Mahasiswa Universitas Riau yang mendaftar Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Tematik pada tahun ini meningkat drastis. Sejak pendaftaran dibuka 7 hingga tutup 15 Februari lalu. Tercatat sebanyak 213 proposal masuk di laman resmi milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat atau LPPM UNRI. Lppm.unri.ac.id.
“Sekarang animonya tinggi. Hampir tiga kali lipat dari tahun lalu,†kata Evi Nadhifah Prihatini, Kepala Bagian Tata Usaha LPPM di ruangannya.
Sedangkan tahun lalu, hanya 74 proposal yang masuk. Kesemuanya lolos dan didanai Rp. 2,5 juta. Sebab tak sesuai target yang ditetapkan oleh LPPM yakni seratus proposal. Program ini baru dimulai tahun lalu.
LPPM juga mematok seratus yang akan didanai di tahun ini. Persaingan antar kelompok pengusul juga semakin kompetitif. “Bahkan satu desa saja ada delapan proposal yang masuk,†ujar Evi. Namun ia tak mau menyebut desa mana saja yang dimaksud.
Dari 213 proposal itu, delapan diantaranya gugur. Dikarenakan mengunggah proposal melewati batas waktu yang ditetapkan.
Proposal yang masuk selanjutnya akan diulas oleh tim reviewers. Mereka beranggotakan dosen yang ditunjuk menjadi Koordinator Wilayah. Yustina, Koordinator Pusat Pengembangan Kukerta, katakan nantinya akan ada satu reviewer memeriksa 20 proposal lalu diurutkan sesuai peringkat dengan kriteria nilai tertinggi.
Kriteria nilai meliputi isi, format, kesesuaian isi dengan lokasi, kesesuaian anggota tim dengan prosedur yang telah ditentukan.
“Contohnya, jumlah fakultas mempengaruhi kelulusan. Proposal bagus, isinya sesuai dengan potensi desa tapi anggota kelompok tidak memenuhi syarat 5 fakultas berbeda akan sangat berpengaruh ke penilaian,†ujar Yustina. Hal ini dapat menggugurkan kelompok yang ikut Kukerta Tematik.
Yustina lanjutkan soal proposal yang menumpuk pada satu desa hanya akan diambil satu yang terbaik. Namun, jika kuota 100 proposal yang dibiayai belum terpenuhi masih ada dua alternatif akan diberikan.
Pertama kelompok Kukerta dipanggil dan mengganti desa. Kedua tetap dinyatakan gugur. Selanjutnya ikut program Kukerta regular. “Ini belum pasti juga sih. Soalnya belum kami rapatkan,†katanya.
Sementara untuk proposal Kukerta Tematik yang lolos akan diumumkan awal Maret nanti. Kelompok yang lolos diharuskan merevisi proposal sesuai catatan yang diberikan tim reviewers. Seperti penyesuaian Rencana Anggaran dan Biaya yang melebihi besaran dana.
Sebelumnya, LPPM merekrut Kordinator Wilayah atau Korwil untuk setingkat kabupaten pada 4 Februari 2019. Lalu lima hari kemudian diadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk penetapan Koordinator wilayah yang jumlahnya ada 10 orang. FGD adalah suatu bentuk diskusi informal yang terfokus dalam suatu grup untuk membahas masalah tertentu dalam hal ini persoalan Kukerta.
Korwil yang telah ditetapkan akan memiliki berbagai tanggung jawab meliputi pelaksaaan dan pembekalan lokasi kukerta, sebagai penghubung bagi mahasiswa Kukerta dengan menjalankan fungsi organisasi bertingkat secara sistematis, sebagai reviewer proposal Kukerta tematik pada wilayahnya dan berkoordinasi dengan DPL.
Setelah Korwil ditetapkan, 11-15 Februari dilakukan survei ke berbagai desa yang akan jadi lokasi Kukerta. Senin siang, 18 Februari diakan rapat evaluasi survei lokasi kukerta tematik. Berdasarkan data dari catatan Yustina setelah rapat, ada beberapa hal terkait pemetaan lokasi.
Di Kabupaten Meranti terkendala dengan tidak cukup waktu selama empat hari karena faktor geografis wilayah seperti transportasi antar pulau. Kecamatan Mandah, Indragiri hilir tidak direkomendasikan camat dikarenakan jarak dan juga faktor geografis wilayah. Untuk Kandis dan Minas tidak disurvei karena tidak cukup waktu selama tiga hari, serta di Rupat utara, Kabupaten Bengkalis perlu adanya survei lanjutan yang membutuhkan hari tambahan. Selanjutnya akan dilaksanakan rapat koordinasi tentang pembekalan DPL.
Update (19/2/2019) pukul 8.45.
Hasil rapat koordinasi kukerta pada Senin tgl 18 Feb 2019, pukul 11.00 sd 13.00.
Tim Korwil Kukerta:
1. Setia putra, MH.(Kuantan Singingi dan Kampar Kiri)
2. Hendra Taufik, M.Sc (Kepulauan Meranti)
3. Dr. Sri endang kornita (Rokan Hulu dan Kampar Kanan)
4. Dra. Silvia Yenti, M.Si (Siak dan Pelalawan)
5. Jumili Arianto,MH (Indragiri Hulu)
6. Dr. Herman, M.Si.(Indragiri Hilir dan Indragiri Hulu)
7. Mayarni , M.Si (Rokan Hulu dan Kampar Kanan)
8. Hendar Sudrajad, M.Pd.(Kuantan Singingi dan Kampar Kiri).
9. Dr. Syapsan, M.Si (Rokan Hilir).
10. dr. Laode Burhanuddin, M.Kes (Bengkalis).
Kesimpulan Hasil rapat:
1.Hasil survey tanggal 11 sampai 15 Februari 2019. Ada 8 kabupaten sudah selesai, sisanya dua kabupaten belum ada data. Akan menyusul pada 18 hingga 21 Februari 2019.
2. Anggota Korwil Siak, Pelalawan dan Korwil Rokan Hulu diganti karena tidak memenuhi kriteria.Untuk pengganti diminta ketua korwil mengajukan anggotanya dalam waktu dua hari ( 19 hingga 20 Februari).
3. Direncanakan Korwil untuk mengulas proposal (format penilaian dan file proposal menyusul tanggal 20 Februari 2019 melalui online /WA).
4. Direncanakan rapat pembekalan DPL minggu depan.
Reporter : Haby Frisco dan Dicky Pangindra
Editor : Eko Permadi