Tim Nasional (Timnas) Indonesia U23 secara mengejutkan bermain apik pada perhelatan Piala Asia U23. Setelah berhasil mengalahkan tim raksasa seperti Australia, lalu Korea Selatan hingga mempercundangi Yordania.
Namun, seribu sayang tim garuda muda harus menerima kenyataan pahit setelah dikalahkan oleh Uzbekistan dalam memperebutkan partai final. Pun demikian, asa masih ada. Indonesia tentunya masih miliki kesempatan untuk meraih gelar, nantinya Ernando dan kawan-kawan akan hadapi Iraq demi memperebutkan juara ketiga pada perhelatan ini.
Pembicaraan mengenai timnas muda kian santer diutarakan oleh masyarakat Indonesia. Tak peduli umur, tua hingga muda acap kali terdengar membahas mengenai permainan Indonesia.
Sehingga puncak dari euforia ini dapat kita rasakan bersama. Buktinya kegiatan nonton bareng (nobar) menghiasi berbagai tempat saat pertandingan Indonesia kontra Uzbekistan pada Senin (20/4) lalu.
Padahal biasanya kegiatan nobar hanya dilakukan di tempat-tempat komersil, ambil contoh saja pada gerai makanan. Tapi ada yang berbeda, saat pertandingan tersebut banyak sekali tempat-tempat umum yang menyediakan fasilitas nobar.
Tentu saja tak ketinggalan, pemerintah pun juga turut hadir menyediakan fasilitas. Seperti Polda Riau yang adakan kegiatan nobar di lapangan milik mereka. Ataupun sebagaimana PJ Wali Kota Pekanbaru yang turut mengadakan nobar tersebut.
Lantas mengapa Universitas Riau (UNRI) tak mengadakan nobar? Hal ini menjadi pertanyaan sendiri bagi penulis. Apabila dasarnya tak ada penonton hal tersebut salah besar. Dapat dilihat dari kawasan di sekitar Unri banyak mengadakan kegiatan nobar.
Lalu apakah permasalahannya dari keamanan? Penulis sendiri menilai hal tersebut bisa saja diatasi, melihat kampus biru langit ini miliki satuan pengaman yang terorganisir.
Melihat euforia yang tinggi dikalangan mahasiswa, Unri seharusnya dapat memenuhi permintaan tersebut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian serta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Ibunda Rektor mungkin dapat mencontoh bagaimana FISIP dapat memenuhi keinginan mahasiswanya. Tak hanya itu, bahkan dekan selaku pimpinan tertinggi juga turut hadir membersamai teman-teman mahasiswa.
Hal ini terbukti berhasil, melihat bagaimana ramainya penonton yang hadir. Bahkan tak hanya mahasiswa, dari kalangan dosen, staff hingga satpam pun juga duduk bersama sembari melihat timnas kesayangan.
Tak hanya itu, penulis juga mengharapkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNRI tentu saja dapat menginisiasi kegiatan ini. Apakah teman-teman tak ingin seperti kampus sebelah? Seperti UNP hadir dengan Nobar ataupun BEM UNAIR yang juga turut mengadakan nobar.
Padahal menurut penulis, dengan kehadiran kegiatan nobar yang diadakan oleh UNRI tentu saja memberikan feedback sendiri. Terutama pada hubungan antara dosen dan mahasiswa. Bila sebelumnya hanya bertatap muka saat di kelas ataupun di kampus dalam suasana formal, sehingga menimbulkan kesan segan. Dan memberikan bentuk suatu batasan.
Mungkin saja dengan setelah nobar, cairnya suasana antara dosen dan mahasiswa lebih ada. Sehingga batasan tersebut tak terlalu curam. Terlebih mungkin dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa ataupun dosen untuk saling dekat. Semoga, saat Indonesia kontra Iraq yang akan diadakan hari ini Kamis (02/05) UNRI dapat taja kegiatan nobar.
Bukannya lebih mudah menjadi dekat saat memiliki hobi yang sama?
Penulis: Afrilla Yobi (Mahasiswa Agroteknologi 2021)
*Rubrik opini, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Bahana dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke email bahanaur@gmail.com