Sejak awal Oktober Perpustakaan Universitas Riau (Unri) mulai menambah dan renovasi gedungnya. Tepatnya di lantai satu yang kini mencapai tahap penyelesaian. Ruangan itu alih fungsi, sebelumnya tempat penyerahan tugas akhir dan laporan kinerja dosen.
“Kita ubah menjadi ruangan diskusi tertutup,” jelas Kepala Sub Bagian Tata Usaha Evi Susanti, Jumat (20/12).
Perpustakaan menambah dua ruangan dengan kapasitas yang berbeda. Ada yang bisa menampung lima orang dan sepuluh orang. Kedua ruangan bisa digunakan untuk sivitas akademika. Namun ruangan tersebut belum bisa digunakan karena fasilitasnya masih nihil.

“Kita hanya sampai pada proses rehabilitas saja, untuk pengisian fasilitas kemungkinan tahun depan karena anggaran kita hanya untuk rehabilitas ruangan saja,” jelasnya
Saat ini Unri juga melakukan pembangunan Gedung Perpustakaan Utama Universitas atau University Main Library, bagian dari Proyek AKSI-ADB. Bakal gedung ini bersebelahan dengan Perpustakaan Unri.
Baca juga: Megaproyek di Binawidya
Kata Evi, meski bakal ada gedung baru, tetap melakukan renovasi karena kebutuhan mahasiswa. Kebutuhan ini cukup mendesak dan kebetulan ada dana.
“Kita sudah lama menunggu [gedung baru] dan kalau pun selesai, fasilitas juga belum tentu langsung ada. Mungkin bisa setahun kemudian, ” jelasnya.
Calon Gedung Perpustakaan Utama itu lebih fokus untuk digitalisasi dan layanan komputer. Gedung tiga lantai itu, memiliki banyak ruangan diskusi. Setiap lantai memiliki kegunaan yang berbeda, bahkan akan ada kafe.
Lantai pertama digunakan untuk ruangan multimedia, lalu lantai dua ada kantor dan kafe. Serta lantai tertinggi sebagai ruang pertemuan.
“Kalau ga salah, untuk luas (Perpustakaan Utama) sama saja, hanya beda tingkat lantai dan model koridornya,” tutur Evi. Kemungkinan juga ada penambahan karyawan pada gedung baru, tergantung dari pimpinan.
Renovasi ini tak menggunakan tender sebab dana yang digunakan kurang dari Rp 200 juta. Pun cukup dengan tenaga pekerja dari Unri.
Pengunjung perpustakaan Aria Fitra mendukung renovasi perpustakaan. “Dengan adanya ruang diskusi dapat membuka pikiran mahasiswa untuk sering diskusi di Perpustakaan daripada di Kafe,” harap mahasiswa Pertanian itu.
“Kami tentunya sangat berterima kasih kepada pihak Rektorat terkait dukungan dalam rehabilitas ruangan perpustakaan ini. Karena rehab ini memang untuk kebutuhan mahasiswa dan kami juga berharap kedepannya bisa digunakan semaksimal mungkin,” tutup Evi.
Oleh: Bastian Felix Hutagaol
Editor: Najha Nabilla