Ketika banyak Usaha Menengah Kecil Mikro atau UMKM bertahan hanya dengan promosi dari mulut ke mulut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata atau Kukerta MBKM Universitas Riau hadir dengan pendekatan berbeda. Mereka membawa keterampilan digital yang mampu mengangkat potensi usaha kecil di Kelurahan Limbungan Baru.
Program ini bukan sekadar formalitas Kukerta. Dengan membuat video promosi, memperbarui kemasan, hingga memasang spanduk, mahasiswa membuktikan bahwa usaha kecil bisa naik kelas ketika dipromosikan dengan cara yang tepat.
Berapa banyak konten promosi yang dibutuhkan untuk membangkitkan sebuah usaha kecil? Jawabannya bervariasi, tergantung seberapa jauh usaha tersebut ingin dikenal. Namun bagi Bu Citra, pemilik Kedai Cawan, satu video promosi saja sudah membuat pelanggan berdatangan ke kedainya esok hari.
Kedai Cawan: Awal Perjumpaan yang Berbuah Kolaborasi
Bagi Bu Citra, pemilik Kedai Cawan, kehadiran mahasiswa awalnya hanyalah untuk tinggal sementara. Ia tidak menduga rumahnya akan menjadi titik awal perubahan bagi usahanya yang berdiri sejak 18 Februari 2022.
Bu Citra awalnya tak menyangka rumahnya akan menjadi tempat tinggal mahasiswa Kukerta. Ia hanya ingin membantu menyediakan ruang. Namun, silaturahmi itu berbuah kerja. Kedai kecilnya justru menjadi salah satu sasaran program promosi UMKM.
“Awalnya saya tidak tahu soal program ini. Anak-anak Kukerta datang ke RW [RW 11 Limbungan Baru] kami dan mencari tempat tinggal. Dari situ lahirlah komunikasi, lalu mereka mulai bantu usaha saya,” kenang Bu Citra.
Hasilnya segera terasa. “Keesokan harinya setelah video diposting, pelanggan langsung bertambah. Orang-orang jadi tahu ada Kedai Cawan di sini,” tambahnya.
Materi yang didapat dari penyuluhan UMKM yang dilaksanakan oleh mahasiswa Kukerta Limbungan Baru sangat berdampak bagi sebagian besar pemilik UMKM yang menghadiri acara tersebut. Salah satunya adalah Bu Citra, menurutnya materi yang diberikan saat penyuluhan sangat bermanfaat, utamanya pada bagian promosi. Ilmu yang didapat akan diterapkan secara berkelanjutan untuk mengembangkan usaha Kedai Cawan miliknya.
“InsyaAllah iya. Apa yang sudah diajarkan tentu akan saya coba terapkan, terutama dalam promosi.” Ujarnya.
Roti Canai Zahra: Peralihan dari Promosi Manual ke Digital
Cerita serupa datang dari Bu Yani, pemilik Roti Canai Zahra, usaha kuliner yang telah berdiri sekitar enam tahun. Namun, jejak bisnisnya sudah dimulai sejak 2007, ketika ia menjual roti jala dan kue basah. Kini, bolu kemojo, roti canai, dan lemper ayam menjadi menu andalannya.
Sebelum ada bantuan dari mahasiswa, semua ia lakukan sendiri. “Dari membeli bahan, memasak, mempromosikan, sampai mengantar pesanan, semua saya kerjakan sendiri,” ucapnya.
Namun, kehadiran mahasiswa membawa angin segar. “Mereka buatkan video review makanan, desain spanduk baru, dan mengenalkan cara promosi lewat TikTok. Sebelumnya saya cuma pakai Instagram. Sekarang sudah coba ke TikTok juga,” katanya.
Dampaknya langsung terasa. Promosi yang lebih rapi dan menarik membawa pelanggan baru. “Alhamdulillah, saya merasa usaha ini semakin dikenal. Kehadiran mahasiswa ini sangat membantu,” tambah Bu Yani.
Selain mengikuti program kerja yang dilakukan mahasiswa Kukerta, Bu Yani sering mengundang mahasiswa untuk diskusi bersama di kediamannya. Hasilnya, diskusi tersebut memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bisnis UMKM. “Adik-adik Mahasiswa banyak memberikan ide dan pendapat di bagian keuangan tentang bagaimana cara mengelola keuangan yang baik dan desain packaging terbaru” Jelasnya.
Empat Program Utama, Satu Tujuan Besar
Ketua KKN Limbungan Baru, Josua Saputra Surbakti, menjelaskan bahwa kehadiran timnya berawal dari pengamatan terhadap potensi UMKM setempat. “Kami melihat banyak usaha yang produknya bagus, tapi promosinya masih minim. Kalau produk tidak dikenal, sulit berkembang,” jelasnya.
Dari hasil survei dengan RT/RW, tim menyusun empat program kerja utama:
- Pendataan UMKM
Melakukan kunjungan ke rumah warga untuk mendata jenis usaha yang ada, sehingga program promosi bisa tepat sasaran.
- Penyuluhan UMKM
Memberikan pengetahuan dasar tentang pemasaran digital, pencatatan keuangan, hingga cara mendaftarkan usaha di Google Maps.
- Pembuatan Konten Promosi
Membuat video, foto produk, hingga publikasi di media sosial. Konten ini dirancang untuk menarik perhatian pelanggan baru dan meningkatkan citra usaha.
- Pemasangan Spanduk
Memberikan identitas visual bagi UMKM yang belum memiliki spanduk atau spanduknya sudah usang, agar lebih mudah dikenali masyarakat sekitar.
Program ini tidak hanya memberi pengetahuan baru, tetapi juga membawa hasil konkret. Kedai Cawan merasakan peningkatan kunjungan setelah video promosinya dipublikasikan. Roti Canai Zahra mencatat bertambahnya pelanggan baru setelah spanduk baru dipasang dan promosi digital dilakukan. Sementara Bu Yani menambahkan, “Sekarang saya tahu cara promosi yang lebih menarik. Ada tambahan pelanggan, ada pembaruan kemasan, dan usaha jadi terasa lebih profesional.”
Menurut Josua, tantangan terbesar terletak pada penjadwalan. “Pemilik UMKM punya aktivitas padat. Kami harus pintar-pintar menyesuaikan waktu agar semua program bisa berjalan,” jelasnya. Pembagian peran di antara 12 mahasiswa juga dilakukan dengan rapi. Ada yang membuat naskah video, ada yang jadi model, ada yang mengedit, dan ada yang memasang spanduk. Semua berkontribusi sesuai kemampuan masing-masing.
Meski program ini berlangsung selama masa Kukerta, Josua berharap hasilnya bisa berkelanjutan. “Kami ingin UMKM di sini lebih melek teknologi dan berani mengembangkan usahanya. Beberapa usaha bahkan punya potensi besar untuk diperluas, seperti makanan khas Melayu,” katanya.
Bu Citra dan Bu Yani pun menyampaikan doa dan harapan bagi para mahasiswa. “Semoga sukses kuliahnya, dan kalau nanti buka usaha, bisa berkembang luas. Yang penting saling mendukung, karena rezeki sudah diatur oleh Allah,” ucap Bu Yani.
Kukerta MBKM di Limbungan Baru membuktikan bahwa program pengabdian masyarakat bisa melahirkan dampak nyata. Bukan hanya laporan kegiatan, melainkan cerita bagaimana generasi muda ikut menggerakkan ekonomi lokal. Dari Kedai Cawan hingga Roti Canai Zahra, semuanya merasakan satu hal usaha kecil mereka kini punya nyawa baru. Bukan sekadar bertahan, tetapi siap melangkah lebih jauh.
Penulis: Tutiarna Grace Vanny Hutabarat, Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Riau
*Rubrik advetorial, penulis bertanggung jawab atas keseluruhan isi. Bahana dibebaskan atas tuntutan apapun. Silakan kirim opini Anda ke email bahanaur@gmail.com

