Pekan Pemilihan Raya atau Pemira Universitas Riau tahun 2022, akan kembali digelar. Di samping sebagai rutinitas yang sakral tiap tahun, acara ini akan menjadi penanda bahwa selesainya tampuk kepemimpinan Kaharudin dan Razali. Serta beralihnya jabatan Presiden Mahasiswa dan Wakilnya kepada calon yang terpilih nantinya.
“Bagi pemimpin yang memimpin Universitas Riau akan selalu ada perubahan. Maka setiap pemimpin yang berbeda akan juga perubahan seperti apa kepemimpinan dan pergerakan mahasiswa di Universitas Riau nantinya,” ujar Ahmad, Ketua Pelaksana Pemira Universitas Riau 2022.
Dalam siaran langsung dari Instagram @bahana_unri, bertajuk Yuk, Kenal Pemira 2022 Lebih Jauh!, Ahmad paparkan prosedur Pemira. Diawali dengan sosialisasi sejak 30 September hingga 7 Oktober. Kemudian, tahap pendaftaran bakal calon peserta.
Bagi bakal calon yang telah ditetapkan sebagai peserta Pemira, diperbolehkan untuk kampanye guna menggaet hati mahasiswa. Setelahnya, masa tenang, yang mana kampanye harus tuntas. Tahap terakhir, pemungutan suara yang dilakukan untuk menetapkan hasil Pemira.
Berbeda dari tahun sebelumnya, Pemira tahun ini dilaksanakan luar jaringan alias luring tapi berasas elektronik. Rencananya, Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan disediakan pada setiap Fakultas. Jumlah TPS disesuaikan dengan banyaknya mahasiswa. TPS dilengkapi dengan gawai sebagai alat pemungutan suara.
Alasan konsep ini digunakan, sebagai bentuk adaptasi dan digitalisasi teknologi. Mengingat setahun silam pemungutan suara dalam jaringan alias daring berdampak pada server, sehingga dilaksanakan pemilihan ulang yang mengundang kericuhan.
Untuk kelancaran Pemira, Panitia Pemilihan Raya Universitas (PPRU) kembali membangun komunikasi dengan Kelompok Studi Linux (KSL) dan pihak Rektorat. Beruntunnya strategi panitia disebabkan golongan putih mahasiswa tahun sebelumnya mencapai 50 persen.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2019 itu turut jelaskan lima strategi PPRU dalam sosialisasi Pemira, seperti menyebarkan pamflet. Lalu, pembagian poster. Dilanjuti, mencari titik kumpul kemudian mimbar bebas. Terakhir, talkshow.
Ahmad sebut, banyak mahasiswa yang tahu Pemira dengan konsep baru. Namun, ia belum bisa beberkan kriteria mahasiswa yang dapat gunakan hak suaranya. Dengan strategi dan konsep baru, ia berharap partisipasi mahasiswa UNRI kian menambah dalam Pemira ini. Dari yang sebelumnya hanya 6000 pemilih, meningkat jadi 2 hingga 3 kali lipat.
Penulis : Dinda Rizky Fantri Pasaribu
Editor : Najha Nabilla