“OK OCE adalah gerakan sosial penciptaan lapangan kerja berbasis kewirausahaan. Kita ingin membantu bangsa ini dalam permasalahan sosial yang ada, yaitu pengangguran.” Hal ini ditegaskan Iim Rusyami, Ketua Umum OK OCE dalam diskusi Membangun Intelektual Wirausaha Milenial yang Menyenangkan dan Berkelanjutan di Era Pandemi Covid-19, Kamis (01/10).
Diskusi dibuka pukul 12.30 oleh Fikri El Aziz selaku Direktur Kewilayahan OK OCE yang mengambil tempat sebagai moderator.
Iim mengatakan untuk menciptakan kemandirian dalam berwirausaha, OK OCE sudah bekerjasama dengan kurang lebih 15 pemerintah provinsi dan 20 lebih kerjasama terjalin dengan kampus.
Hematnya, peran kampus merdeka di kegiatan wirausaha menjadi titik fokus yang ingin dikembangkan OK OCE Indonesia.
Survei oleh Global Entrepreneurship Index (GEI) pada 2018 menyebutkan wirausaha di Indonesia menempati peringkat 94 dari 137 negara. Tak hanya itu, survei lain dari data riset IDN Research Institute pada 2019 menunjukkan angka 69,1% milenial di Indonesia memiliki harapan untuk berwirausaha.
“Lulusan universitas yang menganggur itu semakin naik, dari tahun 2017 ke tahun 2019 naik 25%,” tegas Iim.
Lebih lanjut, adanya kurikulum 7 Tahap OK OCE Prima (TOP) saat krisis Covid-19 diharapkan mampu menciptakan wirausahawan mandiri. Tahap dimulai dari pendaftaran, pelatihan secara online. Selanjutnya pendampingan, perizinan, serta pemasaran. Lalu pencatatan keuangan dan terakhir permodalan.
Aras Mulyadi selaku Rektor Universitas Riau menyambut ini sebagai momentum dalam mengembangkan karakter anak bangsa, terkhusus mahasiswa UNRI di tengah diskusi yang berlangsung. Tak hanya itu, hadirnya Aras juga untuk penandatangan MoU kerjasama OK OCE dengan UNRI.
“Dengan ini saya berharap agar dapat mengimplementasikan niat-niat yang baik untuk kewirausahaan mahasiswa UNRI serta masyarakatnya,” tuturnya.
Sandiaga S. Uno selaku pendiri OK OCE turut bergabung dalam diskusi yang diikuti 216 peserta. Ia menceritakan sedikit pengalaman hidupnya yang lahir di Riau tepatnya Kecamatan Rumbai. Hal ini memicu keinginan untuk membangun Riau sebagai bentuk cinta.
“Lalu bagaimana langkah yang diterapkan wirausahawan di tengah wabah Covid-19 agar tetap lancar dan seberapa besar jumlah kontribusi usaha milenial dalam menopang perekonomian di situasi ini?” tanya Abu Hanifah, mahasiswa Fakultas Teknik UNRI.
Berdasarkan data OK OCE, kata Sandiaga terdapat 47 % Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang terpaksa harus tutup secara temporer atau mulai secara permanen. Salah satunya usaha milenial ada di level 20%.
“Jadi kita berharap mulai bangkit dan milenial harus pro aktif dan menciptakan terobosan inovasi.”
Menurutnya, kehadiran OK OCE diharapkan mampu mengembangkan fashion produk atau jasa yang menyenangkan sehingga wirausahawan menikmati pekerjaan yang dikerjakan.
“Aspek digitalisasi juga tidak boleh terlewatkan dalam setiap usaha,” tutupnya.
Penulis : Juanito Stevanus
Editor : Firlia Nouratama