Aksi Tolak Kenaikan BBM : Kalau DPRD Ingkar, Demo Lagi

Massa aksi dari Universitas Riau kembali sesaki Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau pada Kamis (8/9). Para pengguna almamater biru langit itu teriakkan tuntutan yang sebelumnya sudah dilayangkan pada aksi 26 Agustus silam.

“Satu aksi, bukan basa-basi,” lantang Sandi Purwanto selaku Advokasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNRI.

Enam permasalahan dan tujuh tuntutan menjadi ultimatum dari mahasiswa. Kibaran bendera, poster, hingga baliho dihadirkan jadi atribut demo hari itu.

Demo diramaikan dengan nyanyian mars mahasiswa, sembari berjalan di Jalan SM Amin, sebagai titik kumpul awal. Kemudian bersama-sama mereka menuju Area Gobah, menjemput mahasiswa lainnya.

Hingga massa sampai ke titik tuju, Gedung DPRD. Mobil bertulis Indonesia Gawat Darurat, jadi pemandu alur jalan. Gandengan tangan diperkuat antar massa, tunjukkan rasa perlawanan pada aparat polisi.

Kibaran bendera kelembagaan dan merah putih pun tak dibiarkan berhenti bergelebar. Penyampaian orasi pun bergilir dilakukan. Hingga jarum jam tunjuk angka 16.12, Ketua DPRD yakni Yulisman keluar.

Yuditya, gubernur Fakultas Ekonomi dan Bisnis keluhkan masalah kini. Meningkatnya harga BBM  selama masa Joko Widodo sebanyak enam kali disindirnya.

Tak tertinggal, Robby selaku gubernur Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ungkapkan ketidaksejateraan masyarakat akibat kenaikan harga yang melonjak.

“Dalam pembukaan Undang-Undang 1945, dikatakan bahwa pemerintah negara melindungi segenap Bangsa Indonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Apa nya yang sejahtera?” tanya Robby di orasinya. Satu langkah ke depan, ia ajak para massa maju dan kuatkan barisan.

“Reformasi,” teriak dari massa.

Tak lama dari itu, Yulisman kembali masuk ke dalam. Hal ini membuat para massa hendak bergerak ikut serta. Tidak semudah demikian, polisi gandengan tangan dan kuatkan barisan untuk beri larangan pada para massa. Sorakan ‘Huu’ pun dilayangkan pada aparat di depan gerbang.

Orasi masih tetap disampaikan, tiba-tiba minuman gelas terlempar depan. Para polisi terkejut, Khoirul selaku Kordinasi Lapangan minta para aksi tidak ada yang memprovokasi dan terpengarui jalannya demo.

Saatnya giliran Presiden Mahasiswa UNRI sampaikan suara. Kaharudin ungkap kekecewaannya yang tak dapat masuk ke dalam. Ia minta ketua DPRD kembali keluar. Dan katakan akan hitung hingga tiga puluh. Jika tidak keluar, para aksi akan masuk paksa ke dalam.

Belum selesai itungan, ketua DPRD ditemani dua dewannya penuhi permintaan untuk keluar dan naik ke atas mobil. Dua dewan yang ikut serta yakni Zulkifri Indra dan Mardianto Manaf. Kahar bacakan tuntutannya, didengar pula oleh mereka dan para massa.

Yulisman ungkapkan, bahwasannya tuntutan miliki mekanisme. “Semuanya ada mekanisme, kita harus taat dengan mekanisme,” ujar Yulisman yang langsung disoraki oleh para massa. Dengar hal ini, tanggapan dari ketua DPRD itu langsung dibantah.

Para massa minta Yulisman untuk sampaikan tuntutan ke Jakarta, dengan tenggat waktu tanggal 9 September pukul 10.00. Hal ini juga harus dibuktikan dengan pengunggahan bukti ke website humas DPRD Riau.

Tambah Kahar, apabila tuntutan tak dilakukan akan dilakukan kembali aksi demonstrasi tanggal 24 mendatang dalam peringati hari tani, di dalam gedung DPRD.  Aksi demonstrasi itu berakhir pukul 17.35, tanpa ada tanggapan dari Yulisman.

“Akan ada demo kembali jika DPRD tidak tepati janjinya,” kata Kahar dalam wawancaranya.

Aksi berakhir ditutup doa dan pengutipan sampah plastik di jalanan.

 

Reporter : Zacky Desrian Alvis dan Erwin Hamonangan

Editor : Ellya Syafriani