Kamis (9/4), Mahasiswa Jurusan Kehutanan yang tergabung dalam Forestry Student Club (FSC) Fakultas Pertanian Universitas Riau (Faperta UR) adakan Kajian SYLVA. Mengusung tema Masih Adakah Gajah Sumatera Tahun 2020? Mulai pukul satu siang di Aula Dekanat Faperta UR. Peserta dikhususkan bagi seluruh mahasiswa kehutanan UR.

Acara juga dihadiri oleh dosen Faperta UR, mahasiswa kehutanan Universitas Lancang Kuning, dan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UR. Tercatat sekitar 200 peserta.

Datangkan pemateri, Ir. Kemal Amas, MSc selaku Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau jelaskan fungsi BKSDA dalam kawasan konservasi. Ia ungkapkan berkurangnya luas hutan di Riau merupakan salah satu penyebab laju kepunahan gajah sumatera. “Kami sudah berupaya untuk melindungi dan lestarikan gajah dengan sistem investarisasi populasi gajah, pengelolaan habitat, dan pengolahan gajah captive,” ungkapnya. Ia juga berpesan bahwa mahasiswa sebagai masyarakat intelektual dapat berperan serta dalam melindungi dan melestarikan gajah.

Pemateri kedua, Wisnhu Sukmantoro dari Lembaga Swadaya Masyarakat World Widelife Fund ( LSM WWF) Program Riau. Jelaskan tentang ekologi dan konservasi gajah sumatera di Provinsi Riau. Peran WWF, sebutnya memantau, melakukan upaya serta mengevaluasi semua masalah dalam konservasi gajah yang ada. Wisnu katakan, bukan tentang kepunahan yang harus kita perhatikan tapi bagaimana kita selalu berinovatif dalam melindungi gajah sumatera.

AKBP.Fadillah Zulkarnaen, SIK,SH sebagai Polda Riau jadi pemateri ketiga. Paparkan tentang penegakan hukum di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Ia katakan, saat ini pihak Polda sedang menangani kasus pemburuan gajah illegal yang marak terjadi. “Ada 50 kasus pemburuan gajah illegal ini, namun hanya dua kasus yang dapat kami proses karena kurangnya bukti,” ungkap Fadillah. Menurutnya, menangani kasus ini tidak mudah karena ketidakjelasan informasi gajah, sebab korban merupakan satwa. Maka pihak Polda selalu berkoordinasi dengan pihak BKSDA, LSM, dan tokoh masyarakat.

Pemateri terakhir, Nur Suhada perwakilan Mahasiswa Kehutanan UR. Sampaikan peran mahasiswa dalam konservasi gajah secara lestari. Ia ungkapkan, mahasiswa sangat tertarik dan berkeinginan besar melindungi dan melestarikan gajah. Ia juga berharap agar keinginan tersebut di dukung oleh semua lapisan, seperti Polda, BKSDA, dan LSM. “Hendaknya lembaga yang berperan dalam hal ini dapat mengikutsertakan mahasiswa dalam setiap kegiatan,” ucapnya.

Acara ini di adakan karena maraknya pemburuan gajah saat ini. “Seperti yang kita ketahui bahwa populasi gajah semakin tahun menurun, dengan cara ini setidaknya mahasiswa kehutanan tahu tentang masalah gajah tersebut, dan berperan penting dalam konservasi hewan,” ungkap Bucika Parta Gezali selaku Ketua Panitia. Ia juga berharap agar setelah acara ini mahasiswa kehutanan khususnya dapat mengawasi tentang konflik gajah ini.

“Acaranya sangat menambah wawasan. Tahu kedepannya bagaimana agar konflik gajah dapat berkurang,” ungkap Suprian Syahrizal. Ia juga katakan sebagai mahasiswa kehutanan wajib tahu akan hal ini. (*25)