasarnya.“Meningkatkan strategi pasar, punya manajemen SDM yang baik dan strategi keuangan yang rapih adalah kriteria kelolosan usulan untuk didanai,†tambahnya.
Tidak hanya itu, Saryono juga menyinggung tentang karir. Menurutnya mahasiswa seharusnya telah menargetkan karir sejak mengenyam perkuliahan, bukan saat lulus dan menyandang gelar sarjana.
Saat memilih karir sebagai wirausaha, seorang pebisnis harus mengerti dua inti dalam dunia bisnis yaitu peluang dan risiko. Peluang dan risiko memiliki hubungan erat.
“Jika tidak berani mengambil risiko maka tidak akan pernah mendapat peluang,†terang Saryono.
Dalam memulai bisnis akan didahului dengan ketersediaan modal. Modal dapat berupa materi atau non materi. Sedangkan untuk non materi dapat diperoleh dari ilmu perkuliahan, pemagangan atau seminar.
KBMI adalah salah satu jawaban untuk modal materi.
Ia tambahkan bagi mahasiswa yang ingin megikuti KBMI dapat mengunjungi http://sim-pkmi.ristekdikti.go.id sebagai panduan.
KBMI tahun ini memiliki beberapa perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya perihal pengunduhan proposal, sebab tahun ini diganti dengan beberapa pertanyaan yang akan ditujukan bagi pengusul terkait wirusaha yang ingin diajukan.
Marhadi selaku Pembina KBMI UNRI sampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk memberi pemahaman bagi mahasiswa bagaimana cara membuat proposal usulan tersebut dan cara menjadi seorang wirausaha.
Begitu pula tujuan kegiatan bagi Iwantono, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni. Ia katakan bahwa tujuan diadakannya Workshop ini adalah sebagai pembekalan mahasiswa UNRI agar siap berkompetisi di tingkat nasional.
Tahun lalu, ada 25 proposal yang terdaftar dan delapan diantaranya lolos didanai. UNRI juga meraih juara ketiga dalam kategori Kewirausahaan di Bidang Jasa.
Untuk tahun ini, bagi mahasiswa yang membuat proposal kewirausahaan namun tidak berhasil didanai Dikti nantinya akan dibantu dengan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Universitas.
“Jumlahnya sekitar tiga hingga sepuluh juta untuk satu proposal,†kata Marhadi.
Marhadi juga mengumumkan usai workshop, mahasiswa dipersilakan untuk memberikan proposalnya kepada Kemahasiswaan UNRI. Nantinya, tim peninjau yang akan memeriksa usulan. Usai pemeriksaan, mahasiswa akan dilatih untuk siap berkompetisi dan kemudian diberi akun untuk Login mendaftarkan timnya.
Reporter: Reva, Haby
Penulis: Reva
Editor: Ambar Alyanada Numashurrayyadewi