Kampanye Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Riau Tahun 2024 ditutup dengan Kampanye Dialogis, Dialog dan Debat. Kegiatan ini hadir dengan empat mosi untuk Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa (Cawapresma) Universitas Riau (Unri), Senin (25/11).
Mosi pertama membahas perihal respons serta sikap kedua pasangan calon (paslon) mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Unri. Ego Prayogo selaku Capres 01 mengatakan bahwa tentunya mereka tidak akan tinggal diam terkait hal itu. “Sebelum mengambil keputusan, seharusnya dilihat terlebih dahulu golongan mahasiswa,” ujar Ego menanggapi.
Tidak hanya kandidat 01, Pasangan Rivaldo-Syed dari kandidat 02 juga menyepakati bahwa setiap mahasiswa berasal dari golongan yang berbeda. Setiap golongan berhak atas pendidikan, sehingga mereka dengan keras menolak UKT yang tinggi.
Berlanjut ke mosi kedua yang membahas tentang pergerakan mahasiswa. Capresma 02 Rivaldo mengatakan bahwa mereka akan melihat seluruh yang ada di Unri dari bawah ke atas dan begitu pula sebaliknya. “Agar seluruh mahasiswa paham dengan kondisi nasional, sehingga mereka bisa bergerak maju,” ucap Rivaldo singgung soal tujuan.
Kemudian, mosi ketiga membahas tentang keputusan mengenai jam malam. Pasangan 01 mengatakan bahwa hal ini perlu diperhatikan. “Waktu ini benar-benar berharga bagi beberapa fakultas, seperti untuk melaksanakan praktikum maupun belajar hingga malam,” ucap Ego.
Menanggapi hal itu, kandidat 02 memberikan sanggahan. Mereka mengatakan bahwa terkait jam malam perlu memperhatikan dua perspektif. Seperti kemampuan satuan pengamanan untuk meningkatkan pengamanan di Unri. Meskipun demikian, mereka tetap menyetujui perihal berharganya waktu bagi beberapa fakultas.
Selanjutnya, mosi terakhir membahas tentang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri dan BEM yang ada di Riau. Pasangan 02 menyatakan bahwa perlu adanya kolaborasi antara sesama BEM yang ada di Riau.
“Untuk menyalurkan aspirasi, kita perlu bergerak bersama. Sehingga masyarakat di Riau berpikir bahwa mahasiswa di Riau masih peduli dan solid,” ujar Rivaldo.
Master of ceremony (MC) mempersilahkan kepada mahasiswa yang hadir untuk mengajukan pertanyaan kepada kedua paslon.
Kesempatan pertama didapatkan oleh Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Muhammad Rezal. Dia melemparkan pertanyaannya kepada kandidat 01.
Menurut Rezal, Unri tidak luput dari yang namanya permasalahan. Baik permasalahan terkait UKT, pelecehan seksual dan sebagainya. Sehingga Rezal pun penasaran apa langkah strategis dan bagaimana pergerakan yang dilakukan oleh mereka untuk mengatasi hal ini.
“Kami akan menghadirkan ruang-ruang diskusi nantinya, bukan hanya menunggu saja di BEM Unri, tapi kami akan langsung turun ke lapangan,” ujar Ego.
Pernyataan Ego diperkuat oleh Brian Bimasanda selaku Capresma. “Kita titik fokus pada permasalahannya dulu. Kalau permasalahannya terkait pelecehan seksual, maka kita bisa membawa permasalahan tersebut ke satgas,” ujarnya.
Pasangan 02 juga mendapatkan pertanyaan dari Mahasiswa FKIP Ryan Zulyansyah. Ryan bertanya terkait salah satu misi dari kandidat 02 yang sempat menarik perhatiannya, yaitu perihal menyelesaikan permasalahan mahasiswa apatis.
Menurut pendapatnya, rendahnya minat organisasi oleh mahasiswa karena adanya pandangan bahwa organisasi mahasiswa hanyalah wadah atau tempat yang untuk kepentingan kelompok tertentu.
“Bagaimana teknik, mekanismenya di lapangan dan cara memberikan perasaan percaya kepada mahasiswa apatis tersebut?” tanya Ryan.
Muhammad Rivaldo kandidat 02 menjawab, “salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menawarkan program-program yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Program tersebut harus memiliki guna atau manfaat agar tepat sasaran.”
Pernyataan tersebut ditimpali oleh Syed Fajar Yusferry selaku kandidat pasangan 02 yang menyatakan bahwa, “hadirnya visi misi kami itu berdasarkan keluh kesah dari mahasiswa Unri, bukan karena satu golongan tertentu.”
Syed pun mengatakan bahwa siapapun Capres dan Cawapres yang terpilih nantinya, mereka berdiri untuk mahasiswa Unri. Bukan untuk golongan, bukan hanya kelembagaan, tetapi untuk seluruh mahasiswa Unri.
Kandidat 01 kembali mendapatkan pertanyaan dari salah satu Mahasiswa Fakultas Perikanan (FPk) Aqiel Musyaffa Alkhair. Dia menjelaskan tentang keadaan yang terjadi di FPk sekarang, kelembagaan di fakultas itu dalam kondisi kosongnya pemimpin.
Sehingga Aqiel pun mempertanyakan langkah konkrit dan cara yang akan mereka lakukan untuk membereskan hal tersebut agar tidak terjadi di fakultas lain. “Sesuai visi misi kami tentunya, langsung turun. Tak boleh dibiarkan hal seperti ini terjadi,” tegas Ego.
Ego menyatakan bahwa ia sempat berkunjung ke sana. Duduk bersama bupati-bupati yang ada di FPk dan membicarakan hal tersebut. Sehingga, itu menjadi catatan sekaligus amanah baginya untuk mengatasi permasalahan ini.
Setelah mendengar jawaban dari Ego, Aqiel menutup sesi pertanyaan dengan menyatakan harapan. Dia berharap siapapun yang terpilih nantinya, harus memegang amanah Presma dan Wapresma Unri untuk turun ke fakultas-fakultas lain.
“Jangan hanya ketika pemilihan seperti ini baru teman-teman datang. Tapi ketika sudah terpilih nanti teman-teman lupa sama apa yang harus diselesaikan,” ujar Aqiel.
Penulis: Sherly Ananda
Editor: Fitriana Anggraini