Perjalanan Sapiens dari Hidup Nomaden hingga Sains Modern

Oleh: Agus Alfinanda

Homo Sapiens merupakan kelompok mamalia yang  memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan istilah biologi terhadap manusia modern saat ini.

Hewan-hewan yang sangat mirip manusia modern muncul pertama kali diperkirakan sekitar 2,5 juta tahun yang lalu di Afrika Timur. Peneliti menyebutnya Australophitecus, yang berarti kera selatan. Kemunculan hewan-hewan tersebut hanya bertahan hingga 10.000 tahun terakhir.

Sapiens merupakan satu-satunya spesies dari genus homo yang tersisa. Sapiens sendiri diperkirakan ada sejak 100.000 tahun terakhir.

Menurut Yuval Noah, ada tiga Revolusi penting dalam membentuk jalannya sejarah Sapiens hingga sekarang, yaitu : Revolusi Kognitif, Revolusi Pertanian dan Revolusi Sains.

Revolusi Kognitif dimulai sekitar 70.000 tahun silam. Ini ditandai dengan kemunculan cara-cara baru berpikir dan berkomunikasi.

Peneliti percaya bahwa mutasi-mutasi genetik tanpa sengaja mengubah sambungan-sambungan di dalam otak Sapiens, memungkinkan mereka berfikir dengan cara-cara yang tak pernah ada sebelumnya dan berkomunikasi menggunakan jenis bahasa yang sepenuhnya baru.

Dengan komunikasi yang baik, Sapiens dapat membuat kelompok yang lebih besar dibandingkan kelompok homo lainnya. Hal inilah yang membuat Sapiens masih bertahan hingga saat ini. Sementara saudara sapiens, seperti homo erectus, homo neanderthalensis punah sejak 10.000 tahun terakhir.

Kedua, Revolusi Pertanian. Di masa ini, Sapiens mulai meninggalkan kegiatan berburu dalam memenuhi kebutuhan makanan mereka.

Revolusi ini dimulai sekitar 9500-8500 SM ketika Sapiens mulai mengenal kegiatan menebar biji, menyirami tanaman dan menggiring domba ke padang subur. Transisi ini bermula di wilayah perbukitan Turki Tenggara, Iran Barat dan Masyrik.

Orang-orang Nathuf di Masyrik menyadari mereka bisa mencapai hasil yang jauh lebih baik  dengan menanam bulir padi di dalam tanah, ketimbang menebarkannya di permukaan tanah. Maka mereka mulai mencangkul dan membajak, menyiangi, mengairi dan memupuk ladang. Selain itu mereka juga harus melindungi ladang dari parasit.

Semakin banyak upaya dalam membudidaya padi-padian, semakin sedikit waktu untuk memburu. Sapiens pun memilih menjadi petani.

Revolusi ini mempengaruhi cara hidup manusia sepenuhnya. Sebelumnya hewan yang diburu dikumpulkan dan dibawa ke gua tempat sapiens bermukim. Ketika persediaan hasil buruan mulai habis, sapiens kembali ke alam liar dan melakukan perburuan.

Ketika suatu kawanan pemburu-pengumpul terdesak oleh pesaing yang lebih kuat, mereka akan pindah dari gua-gua yang mereka tempati.

Namun setelah sapiens mulai menjadi petani, timbul kesadaran akan menjaga lahan pertanian.

Sapiens keluar dari gua dan mulai menciptakan permukiman yang tidak jauh dari tempat mereka bercocok tanam. Shelter dan rumah hadir sebagai pengganti perlindungan terhadap angin, hujan, panas dan hewan liar.

Para petani akan memilih bertahan jika diserang kelompok lain, daripada pindah seperti pemburu pengumpul. Petani akan mempertahankan lahan dan hasil pertanian mereka sampai darah penghabisan. Jika pindah berarti menyerahkan rumah, ladang dan hasil ternak kepada lawan.

Lalu muncul lah apa yang kita sebut saat ini sebagai desa. Suatu permukiman yang sebagian besar penduduknya bergantung kepada hasil pertanian, perkebunan maupun peternakan. Ini merupakan cikal bakal adanya permukiman. Dari permukiman ini muncul lah kota-kota, kerajaan dan imperium.

Ketiga, Revolusi Sains. Revolusi ini dimulai sekitar 1500 M yang ditandai dengan imperium yang meningkatkan kemampuan dengan berinvestasi ke penelitian sains.

Sebelum 1500 M, Imperialis sudah mengalokasikan dana untuk pendidikan dan beasiswa, pendidikannya secara umum adalah mempertahankan kemampuan yang ada, bukan memperoleh kemampuan baru.

Dua peristiwa besar yang dianggap puncak revolusi sains adalah uji coba bom atom pertama Amerika di Alamagordo, New Mexico pada 1945 dan perjalanan ke bulan tahun 1969.

Revolusi Sains didominasi oleh negara di belahan Eropa. Meski Sains berutang besar pada tradisi sains kuno macam Yunani klasik, Tiongkok, India dan dunia islam, namun ciri uniknya baru mulai terbentuk pada zaman modern awal, bergandengan tangan dengan perluasan Imperium Spanyol, Portugal, Britania, Prancis, Rusia dan Belanda.

Orang-orang Arab menaklukkan Mesir,Spanyol, atau India tidak untuk menemukan sesuatu yang baru. Orang-orang Romawi, Mongol dan Aztek melakukan perluasan wilayah baru tujuannya bukan mencari pengetahuan, tapi kekuasaan dan kekayaan.

Sementara itu, Imperialis Eropa bertolak ke negeri-negeri jauh dengan harapan memperoleh pengetahuan dan wilayah baru.

Dalam setiap pelayarannya ke berbagai penjuru dunia, kapal tidak hanya diisi oleh awak kapal maupun tentara, tetapi juga diisi oleh para ilmuan. Seperti Ilmuan Biologi, Fisika, Astronomi dan sebagainya.

Pada akhirnya, Kemajuan Sains dan Teknologi juga melahirkan revolusi baru, yang kita kenal dengan Revolusi Industri. Revolusi ini membuka cara-cara baru untuk mengubah energi dan menghasilkan barang, sehingga sangat membebaskan manusia dari ketergantungannya akan ekosistem di sekelilingnya. Sapiens mulai tidak terpengaruh oleh alam, mereka justru semakin tunduk pada dikte industri dan pemerintah modern.

Atas nama Industri dan Ekonomi, kondisi alam kerap diabaikan. Bencana alam berupa banjir, longsor, musnahnya spesies langka karena habitatnya mulai rusak sering terjadi di berbagai tempat.

Untuk menuliskan sejarah singkat umat manusia, Yuval menulis dengan banyak literatur. Di setiap revolusi yang ada, Yuval selalu menerangkan momen-momen penting sebagai contoh di berbagai belahan dunia.

Dalam buku ini, Yuval juga mengungkapkan kritisannya kepada kondisi sapiens saat ini. Lingkungan, Produksi Makanan, Kota, Imperium telah dikuasai oleh Sapiens. Kemajuan Sains dan Teknologi juga cukup pesat. Tapi itu masih belum bisa menurunkan tingkat penderitaan di dunia.

Sifat Sapiens yang tidak pernah puas hanya mencari kenyamanan dan penghiburan bagi sapiens sendiri. Sementara itu, hewan-hewan lain punah dan lingkungan rusak oleh ketidakpuasan sapiens itu sendiri.

Judul Buku: Sapiens, Riwayat Singkat Umat Manusia

Penulis: Yuval Noah Harari

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun terbit: 2017

Ukuran : 500 halaman