Dung…

Gaung gong mengumandang di Ruang Siak Sri Indrapura Gedung Rektorat Universitas Riau (UNRI). Usai Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Sofyan Husein Siregar mementungnya, Olimpiade Olahraga UNRI atau 02UR  2022 resmi dibuka, Rabu (1/6). Semangat, Totalitas, dan Solidaritas jadi tema helatan tahun ini. 

Tak hanya sebagai ajang kompetisi, kata Sofyan, acara ini diharapkan  memunculkan atlet-atlet baru yang tak pernah terlihat. Pula, tampil dengan kebolehan olahraga masing-masing. Lanjutnya, hal ini diharapkan bisa meneruskan estafet olahragawan sebelumnya. 

 “Tentunya nanti akan kita lakukan pembinaan,” tutur Sofyan tatkala melihat tim pemantau olahraga.

Setelah penyampaian dari Sofyan, isi perjanjian perlombaan dibacakan oleh Koordinator Cabang Olahraga Rifqi Al-Hanif. Hal ini penting agar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi saat acara. Kemudian, disusul sumpah dan janji yang ditujukan kepada wasit, atlet, serta juri. Tujuannya agar lebih profesional.

Sebagai tanda setuju, Sofyan mulai menandatangani isi perjanjian. Namanya menjadi pihak pertama dalam kertas tersebut. Disusul oleh pihak kedua, Kapten UKM Olahraga Muhammad Syarif.

Selain Sofyan, tampak hadir Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga BEM dalam helatan. Pelatih dan perwakilan tiap universitas peserta olimpiade beserta beberapa ketua umum UKM lainnya menyusul.

O2UR sendiri adalah suatu acara olahraga yang mengikutsertakan seluruh fakultas se-UNRI. Ada sembilan cabang olahraga atau cabor yang dipertandingkan. Seperti futsal, voli dan tenis meja. Kemudian basket, atletik, takraw, lalu pencak silat. Terakhir karate. Semuanya akan dipertandingkan mulai dari tanggal 2 hingga 16 Juni mendatang.

Ketua Pelaksana Teuku Muhammad Reza katakan tujuan kompetisi ini tak lain untuk membentuk dan mempererat tali silaturahmi. Sekaligus sebagai ajang seleksi Pekan Olahraga Mahasiswa (POM) Nasional.

Reza ceritakan persiapan ajang olahraga tingkat universitas ini. Ia bilang tertib acara sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Terhitung sejak Maret lalu, panitia pelaksana acara dibentuk terlebih dahulu.

“Walau sudah dipersiapkan dengan matang, kendala pasti selalu hadir.”

Reza keluhkan sosialisasi antar UKM Olahraga UNRI jadi hambatan utama. Sebagai ketua pelaksana, ia katakan kurangnya sosialisasi merupakan bentuk uzur UKM Olahraga. Ia telah menaruh harap agar sekiranya fakultas menjadi perpanjangan tangan olahraga menuju jurasan masing-masing. Ternyata impiannya berbuah masam. 

“Sosialisasi yang saya maksud bukan hanya sosialisasi dari mulut ke mulut. Tapi sosialisasi yang saya maksud itu, sosialisasi media sosial,” paparnya.

Disisi lain, ia sampaikan bahwa setiap fakultas telah mengutus jagoannya untuk berlaga dalam kancah olahraga. 89 atlet Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan terdaftar pada enam cabang O2UR. Sebelahnya, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis utus masing-masing 61 dan 49 olahragawan.

Fakultas yang di Kampus Gobah juga turut meriahkan acara. Fakultas Kedokteran hantarkan 51 atlet. Disusul Fakultas keperawatan dengan total 26 atlet. 

Ada lagi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan dengan angka 66 atlet. Kemudian Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum  sebanyak 62 dan 37 ahli olahraga. Lalu Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dengan 58 atletnya.

Fakultas Teknik jadi penyumbang atlet terbanyak. 92 orang resmi terdaftar. Seluruh fakultas kompak ikut enam cabor.

Disisi lain, Reza ceritakan alur perlombaan yang telah ditetapkan. Semua atlet akan bertanding dengan waktu dan tempat yang berbeda. Tergantung cabor yang akan dipertandingkan.

Tenis meja diadakan pada 3 sampai 4 Juni. Kemudian 11 sampai 13 Juni ada silat. Disusul karate tiga hari setelahnya. Ketiganya diadakan di Gedung Rusunawa UNRI. 

Selain itu, cabor yang dipertandingkan di Stadion Mini UNRI ada basket dan voli. Masing-masing pada 2 sampai 7 Juni dan 10 sampai 12 Juni. Terakhir pada 10 hingga 13 Juni diadakan pertandingan futsal di Andi’s Futsal dan badminton di GOR Panam Jaya.

Juan Chrestopher, salah satu perwakilan dari Fakultas Pertanian, keluhkan mahasiswa satu fakultasnya yang enggan ikut serta dalam perlombaan. Ia bandingkan dengan mahasiswa Fakultas teknik yang antusias ikut pertandingan. Terlebih lagi dalam cabang basket. Namun Juan tak berkecil hati, walau saingan olahraga basket sangat banyak, ia tetap taruh harapan.

“Harapan untuk pribadi, semoga dapat menampilkan yang terbaik nantinya,” sambungnya kemudian.

Selain Juan, Putra Syahmadhan juga ikut berbagi kisah sebagai peserta O2UR. Peserta cabang olahraga basket itu sampaikan perasaannya. Ia sangat antusias, sebab ini pertama kali baginya ikuti acara ini.

Masih satu cabang laga dengan Juan, Putra katakan persiapan dari timnya sudah mantap. Mulai dari segi latihan dan persiapan. Ia sebut sudah terbilang delapan puluh persen siap ikut perlombaan. 

“Tinggal finishing untuk meningkatkan chemistry antar pemain. Karena kita berasal dari berbagai jurusan. Jadi chemistry harus lebih dibangun untuk mencapai 100%,” ungkap Putra.

Putra juga mengungkapkan harapannya bahwa dia tidak hanya mencari kemenangan. Namun, juga mencari pengalaman untuk prestasi non akademiknya.

***

Setelah vakum hampir dua tahun sebab pandemi Covid-19, UNRI kembali taja O2UR. Ketua pelaksana serukan agar perlombaan digelar dengan menjunjung tinggi nilai sportifitas, solidaritas, serta semangat yang berkobar.

Reza ceritakan sebelum ajang olahraga ini terluang, O2UR bernama POM UNRI. Hal ini dilakukan agar tidak ada salah  mindset lagi dari peserta. Dahulu mereka mengira pemenang POM UNRI akan masuk ke POMNAS. 

Menurut Reza, masuk sebagai peserta POMNAS tidaklah mudah. Peserta yang menjuarai O2UR akan diseleksi lagi ditingkat daerah. Setelah dinyatakan lolos,  bisa direkomendasikan sebagai perwakilan Provinsi Riau.

Katanya lagi, POMNAS akan diadakan pada bulan Oktober tahun ini. Hal ini sesuai dengan peta konsep dari UKM Olahraga, yaitu selalu ingin menciptakan atlet-atlet terbaik disetiap tahun. 

“Saya harap tidak ada kecurangan dalam acara ini dan semoga O2UR bisa mencetak atlet-atlet terbaik di Universitas Riau,” ungkap Reza.

Penulis: Hafifah Antini

Editor: Karunia Putri